"kenapa diam? tidak mau? sebelum ibu mu datang membangunkan kita dan melihat semua ini" ucap Tin lagi.

Can terkejut. dia baru ingat jika ibunya akan pulang pagi ini. Tin membuka matanya dan tersenyum melihat reaksi Can. menunggu hal apa yang akan dilakukan oleh lelaki dipelukannya ini.

"baiklah. tapi tutup matamu!" ucap Can dengan wajah merahnya

Tin terkekeh dan kembali menutup matanya, menanti kedatangan bibir Can pada bibirnya. Can menatap ragu pada bibir Tin. merasakan perang batin dengan keputusan apa yang akan diambilnya.

Can mendekatkan bibirnya perlahan. tinggal sedikit lagi bibir mereka bersentuhan, bahkan mereka bisa merasakan hembusan nafas satu sama lain.

Tin dengan tiba-tiba meraup bibir Can di hadapannya, membuat Can terkejut dan membulatkan matanya.

"eumph Tin!" Can menahan dada Tin

Tin melumat bibir Can lembut, membuat Can memejamkan matanya erat. setelah berciuman untuk beberapa saat, Tin melepaskan tautan bibir mereka. tersenyum kearah Can dan mengacak rambutnya gemas.

"bangunlah, sebelum ibumu datang" ucap Tin. Can mengangguk sebelum akhirnya sadar bahwa dia tidak memakai sehelai benang pun dibalik selimutnya.

"err... Tin... kemana bathrobe ku semalam? ><" tanya Can malu.

dengan santai Tin meraih bathrobe Can yang terletak begitu saja di lantai. gerakan itu membuat setengah dari tubuh Tin terlihat, membuat wajah Can makin memerah lagi dan lagi.

"ini, pakai didalam selimut kalau tidak mau ku serang lagi" ucap Tin. {mesum ><

Can mengangguk dan meraih bathrobenya, memakainya didalam selimut seperti yang Tin perintahkan. Can bangkit dengan perlahan, merasakan sakit disekujur tubuhnya. terutama di bagian selatan. Tin yang melihat itu menatap khawatir ke arah Can.

"apakah sangat sakit Can?" tanya Tin

"jangan tanyakan itu!" seru Can dan bergegas untuk mandi, meninggalkan Tin yang tersenyum tipis.


#SKIP

Saat TinCan keluar dari kamar, mereka di suguhkan pemandangan Lay yang sedang tersenyum lebar dan menyuruh mereka berdua segera turun untuk sarapan. Lay terlihat begitu semangat dan terus terusan tersenyum menatap dua lelaki dihadapannya.

"kamu kenapa Lay?" tanya Can karena risih ditatap terus terusan oleh adiknya

"tidak ada apa apa na kha~ ayo sarapan! makan yang banyak ya P'Can~"

Can mengangguk semangat dan dengan segera melahap makanannya. Tin tahu pasti bahwa Lay  mendengar kegiatan mereka semalam, karena Can kurang bisa menahan suaranya. Tin tersenyum tipis melihat Can dan kemudian mulai memakan makanannya.


#SKIP

"aku pulang dulu" ucap Tin yang sudah berdiri disamping mobilnya.

"iya, hati hati di jalan" Tin mengangguk dan masuk kemobilnya, segera meninggalkan kediaman Can.

Can memasuki rumahnya dan melihat adiknya yang tersenyum aneh kearahnya, membuatnya merinding.

"ke-kenapa Lay?" Can tergagap.

"P'Can~ kenapa kalian belum pacaran?" pertanyaan dijawab oleh pertanyaan oleh Lay.

"itu karena P' masih bingung Lay" jawab Can dan mendudukan dirinya disofa, disamping adiknya.

"bingung kenapa P'Can?! kalian bahkan sudah berciuman" pernyataan Lay sangat tepat seolah menampar Can

"ya karena P' bingung dengan perasaan P' Lay!" Can menjawab gusar

oh ayolah, dia sendiri benar benar bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

"P'Can. Lay yakin pasti P'Can juga menyukai P'Tin" ucap Lay dengan lembut

"benarkah begitu?" tanya Can, menatap kearah adiknya. Lay bergumam dan mengangguk menjawab pertanyaan Can.


#SKIP

Sudah tiga hari semenjak kejadian dirumah Can. TinCan sama sekali belum bertemu sejak saat itu, dikarenakan kesibukan satu sama lain. mereka hanya bertukar kabar dari Line yang mereka kirim

Tin merindukan Can, tapi kesibukan mereka mengahalangi untuk saling bertemu. sebenarnya Can juga merasakan hal yang sama, hanya saja dia tidak mengakuinya

*line!

Can meraih ponselnya. pesan masuk dari Tin. Can tersenyum dan membuka pesan itu

'apa kamu sibuk besok lusa?' -Tin

Can membalas pesan dari Tin dengan senyuman dibibirnya, mengabaikan Techno yang menatap aneh kearahnya.

'sepertinya tidak. kenapa?'-Cantaloupe

sama seperti halnya Can. Tin membalas cepat pesan itu dari seberang sana.

'bagaimana jika menonton bersama dibioskop pribadi ku?'-Tin

membaca pesan Tin membuat Can merona malu, mengingat kejadian sebelumnya dirumah Tin.

"err... Ai'Can? kamu tidak apa-apa?" Can kembali mengabaikan Techno dihadapannya. kembali berkutat dengan ponselnya.

'baiklah. aku menantikan itu'-Cantaloupe

'aku akan menjemputmu. sudah dulu, aku memiliki kelas'-Tin

'iya. su su na Tin'-Cantaloupe

Can masih saja tersenyum menatap ponselnya, semakin membuat Techno dihadapannya bingung

"Ai'Can!!" panggil Techno nyaring. membuat Can terkejut

"P'No~ kamu membuat ku kaget!" ucap Can marah

"oih! kamu mengabaikan panggilan ku sejak tadi. kau kenapa? apa kamu gila hah? tersenyum-senyum sendiri. itu mengerikan!" pernyataan Techno justru membuat Can tersenyum kembali

"P'No~ aku sedang bahagia. baiklah aku pergi dulu. terima kasih untuk makanannya P'! bye bye~" ucap Can sebelum meninggalkan Techno yang berteriak marah di belakangnya.

Can terus tersenyum disepanjang jalan menuju kelasnya, membayangkan apa yang akan terjadi besok lusa. membuat Good kebingungan melihat Can yang seperti itu saat memasuki kelas.

"err... Can... apa...kau...sehat?" tanya Good dan diabaikan oleh Can. membuat Good memilih untuk kembali diam.

dosen memasuki kelas mereka, memulai perkuliahan pada jam tersebut. membuat Can keluar dari lamunannya dan memperhatikan dosen didepan kelas.


TBC

halooo^-^

ketemu lagi, hehe

terima kasih bagi yang sudah membaca, memberikan jejak atau bahkan melihat cerita ini.

omi buat cerita ini sebenarnya hanya mengisi waktu luang yang sangat banyak, jadi ada ga nya yang baca itu ga masalah ^-^

maaf untuk typo yang bertebaran :(

sekali lagi terima kasih ya~ maaf juga mungkin seminggu kedepan up nya ga setiap hari. ada UAS :(

bye bye~ Su Su Na kha~ ^-^

Give me a chance!Where stories live. Discover now