Mengenal Nabi Nuh a.s.

28 1 0
                                    

Diantara sekian banyak Nabi & Rasul yang pernah ada di sejarah peradaban manusia, Nabi Nuh adalah salah satu diantaranya yang sering diriwayatkan kisahnya dalam berbagai kitab dan peradaban di dunia tentu saja salah satunya dikarenakan kisah Banjir Besar yang melegenda. Namanya disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qur'an dan 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru[4]. Dan dalam kisah-kisah tersebut Nabi Nuh dikenal dengan banyak nama yaitu Nuh, Noah, Manu.

Dalam periwayatan agama Islam, Nabi Nuh merupakan Nabi keempat sesudah Nabi Adam, Nabi Syith (Seth) dan Nabi Idris. Nabi Nuh adalah putra Lamik bin Mutawasylah bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Ainusyi bin Syits bin Adam atau dengan kata lain keturunan kesembilan dari Nabi Adam melalui Nabi Syits (Seth) dan keturunan ketiga dari Nabi Idris a.s. Antara Nabi Adam dan Nabi Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642 tahun.

Dari Ibnu Abi Hatim: Abu Umamah mendengar seorang berkata kepada Nabi "Wahai Utusan Tuhan, apakah Adam seorang nabi?" Nabi Muhammad menjawab "Ya". Orang tersebut bertanya lagi: "Berapa Lama antaranya dengan Nuh?" maka Nabi Muhammad menjawab "sepuluh generasi".

Diperkirakan Nabi Nuh lahir dalam rentang waktu 126 sampai 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Penduduk yang diserunya dikenal dengan nama Banu Rasib. Ibnu Abbas menceritakan bahwa Nabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun (sekitar tahun 3650 SM). Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Nabi Nuh mengarungi banjir ketika berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir Nabi Nuh menjalani hidup selama 350 tahun. Menurut keyakinan sebagian sejarawan, ia lahir dan hidup di antara kota Nahrawain dan kota Kufah, wilayah Irak saat ini.

Sebelum lahirnya kaum Nabi Nuh, telah hidup lima orang saleh dari keturunan Nabi Adam yang tidak lain adalah kakek-kakek dari kaum Nabi Nuh. Nama-nama mereka adalah Wadd, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr, dengan Wadd adalah yang tertua dan yang paling saleh di antara mereka. Setelah kematian mereka, masyarakat membuat patung-patung dari mereka, dalam rangka menghormati mereka dan sebagai peringatan terhadap mereka. Kemudian seiring berlalunya waktu, lalu orang-orang yang memahat patung itu mati. Lalu datanglah anak-anak mereka, kemudian anak-anak itu mati, dan datanglah cucu-cucu mereka. Kemudian timbullah berbagai dongeng dan khurafat yang membelenggu akal manusia di mana disebutkan bahwa patung-patung itu memiliki kekuatan khusus hingga akhirnya kelima patung tersebut disembah oleh kaum Nabi Nuh.

Nama

Dari berbagai referensi, didapatkan banyak nama asli Nabi Nuh yaitu Abdul Ghafar, Abdul Malik, Abdul Ali. Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm.

Nama Nuh sendiri bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa Syam yang artinya "bersyukur" atau "selalu berterima kasih". Sementara secara bahasa Ibrani arti nama Nuh נֹחַ, נוֹחַ(Nōăḥ) adalah "hinggap", "menentramkan", "berhenti", atau "istirahat". Arti nama Nuh berdasarkan asal kata tersebut adalah "sabat", "istirahat", dan "penghiburan". Nabi Nuh pun terkenal dengan gelar Abdussyakur yang artinya "hamba (Allah) yang banyak bersyukur" serta syaikhul anbiya dikarenakan umurnya yang sangat panjang.

Keluarga

Nabi Nuh mempunyai istri bernama Wafilah, sedangkan beberapa sumber mengatakan nama istri Nabi Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil. Seidikit mirip, menurut tradisi Yahudi nama istri Nuh adalah Naama (atau Naamah), dan sebuah Midrash dari abad pertengahan, yang dikenal sebagai "Kitab Yasar" (Book of Jasher 5:15), juga menuliskan nama istri Nuh adalah Naamah, putri Henokh, sementara menurut Kitab Yobel (termasuk dalam kanon Gereja Ortodoks Ethiopia) namanya adalah Emzara.

Menurut Al-Qur'an, Nabi Nuh memiliki 4 anak laki-laki yaitu Kanʻān, Sem, Ham, dan Yafet, namun Alkitab hanya mencatat 3 anak laki-laki yaitu Sem, Ham, dan Yafet.

Jejak Peradaban NuhWhere stories live. Discover now