Sudah dua hari Dalia menunggu jawaban dari tempat Lia melamar pekerjaan tempo hari, rasa cemas mulai menyelimuti Dalia dan pikiran Dalia hanya dipenuhi dengan satu pertanyaan ‘Bagaimana jika tidak diterima?’
Tok tok tok!
“Lia,” panggil Alex seraya mengetuk pintu kamar Lia.
“Bentar, Lia bukain pintu.”
“Lia, temenin gue jalan yuk?” ajak Alex sedetik setelah pintu kamar Dalia terbuka.
“Ini udah malem kak, besok aja ya.”
“Yaelah baru juga jam sembilan, ayo temenin gue cari makan.”
“Emang kakak belom makan ya?”
“Belom, kan gak ada yang dimakan. Toh mami lagi nemenin papi di Eropa jadi gak ada yang masak.”
“Kak Dinda?”
“Tadi dia ijin mau nginep dirumah Sherly, ayo temenin gue cari makan.”
“Mau cari makan kemana?”
“Taman Anggrek aja.”
“Kok malah ke mall? Katanya cari makan?”
“Udah, ayok kesana ... laper nih, jangan bawel mulu napa”
“Yaudah tunggu bentar.”
Dengan cepat Dalia langsung menganti piyamanya dengan celana kulot warna hitam di padu dengan baju crop polos warna pink dengan rambut hitamnya yang di kucir ekor kuda dan polesan tipis Lip Tint di bibirnya memberi kesan simple but perfect pada diri Dalia. tak lupa Dalia juga menyemprotkan parfum beraroma Vanila kesukaanya. Setelah dirasa cukup Dalia segera turun kebawah.
“Kak udah siap nih.”
“Yaudah ayok.”
“ente kagak ganti baju pak?”
“Kagak.”
“Seriusan? Lo mau nge-mall tapi cuma pake kolor sama kaos oblong gitu?”
“Iya, udah ayok.”
“Gue malu,” Dalia menutup mukanya dengan kedua telapak tangan “Gue udah dandan sampai cantik mentok sedangkan abang gue kayak orang bangun tidur gitu?”
“Dek Lia, dengerin kalimat berikut dengan seksama. Gue itu mau pake apa aja tetep keren, jadi lo gak usah malu.”
Memang benar apa yang dikatakan Alex, jenis pakaian apa pun yang ia kenakan selalu terlihat cocok di badanya. Jadi wajar jika Alex banyak disukai oleh mahasiswi-mahasiswi di tempat dia kuliah. Setelah tiga puluh menit perjalanan akhirnya mereka sampai di Mall Taman Anggrek .
“Kak, temenin Lia ke Guardian dulu, masker Lia habis.”
“Kan tadi niatnya mau cari makan neng?”
“Sekalian kak, mumpung sampe sini.”
“Yaudah ayuk.”
Sesampainya di Guardian, mata Dalia langsung menyapu seluruh ruangan hanya untuk mencari rak masker langganannya, Dalia memang tidak suka berdandan tapi dia suka merawat wajahnya. Paling mentok Dalia hanya memakai masker seminggu dua kali, kalau sedang berpergian paling Cuma pakai Lip Tint itu pun juga tipis, Dalia tidak pernah memakai bedak karna wajahnya memang sudah putih alami sejak lahir.
“Jackpot! Akhirnya ketemu juga,” mata Dalia berbinar ketika menemukan rak yang dia cari “Omegad lagi ada diskon.”
“Udah buruan ambil,” Alex nampak tidak sabar “Keburu laper nih.”
“Yang Variant Stroberi harga normal enam belas ribu di diskon jadi lima belas limaratus, kalo yang Bluberi dari enam belas ribu jadi lima belas seratus,” Dalia membaca detail harga yang tertera sambil membanding-bandingkannya. “Kak Alex, kira-kira Lia harus beli yang mana ya?”
“Yang mangga aja tuh, pasti aromanya sedep.”
“Gak ah, yang mangga gak ada diskon.”
“Selisih harganya tipis Lia, cuma selisih limaratus perak.”
“Kita harus hemat,” kata Dalia seraya membaca kandungan yang terdapat pada kedua Fruitmask tadi. “Yang Bluberi ada anti oksidannya yang stroberi juga sama ... ah Lia pusing mau pilih yang mana.”
“Lama deh,” Alex langsung mengambil semua varian Fruitmask “Nih gue ambilin semua variant, biar lo gak bosen pas pakenya.”
“Kebanyakan ini mah,” kata Dalia seraya hendak mengembalikan masker yang di ambil Alex tadi.
“Yuk bayar,” kata Alex seraya merebut masker yang hendak di kembalikan Dalia.
“Kak,” suara Dalia terdengar jauh di belakang.
“Apa?” Alex berjalan mundur menghampiri Dalia.
“Beli sabun cumuk dulu.”
“Cumuk? Apaan tu?”
“Cuci muka kak,” tanpa menunggu persetujuan Alex, Dalia langsung mengambil dua Ponds Mineral Clay “Ayuk kak, kita bayar.”
Sesampainya di kasir Alex langsung menaruh semua belanjaan Dalia tadi.
“Mbak, ada sheetmask yang gambarnya BTS?” tanya Dalia kepada kasir.
“Ada, mau berapa biar saya ambilkan.”
“Satunya berapa mbak?”
“Satunya duapuluh satu ribu.”
“Beli 2 mbak.”
“Oke, tunggu sebentar.”
“langsung di total aja mbak.” pinta Alex.
“Fruitmask nya sepuluh, Ponds nya dua sama Sheetmasknya dua. Total jadi 270.400 ada potongan dari Fruitmask sebesar 7.000 jadi total bayar 263.400.”
“Ini mbak,” Alex menyerahkan tiga lembar uang seratus ribuan.
“Kembalinya 36.600, trimakasih.”
“Wih dibayarin, makasih kak maaf jajanku kebanyakan.”
“Iya, santai aja ini gak seberapa di banding Dinda.”
“Emang kak Dinda kalo jajan banyak?”
“Kalo Dinda mah gak banyak lagi, tapi banyak banget, dia kalo belanja maunya satu toko di borong semua hahaha.”
“Hahaha kakak bisa aja.”
“Burger king yuk?”
“Boleh.”
Sesampainya di tempat yang mereka tuju mereka langsung memesan makanan kesukaan mereka yaitu Double Chesse burger ditemani french fries dan segelas cola dingin menjadi santapan mereka malam itu.
“Eh, lo kok gak pernah cerita ke gue sih tentang gimana sekolah lo, cowok yang lo suka, sahabat lo, sama keseharian lo selama lo ngekos?” Alex bertanya di sela-sela aktivitas mengunyahnya.
“Apa yang mau diceritain? Sekolah seperti biasa gak ada kendala dan nilai gue selalu diatas rata-rata semua, kalo masalah cowok ada satu yang gue suka tapi malah tu cowok suka sama sahabat gue dan sahabat gue sekarang udah jadian sama cowok yang gue suka dan gue jadi gak suka sama cowok.”
Uhukk ... uhuk!
“Minum kak,” Dalia menyodorkan segelas Cola ke Alex.
“Emang kisah lo klise banget, tapi masak iya gara-gara itu lo sampe gak suka lagi sama cowok?”
“Kakak gak tau ceritanya sih.”
“Makanya lo cerita dong.”
“Kak Dinda udah tau semua, jadi gakada yang perlu di ceritain lagi”
“Yaudah gak usah cerita, masalalu biar jadi masalalu.”
Dret... dreeet!
“Kak, hp lo ada notif tuh dari Ig.”
“Paling cuma notif like sama follow doang.”
“Enggak kak, coba deh lo liat dulu.”
“Iya deh,” Alex membuka ponselnya dan membuka notifikasi yang memenuhi layar ponselnya tapi mata Alex terhenti di satu DM “Lia, gue yakin habis ini lo bakal triak.”
“Emang ada apa? Kok kakak yakin kalo Lia bakal triak?”
“Ada kabar gembira.”
“Apa?”
“Kulit manggis kini ada esktraknya.”
“Kak Alex serius dong!”
“Hehehe maaf-maaf, kabar baiknya lo kerima kerja.”
“Yang bener?” pertanyaan Dalia hanya dijawab anggukan pasti dari Alex, “Yeayyyy! Hurayyy!”
“Tukan, lo triak,” kata Alex “Tapi besuk lo harus di uji coba dulu selama sehari, kalo lo bisa lo baru resmi di trima.”
“Iya, gapapa Lia pasti ditrima”
“Besok lo harus dateng pagi, jam 7.”
“No problem.”
“Yaudah, habisin makanan lo, habis itu kita pulang.”
“oke.”
-----------------------------------------------------
Kepanjangan ya ceritanya?
Ditunggu Vote dan komennya yahh💕
