lima

1.1K 122 11
                                    

Hujan sangat indah ya.

Hujan menyampaikan rindu.

Menutupi luka.

Menghapus kesedihan.

Karena itu aku selalu menyukai hujan.

Mama bilang kalau aku rindu dengannya aku tinggal menunggu hujan dan menjulurkan tanganku.

Menggapai air hujan, merasakannya.

Aku selalu merasa tenang.

Hujan adalah teman terbaik untukku.

.

.

.

.

.

.

Matahari sudah berganti tahta dengan bulan, langit yang cerah terganti oleh gelapnya malam.

Seorang laki-laki dengan pakaian formal kantor sedang duduk di bangku kebesarannya.

Dengan komputer yang masih menyala, lengan baju yang digulung kesiku,dia melepaskan kacamatanya.
"Hah,kapan pekerjaan ini akan selesai?!."monolognya.

Drrtt
Drrtt
Drrtt

Ekor matanya mengerling, melihat siapa yang menelfonnya.

Tapi baru beberapa saat dia menyentuh benda persegi panjang dan pipih itu,dia meletakkannya kembali kemeja saat melihat nomor yang tidak dikenal.

Lama getaran itu tidak berhenti,sehingga dia muak dan mengangkatnya.

"Halo. " dengan nada yang datar.

"Halo tuan selamat malam, maaf sebelumnya mengganggu, saya disini hanya ingin mengabarkan bahwa ada pasien yang bernama Yukina Takahashi apa benar dia keluarga anda?kalau benar adanya sekarang gadis itu sedang dalam keadaan
kritis."

"APA? JANGAN BERCANDA!."dengan suara yang naik beberapa oktaf lelaki itu bertanya.

"Maaf tuan saya sedang tidak bercanda, kalau benar gadis itu adalah keluarga anda datanglah kerumah sakit Shibuya. "

"Baiklah."

Sembari memijit keningnya yang serasa pening,lelaki itu bergegas keluar dari kantor dan menuju mobilnya.

.

.

.

.

.

.

"Hei petapa mesum,apakah setelah ini kita akan kembali ke konoha?. "tanya seorang remaja berambut pirang jabrik.

"Tentu saja!."
Si peria berambut putih panjang menjawab.

"Hah,seperti apa ya konoha setelah tiga tahun aku pergi?. "

Dengan muka memelas remaja itu berucap sambil memakan ramen yang ada dihadapannya.

"HAHAHAH. "tawa menggelegar memenuhi seisi kedai membuat beberapa pengunjung takut.

"Kau tidak perlu takut naruto pasti semuanya tidak ada yang berubah!. "
Setelah menghentikan tawanya dia menjawab.

Si remaja memasang pose berpikir,dengan tangan ada di atas rambutnya.
"Ah aku penasaran bagaimana ya wajah nenek tsunade?. "

"Wajahnya akan tetap sama dia akan selalu cantik dan tentu saja seksi!."
Wajah mesum di perlihatkan pria berambut putih panjang itu.

.

.

.

.

.

.

Dengan berlari seorang pria menghampiri suster yang melewarinya untuk menanyakan dimana ruangan operasi.

"Permisi,dimana ruangan operasi?. " tanyanya.

"Tuan hanya tinggal luruh saja
disana."menggerakkan tangannya kedepan."kalau ada belokkan antara kiri dan kanan, tuan hanya tinggal belok kiri dan sampai. "lanjutnya.

"Terimakasih. "

Dengan informasi yang diterimanya ia langsung berlari,menuju kesana.

Saat sampai lampu masih menunjukkan warna merah, tanda kalau masih ada yang menjalani operasi.

Sorot matanya berpindah melihat seorang remaja laki-laki sedang duduk termenung disana memakai pakaian sekolah yang sama dengan anaknya.

Tanpa sadar kakinya ia langkahkan mendekati remaja itu.

"Kenapa kau disini.? "tanyanya setelah mendudukkan bokongnya ke kursi yang disediakan.

Mengalihkan pandangannya dari sepatu menghadap seseorang yang duduk disampingnya.

"Aku...menunggu temanku,dia sedang dioperasi sekarang, orang tuanya tidak bisa dihubungi jadi... Aku yang bertanggung jawab."jawabnya dengan suara bergetar.

Menepuk pundak remaja itu,laki-laki tadi membalas.
"Aku sudah disini kau bisa pulang sekarang, dan terimakasih."

Wajahnya terlihat terkejut, tapi didetik berikutnya dia merubahnya kembali.
"Syukurlah,tapi... Aku tidak bisa pulang sebelum memastikan keadaannya."

"Hah baiklah."

Setelah percakapan itu,keadaan kembali seperti semula hening.

"Siapa namamu?. "

.

"Zen...Takahiro Zen. "



.

.

.

.

.

.

.

Jangan lupa tinggalin jejak.
See you 💕

Komik [|Naruto Shippuden|]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang