Wali Paidi 27 dan 28, Cukuplah Allah Bagiku

4.4K 25 0
                                    

Dengan ditemani kopi Wali Paidi duduk di teras langgar rumahnya, pagi itu Wali Paidi teringat dengan aktifitas salah satu putra kiai yang dikenalnya. Gus Abu Baradewa, Gus ini sangat low profil, pakaiannya sederhana dan itu2 saja gak pernah ganti, kaos oblong lusuh dan celana training. Bukan karena gak pernah ganti, tapi pakaiannya

yg bagus2 sering diberikan kepada orang lain, sampai adik2nya jengkel, khususnya adik perempuannya.

gus abu baradewa ini wajahnya biasa tapi sorot matanya ini sangat teduh dan terkesan sayu, banyak putri2 kiai yg jatuh hati padanya, wali paidi tersenyum sendiri ketika teringat peristiwa lucu gus abu baradewa ini, ketika gus abu ini dapat undangan resepsi manten salah satu putri kiai besar yg jg pernah jatuh hati padanya, adik2 perempuan gus abu ini kalang kabut, adik2nya ini kuatir nanti kalau kakaknya datang ke resepsi pernikahan dg pakaian yg biasa dipakainya tiap hari itu, sedang mereka kenal baik dan akrab dg ning yg punya hajat ini, dan dg inisiatif saudara2nya yg lain adik perempuannya ini membeli kemeja yg bagus buat kakaknya, kalau gak salah warna kemejanya ini biru langit, ketika memberikan kemeja kpd gus abu, adiknya ini mewanti-wanti supaya kakaknya memakai kemeja yg diberikannya.

acara resepsi akhirnya tiba, adik gus abu ini datang duluan ikut rewah atau mbiyodo ditempat acara, hatinya ketar ketir menunggu kakaknya datang, ketika rombongan kakaknya datang, adiknya ini lansung berlari, dilihatnya kakaknya duduk didepan dg memakai kemeja yg dibelikannya, adiknya ini jd lega dan tersenyum tenang, tapi alangkah kagetnya dia ketika melihat kakaknya ini turun dari mobil, kakaknya ini tetap memakai celana training kebesarannya…..

” wah…aduh…” ucap adiknya dg terbengong

wali paidi menyedot rokoknya, dia masih terkenang dg gus yg dikenalnya, gus abu baradewa, setiap pagi gus abu bara ini berkeliling melihat gubuk para santri abahnya, mengecek siapa yg sudah kehabisan beras, lalu gus abu bara ini akan mengambilkan beras dari ndalem, setelah memberi beras, gus abu ini berkeliling lagi, melihat tanamannya, ada bunga, obat herbal dll, dg telaten gus abu memeriksa satu demi satu, setelah beres, gus abu ini pergi ke ndalem mengambil jagung, memberi makan ayam dan puluhan burung dara.

para santri kadang gak tahu siapa yg ngasih beras, karena kebanyakan para santri tidurnya pagi sehabis dhuha’an, mereka sendiri terlalu tawakal jadi gak sempat ngecek berasnya habis apa tidak hehehe…. setelah semuanya beres, gus abu ini pergi kepasar diantar santri ndalem dg naik becak, mencari lauk pauk buat kepentingan para santri, selama diatas becak tidak henti-hentinya mendoakan orang yg ditemui dan dilewatinya, sampai dipasar gus abu baradewa ini masih terus melanjutkan doanya, setiap barang yg disentuhnya didoakannya, kalau belanjaan dirasa cukup, gus abu ini pulang dan mampir ke kios koran, membelikan koran buat adik2nya, tabloid masak dan fashion buat adik2 perempuannya, tabloid olahraga, koran politik dan ketatanegara’an buat adik2 lelakinya, tak lupa juga membeli bubuk kopi buat para tamu, setiap hari dan setiap habis dari pasar uangnya jg habis gak tersisa, kalau gak habis gus abu ini gak akan pulang sesampai dirumah gus abu ini istirahat sebentar, dan mulai menemui tamu sampai malam bahkan sampai malam hari.

tanpa disadari Allah memberi pelajaran melalui gus abu ini buat siapa saya yg mau bertafakur dan bermata hati, betapa manusia itu harus berusaha rahmatan lil alamin karena itu adalah salah satu tanda insan kamil…..

sosoknya yg jenaka dan lemah lembut bukan berarti gus abu ini gak sakti dan gak berani, tapi gus abu ini sudah mulai masuk pada konsep cukuplah Allah bagiku, dan gak ada perasaan was atau kuatir ttg Allah, dan gak ada perasaan takut terhadap apapun kecuali takut kpd Allah

pernah suatu ketika gus abu ini membela temannya, dan karena hal tsb, gus abu ini harus berhadapan dg 6 pendekar yg sudah kesuwur / mashur akan kesaktiannya, ketika berhadapan gus abu ini hanya mengacungkan tangannya, seketika itu 6 pendekar ini lumpuh gak bisa bergerak….

wali paidi menyedot rokoknya, dan berucap

” gusti…derek kulo gus abu baradewa alfatihah….

Sumber: Facebook.com

Bersambung: Wali Paidi 29


Tags: #Kisah Wali Paidi #Wali Paidi 27 #Wali Paidi 28

KISAH WALI PAIDI 1 - 40 (Full Episode)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang