Seseorang berkeluh kesah seperti ini :
Kadang aku lelah. Dan kadang pula aku suka berfikir. Aku belajar mati-matian dari sore menjelang maghrib sampai malam. Aku membaca supaya besok ulangan aku bisa. Lalu esoknya ulangan dan aku kasihan aku kasih jawaban ke mereka tidak cuma satu atau dua, banyak. Bahkan ada yang Sampai selesai semua. Aku tau, semalam mereka tidak berjuang seperti ku. Ada yang bersuka ria, ada pula yang masa bodoh esok akan ada ulangan. Yang di otak mereka 'Toh ada aku'
Sekarang seperti ini
Kamu yang usaha, mereka yang akan tertawa lepas akhirnya.
Kamu yang akan di jatuhkan, mereka yg akan disanjung- sanjung nantinya.
Sekarang hanya sedikit manusia yang melihat usaha(proses). Kebanyakan sekarang melihat dari hasil yaitu Nilai.
Kalau hasil nya sempurna? Ya di mata nya 'orang ini telah usaha'.Lantas apa mereka yang kamu bantu akan melihatmu yg tulus membantunya?
Tidak sayang.Saya tau. Proses tidak akan mengkhianati hasil. Saya pun masih berpegang teguh kata itu. But, kadang aku juga berfikir, apa usaha selalu di lihat? Apa selalu di dibutuhkan? Terkadang usaha juga di pandang sebelah mata. Yang mereka butuhkan hanya nilai. Kalau begitu, bagaimana tidak ikut yang instan saja? Toh kejujuran tidak mempengaruhi nilai bukan?. *yang ingin cara instan, silahkan hubungi yang sudah belajar dari maghrib ketemu tengah malam!
**********
Ingat kamu ulangan butuh jawaban, bukan tokoh ' dia '
***********
-marz2001
KAMU SEDANG MEMBACA
X dan Y
RandomIni bukan novel ataupun cerita pendek. Ini hanyalah sebuah qoutes yang berbentuk sedikit percakapan (kata-kata yang dibuat seperti percakapan). Terkadang juga author buat hanya qoutes (tidak percakapan). Semua terinspirasi dari sesuatu yang terjadi...