Tanpa persetujuan dari gadis itu,pelayan itu langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk menyiapkan air hangat. Sedangkan Siona gadis itu masih diam dan terus berpikir kenapa dia bisa di sini karena kebanyakan melamun dia tak mengetahui pelayan tadi sudah berada di sebelahnya.

"Nona air hangat sudah siap, mari saya antar"

Gadis itu pun turun dari ranjang dan masuk ke dalam kamar mandi namun hendak di melepas piyama yang ia kenakan ia baru sadar masih ada orang di ruangan itu.

"Kok masih di sini"

Bukannya menjawab pertanyaan dari Siona pelayan itu malah menyunggingkan senyum Aneh satu kata yang Siona dapatkan.

"Keluar aja ya"

Suruh Siona yang langsung di angguki oleh pelayan itu.selang 15 menit Tutorial mandi pun terselesaikan.saat membuka pintu kaget,karena ada orang di depan pintu.

"Astaga, ngagetin deh"

"Maaf Nona, apa bila sudah selesai mari saya antar ke bawah untuk menemani tuan sarapan"

"Tuan tuan dan tuan siapa sih tuan Lo"

"Maaf nona saya tak bisa memberi tahu, biar nona yang mengenal sendiri"

"Nggak usah panggil nona, panggil aja Siona"

"Maaf nona tidak bisa,nanti jika tuan tau maka tuan akan marah besar"

"Tuan lagi tuan lagi, cape gue dengernya"
Tanpa menjawab dumelan dari Siona Pelayan itu berjalan menuju meja makan. Yang di ikuti oleh Siona. Siona duduk di depan seorang wanita paruh baya."gila makanan banyak amat,kucing gua aja udah ngep kalo makan sebanyak ini"
Dumelnya di dalam hati.

"Hai Sioana"
Sapa wanita paruh baya itu dengan senyuman dan ukuran tangan. Sang di sambut dengan ramah oleh Sioana.

"Bagaimana tidurmu nyenyak"

"Emmm,yah"
Jawab Siona canggung.

"Oh ya, Panggil saja aku Mama seperti anak - anakku yang lain"
Suruh wanita paruh baya itu. Tak lama kemudia ada seorang gadis dan dua orang pria datang dan duduk di meja makan yang satu di sebelah Siona.

"Hai Baby"
Sapa Pria di sebelahnya. Dan tanpa aba - aba langsung mengecup pipi Siona. Prakk satu tamparan mengenai pipi mulus pria itu.

"BERANI KAU" Teriak Pria itu lalu berdiri dan mencekal pergelangan tangan Sioan Sakit yang Siona rasakan.

"Lo yang berani, seenaknya nyium gue tanpa seizin gue dan gue nggak kenal sama Lo" Prakk satu tamparan mendarat di pipi mulus Sioana.

"Li jie siapa yang menyuruhmu seperti itu kepada perempuan" Teriakan dari seorang wanita paruh baya.

"Biar ibu yang mengobatinya"
Jauh ibunya namun di bantah oleh Li, tanpa sepatah kata pun Li membawa Siona ke dalam kamarnya Brakk suara pintu tertutup keras. Di dalam kamar Li mendudukkan Siona dengan kasar.

"Apa sebenarnya maumu"
Siona memberanikan diri untuk bertanya.

"Bukan urusanmu"
Jawaban singkat kuaar seri bibir Li. Dengan perlahan Li menyembuhkan pipi Siona yang ia tampar dengan handuk basah.

You Are Mine SIOANA Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz