Wali Paidi 11, Ditemui Nabi Khidir Lagi

6.4K 35 0
                                    

Anak buah gohell yg berjumlah tujuh orang ini lebih heran lagi melihat pemimpin mereka terduduk dan menangis tersedu-sedu dihadapan Wali Paidi, tanpa di komando mereka mendekati pimpinan mereka dan membuat pagar betis melingkari Wali Paidi dan Gohell. Mereka berdiri melingkar menutupi mereka supaya orang – orang tidak tahu kalau pimpinan mereka menangis, mereka malu kalau orang-orang melihat pimpinan mereka menangis. Masak pimpinan preman kok nangis…(he..he..he..)

Wali Paidi menepuk nepuk pundak Gohell, dan menariknya untuk berdiri lalu berkata :

“ Udah mas, aku sama sampeyan ini masih saudara jadi gak usah sungkan…” Gohell berdiri dan mengusap air matanya, kemudian merangkul Wali Paidi.

“ Makasih…Mas…” ucap Gohell kepada Wali Paidi.

Mereka lalu bersalaman di ikuti seluruh anak buah Gohell juga bersalaman kepada Wali Paidi. Suasana menjadi cair kembali,tidak lama kemudian suasana jadi akrab, seakan Wali Paidi dan gerombolan Gohell ini adalah teman yang sudah lama kenal, karena Wali Paidi ini pintar mengeluarkan joke-joke segar yang membuat Gohell dan anak buahnya tertawa terpingkal-pingkal

“ Ayo ngopi dulu Mas….” Ajak Gohell kepada Wali Paidi. “ Monggo…..” jawab Wali Paidi.

Mereka berdua dan seluruh anak buah Gohell menuju ke warung di pinggir jalan, setelah mengambil tempat duduk mereka memesan kopi, anak buah Gohell menunggu di luar warung.

“ Mas kalo bisa sampeyan berhenti malak orang, kasihan gurumu Mas…” ucap Wali Paidi.

“ Iya mas, saya akan berusaha mencari kerja yang bener, do’akan aja…” sahut Gohell

“ Jangan sampai perguruan sampeyan itu menjadi singkatan Perguruan Sakit Hati, gunakan kepandaian silatmu itu sebagai senam untuk kesehatan, itu yang cocok untuk jaman sekarang ini, beda dengan jaman ketika orang Islam masih punya musuh dulu, jangan belajar silat untuk mencari kesaktian atau untuk perisai diri.

Baca:  Wali Yang Tersembunyi

Karena perisai diri yang langsung dari Allah adalah shodaqoh, belajarlah silat hanya untuk kesehatan, maka kamu tidak akan mencari musuh atau dicari musuh…” kata Wali Paidi.

Sambil nyeruput kopinya Wali Paidi berkata lagi kepada Gohell.

“ Kalo belajar silat untuk mencari kesaktian atau kekuatan jadinya ya seperti ini, sesama saudara seperguruan tawur. Tidak rela melihat perguruan lain unjuk kekuatan, seperti kemarin terjadi penyerbuan terhadap konvoi perguruan kera sakti yang diduga dilakukan oleh perguruan lain”

“ Iya mas, memang aku dulu belajar ilmu silat untuk mencari kesatian / kekuatan , setelah lulus aku bingung gimana cara melihat kalau aku ini sudah kuat. Akhirnya aku mencari gara-gara supaya punya musuh dan keterusan sampai jadi seperti sekarang ini..”ucap Gohell sambil menunduk.

Setelah ngobrol-ngobrol yg cukup lama gohell ini akhirnya terbuka hatinya, mengerti tentang apa arti hidup ini, mengerti manusia itu tinggal menjalankan peran dari Allah, mengerti akan dirinya berperan sebagai apa dan menjalankan sebaik-baiknya peran trsebut, ada yg berperan sebagai ulama, guru, pedagang, petani dll, hanya ketaqwaan kepada Allah yg dinilai dari menjalankan peran tersebut

“ Trus sampeyan sekarang mau kemana “ Tanya Gohell kepada Wali Paidi.

“ Mau ke terminal “ jawab Wali Paidi singkat.

“ Hehehe..maksudku tujuan sampeyan dari terminal “ Tanya Gohell lagi.

“ Mau sowan kepada salah satu guruku…” jawab Wali Paidi.

“ Kalau begitu mari saya antar “ Gohell menawari Wali Paidi.

Baca:  Wali Paidi 17, Digoda Mulan Jameela

“ Baiklah, ayo…” ucap Wali Paidi.

Gohell mendekati pemilik warung dan menanyakan habis berapa semuanya, pemilik warung terdiam merasa heran dengan sikap Gohell. Karena biasanya Gohell ini kalau makan minum di warungnya tidak pernah bayar. Pemilik warung tersebut sangat gembira dengan perubahan sikap Gohell ini.

“ Udah gak usah bayar mas, anggap saja ini sebagai selamatan buat mas, selamatan kalau sampeyan telah terlahir kembali. Mudah-mudahan tobat sampeyan ini sebagai taubatan nasuha..”ucap pemilik warung kepada Gohell.

Setelah mengucapkan terimakasih Gohell mengantarkan Wali Paidi ke terminal, dalam perjalanan Gohell menanyakan perihal tentang orang –orang sholeh yang di ketahui Wali Paidi. Wali Paidi menceritakan dengan singkat perihal mereka. Tentang sifat dan kelebihan para orang-orang sholeh tersebut, tidak begitu lama akhirnya mereka sampai ke terminal. Gohell memanggil salah satu anak buahnya dan membisikkan sesuatu kepadanya,lalu anak buahnya itu pergi.

“ Jangan berangkat dulu mas,tunggu sebentar” kata Gohell kepada Wali Paidi

Tidak begitu lama anak buah Gohell itu datang sambil menyerahkan sesuatu kepada Gohell, lalu Gohell mendekati Wali Paidi dan menyerahkan sesuatu tersebut kepada Wali Paidi.

“ Ini mas tolong jangan ditolak “ucap Gohell kepada Wali Paidi.

Ternyata sesuatu tersebut didalamnya ada uang ribuan yg sebagian sudah kumal, dan ada 2atau 3 uang lima ribuan, Wali Paidi terkejut ketika menerima uang dari Gohell tersebut.

“ Jangan kuatir mas, itu bukan uang haram, itu uang sumbangan dari teman-teman , dan saya minta dengan sangat jangan ditolak“ jelas Gohell kepada Wali Paidi.

Wali Paidi menerima pemberian Gohell tersebut, setelah bersalaman Wali Paidi naik ke atas bus, masih banyak bangku kosong, Wali Paidi mencari tempat yang enak buat duduk, akhirnya Wali Paidi memilih tempat di tengah, setelah bus baru berjalan tampak pedagang rokok naik ke atas bus menjajakan dagangannya.

Ketika Wali Paidi hendak memanggilnya si pedagang tersebut sudah menghampiri Wali Paidi dan menyerahkan sebungkus rokok Dji Sam Soe dan berkata

“ Ini pemberian dari mas Gohell sebagai rasa terimakasih.”

Begitu juga dengan pedagang-pedagang yang lain, di dalam perjalanan mereka semua mengasihkan satu barang dagangannya kepada Wali Paidi atas nama Gohell, mulai penjual minuman sampai penjual kacang, bahkan penjual bollpoint dua ribu dapat 3 juga menyerahkan bollpointnya atas nama dan rasa terima kasih Gohell kepada Wali Paidi. Ketika Wali Paidi mau membayar karcis bus, pak kondektur juga membebaskan Wali Paidi atas nama Gohell juga, Wali Paidi hanya geleng-geleng kepala.

“ gendeng, Sholeh ini…..” bathin Wali Paidi tersenyum sambil teringat wajah Gohell sekitar dua jam perjalanan. Wali Paidi akhirnya sampai di sebuah kota yg dulunya adalah sebuah wilayah kerajaan Majapahit, Wali Paidi turun sambil membawa satu kresek besar yg berisi minuman dan makanan ringan pemberian dari pedagang-pedagang asongan di atas bus, baru melangkah turun dari bus Wali Paidi langsung dihampiri seorang gila yang berambut gimbal, orang gila tersebut langsung menarik – narik tas kresek Wali Paidi.

“ Di. .paidi…sini minuman dan makanan ini punyaku..” ucap orang gila tersebut, lalu ngeloyor pergi.

Wali Paidi membiarkan saja tas kreseknya direbut, dan dia hanya terus mengikuti orang gila tersebut karena dia penasaran, orang gila ini kok tahu namanya….
sumber: Facebook.com

KISAH WALI PAIDI 1 - 40 (Full Episode)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang