Ridiculous • 11

4.8K 597 65
                                    

"Berhenti gadis nakal!" Tangan Madara dengan sigap langsung mencengkeram pergelangan tangan si kelinci.

Hinata langsung menarik napas jengkel. Tapi kemudian ia memutar bola matanya, "aku tidak nakal!"

Tubuh mereka terurai. Hinata tak bisa menahan rasa kecewanya. Padahal tinggal sedikit lagi.

Madara terkekeh. Melangkah menjauh dari perempuan ini demi kewarasan otaknya, sambil memasang kembali kancing kemejanya yang terbuka. "Kalau kau berkeliaran lagi dengan dandanan seperti itu, kupastikan kau tidak akan datang lagi ke tempat ini."

Hinata berdecak. "Apa itu ancaman?!"

Madara memasang senyum datarnya. Alis matanya naik sebelah. "Lanjutkan pekerjaanmu dan aku ingin kau menjawab semua pertanyaanku."

Hinata sudah tahu, kalau cepat atau lambat, ia akan ketahuan.

***


Madara sendiri heran, kenapa ia bisa tersenyum dengan mengamati gadis itu bergerak di dapurnya.

Madara sendiri heran, kenapa ia bisa tersenyum dengan mengamati gadis itu bergerak di dapurnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Rasanya aneh, tapi keanehan yang menyenangkan. Ia meraba dadanya. Ah... Sudah lama sekali semenjak rasa itu pertama kali datang.

Inikah puber kedua?
Madara bertanya-tanya.

Hinata berbalik dan meletakkan makanannya. Sempurna. Dan perempuan itu terlihat bangga dengan apa yang ia kerjakan.

Bahkan dengan cekatan gadis itu segera mencuci peralatan memasak di kitchen sink. Efisien. Kesukaan Madara kecuali sifat manja dan kekanakan.

Madara tak bisa membayangkan bahwa gadis ini akan keluar dari sini. Menebarkan kebahagiaan kepada orang lain, yang mungkin juga keponakannya dan menjadi menantu keluarga Uchiha dengan artian melenceng dari bayangannya.

Atau mungkin banyak lelaki muda yang berlomba mendapat perhatian dari perempuan ini. Madara tanpa sadar mengelus dagunya dan mengumpat ketika bakal janggut itu terasa kasar di tangannya.

Ia tua. Dan Hinata muda. Kelebihannya hanya satu; sekarang Hinata sedang menyukainya.

Cih, didengar dari manapun, memang terlihat putus asa kan?!

"Aku selesai. Jadi, Mada-san apa pertanyaanmu? Aku akan menjawab semuanya." Hinata tersenyum manis.

Sesuatu yang manis bisa berbahaya untuk kesehatan. Dan sebaiknya memang dihindari.

Madara mendesah lelah, "ada hubungan apa kau dengan Sasuke?"

Alis Hinata bertaut. 'Pertanyaan ini lagi?!' Ia membatin lelah. "Sebenarnya ada apa?"

"Kau memang tidak pernah kooperatif ya?!"

Hinata langsung meremas hotpantnya, "Ya tuhan, aku hanya bertanya." Gadis itu mengerucutkan bibirnya.

"Jawab saja."
"Kami hanya berteman."

"Aku tahu kau mantan Sasuke." Madara memandang lekat-lekat kelinci nakal ini yang telah berani berbohong padanya.

Hinata langsung mendongak dan membalas tatapan Madara yang menuduhnya. "Itu sudah lama sekali. Bahkan itu mungkin cinta monyet."

"Dan mengapa kau harus kerja di sini sementara kau punya cafe yang sedang hits?!"

"Hanya mencari sesuatu yang baru."

Madara mendengus, "pembohong. Aku tahu jawabannya bukan itu!"

Rahang Hinata terbuka. Apakah semua kodenya memang segamblang itu dan Madara seakan pura-pura tidak tahu? Atau dia saja yang berpikir lelaki ini butuh kejelasan.

Hinata melengos. Kesal sekaligus malu, "benar. Aku memang mendekatimu, apa kau puas?!"

Nah, apa Madara puas dengan jawaban yang membuatnya terkejut seperti itu?!

***TBC***

A/n:

Dikit aja ya. Ini cuma sisa mangga di gelas jus yang udah habis. Sayang kalau gak diseruput 😂😂😂.

Salam kecut,
Poochan.

RIDICULOUS (MADAHINA)Where stories live. Discover now