PROLOG

10.2K 1.3K 385
                                    

*Happy Reading*

***
**
*

Changbin merentangkan kedua tangannya ke atas untuk meregangkan otot kakunya. Mata Changbin berlari ke arah jarum jam dinding yang menggantung di atas pintu masuk ruang dosen.

Jam 8.37 malam.

Pantas saja jika hanya tinggal Changbin yang masih didalam kantor akibat terlalu asik berkutat dengan laptop dan berkas-berkas lapiran skripsi mahasiswa bimbingannya yang akan ia serahkan lusa. Ah, jangan lupakan juga setumpuk tugas mingguan mahasiswa semester 3 yang masih ia anggurkan.

Sepertinya Changbin harus bekerja ekstra hari ini. Tapi bukan disini. Sendirian. Di ruang dosen yang sebentar lagi akan di tutup oleh satpam.

"Loh, mas Changbin lembur lagi?"

Benar, kan?

Seperti dugaan Changbin. Pak Pram, satpam jaga malam yang biasanya bertugas mengunci pintu ruang dosen akhirnya datang. Dan akhirnya, Changbin harus membawa semua pekerjaanya untuk ia selesaikan dirumah.

"Iya nih, pak. Tapi udah mau pulang kok ini. Capek juga lama-lama ngerjain di sini" Changbin terkekeh hambar diikuti pak Pram.

"Mas Changbin ini hampir setiap hari lembur, apa ndak dicari pacarnya, toh?" Goda satpam paruh baya itu, dengan logat Jogja kentalnya.

"Ck, ngeledek lagi nih, pak Pram?" Decak Changbin pura-pura kesal.

"Hehe, makanya mas Changbin cari pendamping dong, biar nggak saya ledekin terus setiap hari" pak Pram terkekeh geli melihat wajah kusut Changbin yang makin kusut.

"Nanti lah pak kalo udah waktunya. Lagian saya masih baru setahun jadi dosen. Mau seneng-seneng dulu lah, menikmati hasil jerih payah sambil nabung" balas Changbin mengelak.

"Jangan lupa mas!" Pak Pram mengunci pintu ruang dosen setelah Changbin dengan setumpuk pekerjaannya telah keluar dari ruangan.

"Jangan lupa apa pak?" Tanya Changbin yamg masih menunggu ucapan pak Pram. Tak sopan jika ia langsung pergi sebelum pak Pram menyelesaikan ucapannya.

"Jangan lupa, cari jodohnya juga! Hahaha" pak Pram terkekeh puas setelah menggoda dosen muda disampingnya yang makin merengut.

"Awas aja ya pak, kalo sampai nanti saya punya gandengan, saya mau pamer sama bapak!" Ucap Changbin tak mau kalah.

"Loh, ya, saya dengan senang hati dipamerin, mas" ucap santai pak Pram.

"Yaudah, saya mau keliling dulu, mau nyari calon istri buat dipamerin ke pak Pram" pamit Changbin yang mulai melangkah pergi meninggalkan pak Pram yang masih terkekeh geli.

"Cari yang cantik mas!" Teriak pak Pram yang masih di dengar Changbin dari tangga lantai dua.

Changbin menggelengkan kepalanya. Pak Pram memang selalu begitu. Selalu senang menggodanya. Mungkin dengan cara itu pula ia bisa akrab dengan satpam itu. Bahkan tak jarang juga Changbin ditemani pak Pram saat lembur.

"Si bapak, dikira gampang apa nyari pendamping yang pas. Lagian buat apa juga nyari pendamping sekarang kalau masih enak-enaknya nikmatin hasil kerja keras" gumam Changbin sendiri yang kini melangkahkan kakinya ke parkiran mobil.

Changbin membuka kunci pintu mobil putihnya lalu memasukan berkas di tangannya dan tas kerjanya di bangku samping kemudi. Setelahnya, Changbin mulai menghidupkan mesin mobil untuk membawanya pulang ke flat sederhananya.

"Hm, kayaknya beli ayam geprek enak nih" gumam Changbin yang mulai membawa mobilnya keluar gerbang kampusnya.

Mobil Changbin melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota Jogja yang masih ramai. Ah, benar juga, ini kan malam minggu. Tentu saja jalanan lebih ramai dari biasanya.

Om?! {END🍬}Where stories live. Discover now