1

847 34 1
                                    

“Selamat pagi Ana!!! Bangun uy tidur mulu, aku call call dari kemarin kok ga di angkat sih?” ucap leo sambil menggoyang goyangkan pundak Ana yang masi mengantuk.

“Eh lu ngapain si? Terus kemaren kemana coba? Pake nge bentak bentak gue, ngambek ah gue” kata Ana sambil mengucek ngucek matanya.

“Maapin Leo dong Ana, jangan gitu, maaf ya Na, oh iya kemarin pulang duluan karna disuru bunda pulang karna ada perlu. Ehehe maap ya”

Dengan heran Ana menjawab “Lah terus siapa dong yang di Cafe sebrang toko buku kemarin?”
Dengan wajah terkejut Leo tidak bisa menjawab pertanyaan Ana tersebut.

Mau tidak mau, karna takut Ana marah Leo menceritakan apa yang terjadi. Walaupun memang dari awal ditinggalkan Leo itu Ana sudah marah.
“Mmm... Na kemarin itu, gue si mau izin sama lu buat ketemuan sama Lisa, tapi karna takut ngeganggu lu lagi milih buku, takut jadi salah pilih gitu... Maaa-”

Belum lagi sempat Leo mengatakan maaf yang terakhir kalinya, Ana pergi meninggalkan Leo untuk pergi kebawah.

“Goodmorning Claudiana Anyaprilia anak kesayangan bunda, eh udah siap ngobrol sama Leo?” ucap wanita paruh baya itu.

“Morn juga bun, apasih bun pagi-pagi dia yang bangunin ga suka tau.” ucap Ana kesal.

“Lah kemaren seneng-seneng aja tu kalo Leo yang bangunin, ciee lagi berantem ya? Ayahhh liat ni anak kita udah pande berantem aja sama pacarnya” kata bunda sambil bercanda

“Aduhh anak ayah udah besar ya, pagi -pagi udah disamperin, itu tuh mirip ayah, dulu ayah juga gitu nyamperin bunda” kata Satria Claud, lelaki yang memiliki kumis tipis dan memakai kacamata itu sambil mengenang masa masa muda bersama ibunda Ana.

“Ihh ayah bunda kok gitu si ganggu-ganggu Ana, see..” sempat ingin melanjutkan kata kata tersebut tiba-tiba Leo datang mengelus rambut Ana dan mengatakan “Lu apaansi kok gitu, mandi gih jalan kita”

“Mandi sana diajakin calon pacar tuh”, kata bunda menahan tawanya.

Mendengar kata 'calon pacar' seketika pipi Ana langsung berubah menjadi merah.

“Ih baper ihh ahahaa, langsung nge blushing gitu, udah ah cepet mandi bauk tau” kata Leo sambil tertawa.

***

Siang hari itu Leo mengajak Ana pergi nonton, layaknya seorang pacar, Leo menggandeng jari jari manis Ana itu.
Sebenarnya, Ana terkejut dengan sikap Leo yang tiba-tiba seperti ini. Bukannya tidak senang hanya saja ia merasakan apa yang dilakukan Leo kepadanya, ia berfikir bagaimana dengan Lisa? Pasti Lisa juga merasakan apa yang di rasakan Ana kemarin.

Ana melepas genggaman itu, dia pergi meninggalkan Leo tanpa meninggalkan satu kata pun padanya. Terlihat jelas Leo mengejar Ana yang berjalan dengan cepat.

“Naaa lo kenapa na? Kok tiba-tiba gini?” ucap Leo dengan perasaan gelisah.

“Gue lagi pengen sendiri, jangan ganggu gue ya, kalo mau pulang, yaudah pulang aja gapapa kok, ntar gue pulang naik Taxi aja ya, gausa bilang bunda sama ayah.” kata Ana sambil pergi meninggalkan Leo.

Siang itu terlihat panas terik, hingga didalam Mall yang besar itu pun terasa panas. Ana berencana pergi ketempat biasa ia membeli ice cream bersama teman-teman lamanya dulu.

Sesampainya disana, terlihat jelas perempuan berambut pirang, dengan di kucir satu. Sepertinya Ana pernah melihat perempuan tersebut. Dan ternyata benar, itu adalah Raxela Aline, teman sebangku nya saat ia duduk di Sekolah Menengah Pertama.

Berjuang SendiriTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon