two

714 11 2
                                    


2

Aku tidak faham bagaimana Dia menuliskan takdir untukku dan untukmu

Namun yang kuketahui Dia takkan mengecewakan niat baik di hati setiap hambanya

Felyctia vientta kanandra

4 hari sudah aku tinggal di rumah Andi, semua keluarga andi sangat welcome bahkan mereka sudah menganggap aku seperti keluarga sendiri. Saat ini aku sedang membantu mama menyiapkan makan siang. Ya, saat ini semua keluarga besar Andi berkumpul mengingat 2 hari lagi pernikahan kami di gelar. Semuanya terlihat sudah duduk rapi di meja makan berukuran besar sambil membahas tentang acara pernikahanku dengan Andi.

"Sayang, nanti sisanya kamu taruh di meja ya, mama mau nyamperin papa kamu dulu" Ucap mama sambil meninggalkanku sendirian di dapur

"Iyah ma"

Aku segera menata makanan dengan rapi, saat aku hendak berbalik aku merasa ada tangan kekar yang melingkar di perutku. Ya bisa di pastikan ini pasti Andi

"Calon istriku masak apa ya?" Ucapnya manja sambil meletakkan kepalanya di bahuku sambil sesekali mecium pipiku. Saat ini memang hubungan kami seperti sepasang kekasih yang sedang di mabuk asmara, karna memang sesungguhnya aku menyimpan rasa sejak lama. Namun karena persahabatan kami begitu dekat aku tidak berani mengungkapkannya

"Isshh kamu ini, gak malu nanti dilihat orang. Sekarang ini keluarga kamu ada disini, nanti kalo ngeliat kita kayak gini bisa dinikahin kita" Ucapku sambil terus menata makanan

"Kamu udah pikun ya, lusa kita kan emang nikah"

BEGO! kenapa aku bisa lupa ya. Aku tersenyum kecil saat Andi mengingatkanku 2 hari lagi kita akan menjadi suami istri. Ia melepaskan pelukannya dan mengambil piring yang ada di tanganku

"Calon istri Andi Prasetya gaboleh capek-capek, kasihan dede bayinya" Ia mencium pipiku sekilas lalu menuju meja makan

Semoga ini awal kebahagiaanku ya rabb doaku dalam hati

Aku benar-benar bahagia melihat perlakuan Andi yang begitu lembut dan manis. Setelah memastikan semua sudah selesai, aku kemudian berjalan menyusul andi ke meja makan

"Semua sudah selesai sayang" Tanya Nadine, kakak perempuan papanya Andi

"Sudah budhe " Jawabku sambil duduk di sebelah Andi.

Kami semua makan dengan tenang, karna memang anak-anak memilih makan di gazebo belakang bersama beberapa pengasuh seraya melihat kolam ikan

"Setelah kamu menikah, kamu mau tinggal dimana ndi" Tanya Prass saat melihat semua sudah selesai makan

"Kayaknya Andi bakalan tinggal di rumah yang Andi beli 6 bulan lalu, pa" jawab Andi

"Tapikan itu masih belum ada perabotannya sayang" Tanya mama seakan tak mengizinkan kami pergi dari rumah ini

"Gapapa ma, biar Feli nanti yang milih perabotannya" Jawab Andi sambil menggenggam tanganku

"Tapi kan.."

"Sudahlah ma, biarkan mereka membina rumah tangga mereka sendiri" Ucap papa memotong pembicaraan mama.

Saat kami hanyut dalam obrolan tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, mama yang terlihat akan berdiri segera ku cegah

"Biar Feli aja ma yang buka" Ucapku lalu berdiri dan menuju pintu depan.

Saat aku membuka pintu aku melihat punggung wanita memakai dress selutut berwarna kuning, aku mengernyitkan dahi, sepertinya aku kenal

"Maaf, mbak cari siapa ya" Ucapku. Ia kemudian membalikkan badannya dan ,

"KINAN"

Aku tak percaya melihat wanita yang sedang berdiri di depanku, kinan. Kekasih calon suamiku.

"Eh, Feli. Kamu kok ada dirumah Andi?" tanyanya.

Ya, kami memang saling kenal, karna apapun keadaan atau rahasia aku dan Andi akan kami ceritakan satu sama lain. Aku hanya mampu menatap Kinan tanpa bisa menjawab pertanyaannya. Kinan begitu baik untukku, tapi dengan tak tau malu aku mengambil kebahagiaannya, merebut Andi dari pelukannya.

"Siapa sayang" Suara itu, kini aku tak mampu lagi menjawab pertanyaan Kinan. Aku hanya menunduk tak berani menatap mata Kinan

"Siapa sih yang, kok gadisuruh masuk" Ucap Andi sambil merangkulku dari samping. Ya Ampun Andi, kenapa kamu bodoh sekali sih

"Andi" Ucap Kinan

"Kinan, kamu" Kini aku merasakan tangan andi yang sudah tidak berada di perutku, aku yakin pasti kinan sangat kecewa denganku dan Andi.

"Apa maksudnya ini semua"

Dan pertanyaan Kinan ini mampu membuat air mataku mengalir dengan sombongnya di pipiku. Dengan cemas aku mendongakkan kepalaku mencoba melihat Kinan.

"Kinan ini gak seperti yang ada difikiranmu" Ucapku saat melihat raut wajah Kinan yang menahan tangis

"Ante, ante kenapa nangis?" Tanya keponakan Andi yang berumur 4 tahun

"Ante kenapa nangis? Ante besokkan udah jadi ratu sama om Andi. Kalo ante sama om Andi nikah Pui ikut ya"

Damn it! Bagus itu suara Putri keponakan Andi, bukannya anak ini makan di gazebo tapi kenapa sekarang disini dan bodohnya lagi pernyataan Putri tadi membuat Kinan semakin emosi.

"APA-APAAN INI NDI? SIAPA YANG NIKAH?" Ucap Kinan penuh emosi. Aku hanya mampu menangis, ingin aku meminta maaf kepada Kinan tapi rasanya suaraku seperti menghilang

"Aante, Pui takut" Ucap bocah berumur 4 tahun itu. Kinan hanya menangis melihat Andi yang tak kunjung menjawab pertanyaannya. Ia kemudian berlari menjauh, melihat sang kekasih pergi Andi reflex mengejar Kinan. Aku hanya menatap nanar kepergian Andi sambil memeluk Putri yang ketakutan akibat bentakan Kinan

Apalagi ini ya tuhan ucapku dalam hati


Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Dec 03, 2018 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

surga keduaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin