bagian 29

4.5K 360 34
                                    

NORMAL POV

Pagi yang dingin telah berganti dengan siang yang panas, ini hari terakhir untuk melakukan pekerjaan sukarela, semua orang sibuk mengerjakan pekerjaan mereka masing-masing, mulai dari Sasuke yang menyiram kebun bersama Shikamaru, Hinata dan Gaara yang memetik banyak sayuran yang telah matang, dan Tenten serta Sakura yang menjaga ternak-ternak bersama Kurotsuchi.

Di dalam rumah Onoki, tepatnya di kamar Naruto, terlihat Naruto duduk di ranjangnya memasang wajah cemberut, di sampingnya Kiba yang juga memasang ekspresi yang sama.

"Kenapa Sasuke melarangku ikut bekerja? Aku kan juga ingin...."

Mendengar rengekan Naruto membuat Kiba menghela napas.

"Haahh....aku juga, Shikamaru juga melarangku ikut bekerja...."

Dari sisi manapun Naruto dan Kiba terlihat bosan, hanya duduk di ranjang membuat mereka merasa sangat-sangat bosan.

Kiba sengaja datang ke kamar Naruto untuk menemani si pirang itu karena bosan, tapu Naruto juga merasakan hal yang sama.

"Arrgghhh!!! Aku bosan!!" Teriak Naruto dengan frustasi.

"Berteriak seperti itu tidak membuat keadaan lebih baik, bagaimana kalau kita pergi ke halaman belakang saja?"

Naruto hanya mengangguk l mendengar ajakan sahabatnya itu.

Naruto pun beranjak dari ranjangnya dan membantu Kiba untuk berjalan karena kaki sahabatnya belum sembuh benar.

Keduanya mendudukan diri di kursi yang ada di halaman belakang itu.
Mata Naruto dan Kiba menatap kebun yang cukup luas itu sambil melihat Sasuke dan Shikamaru yang sedang menyirami sayuran.

"Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, Kiba."

Mendengar ucapan Naruto membuat Kiba penasaran.

"Apa itu?" Tanya Kiba sambil menatap Naruto.

"Pasti sulit untuk menyembunyikan perasaanmu pada Shikamaru."

"Hah? Tidak juga, aku selalu bisa menyembunyikanya."

Mendengar jawaban dari sahabatnya membuat Naruto terdiam.

"Kau tidak perlu memikirkan perasaanku, aku baik-baik saja." Lanjut Kiba saat melihat tatapan sedih Naruto.

"Tapi aku tahu kau merasakan kesedihan, matamu tidak pernah berbohong, Kiba."

Kiba sedikit terkejut mendengar ucapan Naruto.

"Apa terlihat begitu jelas?"

Nada suara Kiba berubah, begitu juga dengan dengan ekspersinya yang awalnya terlihat senang sedikit berubah sedih.

"Tidak, tidak begitu jelas. Mungkin hanya aku yang menyadarinya."

Puk!

Tangan Naruto memegang pundak Kiba dengan lembut.

"Apa yang membuatmu tetap menyembunyikan perasaanmu?" Tanya Naruto.

"Aku......aku hanya takut......"

"Apa maksudmu?"

Naruto kembali bertanya, Naruto hanya ingin tahu alasan sahabatnya itu.

"Aku cukup menyadari bahwa Shikamaru tidak akan membalas perasaanku, mungkin dia akan menolaknya."

Tatapan mata Kiba tertuju pada Shikamaru, baginya melihat Shikamaru dari dekat sebagai sahabat sudah cukup.

"Aku beruntung menjadi sahabatnya, aku tidak akan serakah dengan meminta lebih...."

menyakitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang