MTIMH-01

60K 1.5K 35
                                    

Anindira lumayan masih dongkol perihal tadi pagi, tetangga satunya itu memang lumayan menyebalkan! Bukan lumayan lagi sih, tapi memang menyebalkan!  Anindira tidak pernah menyangka bisa bertetangga dengan orang seperti itu.

Dulu Evano, tetangganya itu tidak begitu menyebalkan. Laki-laki itu justru bertingkah baik dan sangat menyenangkan terkadang juga perhatian dengan Anindira bahkan waktu SD mereka sering main dan menjadi teman akrab.

Namun  ketika mereka SMP, Evano  justru bertingkah menyebalkan, selalu membuatnya kesal dan selalu mengejeknya, tepos!

Namanya juga manusia, sewaktu-waktu bisa berubah, karena Sang Pencipta mudah untuk membolak-balikan hati ciptaanya. 

Setelah berdebat dengan Evano, tadi Anindira langsung mandi. Setelah mandi dan berganti pakaian, Anindira mengecek tanaman bunga yang berada di halaman belakang. Dia kemudian menyirami satu persatu dengan air yang perempuan itu bawa sebelumnya.

"Dira, kamu pagi-pagi bukanya olahraga malah nyiram bunga, sana keluar rumah itung-itung nyari pacar." Omel Kaswari ibu Anindira.

Dira adalah nama panggilannya ketika berada dirumah. Perempuan itu meletakkan gayung yang ia pakai untuk menyiram, "Dira enggak berniat nyari pacar, Dira masih muda gak berniat buat pacaran."

Kaswari menonyor kepala anaknya bisa-bisanya Anindira berpikiran seperti anak-anak, "umur kamu tuh udah tua, bukannya nyari jodoh malah sibuk sama bunga."

Anindira tak habis pikir dengan pemikiran ibunya, lagian ini kan masih pagi, tidak mungkin kan kalau dirinya harus berkeliling kesana kemari mencari jodoh?

Lagian Dira atau Anindira ini  orangnya cantik jadi tidak mungkin baginya untuk susah mencari pasangan, jadi nyantai saja lah.

"Mama ini kenapa sih, Dira kan cantik pasti banyak yang suka lah, dan gampang buat Dira cari pasangan," ujar Anindira lalu terkekeh karena ke pede-anya.

Kaswari menonyor kepala anaknya lagi karena terlalu percaya diri dengan kecantikannya, "heh! Cantik itu bisa pudar! Lagian kalau kamu cantik dan banyak yang mau sama kamu kok gak satu pun cowok yang pernah kamu kenalin ke mama?" Kali ini Anindira kalah telak.

Bukannya tidak mau mengenalkan laki-laki kepada orang tuanya, masalahnya Anindira malu jika laki-laki yang ia kenalkan nanti ternyata tidak serius dengannya.

Anindira mengibaskan tangannya "ah udah ah! Mama gak seru, Dira jelasin sampai kambing bertelor juga gak paham!" Anindira langsung pergi keluar rumah, entah kakinya akan membawanya kemana. 

"Eh nak Dira, mau kemana?" Tanya ibu Evano dengan ramah sedangkan Anindira yang tak menyadari keberadaan Mita yang tengah menyiram bunga di halaman depannya, membuat Anindira sedikit kaget.

"Eh, Mau jalan-jalan pagi aja tante," jawabnya sambil tersenyum.

Dengan Evano mungkin perempuan itu bisa saja mengibarkan bendera perang tapi dengan kedua orang tua cowok itu Anindira akan bersikap ramah, lagi pula Ibu Evano dan ibunya sangat akrab, mereka juga sering mengadakan acara bersama.

"Sini mampir rumah tante, Tante masak semur jengkol, loh," tante Mita ini memang sangat suka memasak, tapi wanita itu tidak mahir dalam membuat kue seperti Kaswari.

Ibunya sangat pandai membuat aneka jenis kue dan roti.

Anindira bergidik ngeri ketika mendengar kata jengkol, dirinya tidak suka dengan makanan itu. Pernah mencicipinya sekali namun langsung Anindira muntahan.

"Ah, iya tante lain kali Dira mampir."

"Beneran kamu gak mau mampir, enak loh masakan tante." Mita memang selalu memaksa seseorang untuk makan masakannya.

Anindira menggaruk kepalanya yang tidak gatal, dia harus beralasan apalagi?  Selain karena tidak suka jengkol Anindira juga malas bertemu dengan Evano.

"Hmm... Lain kali aja tante, lagian Dira udah sarapan tadi." Bohong perempuan itu dengan wajah meyakinkan.

"Ya sudah kalau gitu tante masuk dulu ya."

Anindira mengangguk lalu ia melangkah masuk kedalam rumahnya lagi, sepertinya kakinya enggan membawanya kemana-mana.

Hari Minggu yang membosankan bagi Anindira. Semua sahabatnya pergi bersama pasangan masing-masing, sedangkan dirinya justru tanpa kegiatan dirumah.

Sebenarnya banyak laki-laki yang suka dengan Anindira banyak juga para lelaki yang sudah menyatakan cintanya secara terang-terangan tapi perempuan itu tidak tau apa yang menyebabkan dirinya sering kali gagal dalam menjalin hubungan, terakhir kali ia diselingkuhi.

Anindira pernah menerima pria yang bernama Dido, laki-laki itu juga satu profesi dengannya. Tapi sayang hubungan yang mereka jalani selama 5 bulan harus kandas karena Dido terlalu cemburu dengan pria-pria yang mendekati Anindira.

"Kamu tuh, gak ada kegiatan sama sekali. Hari Minggu bukannya nyibukin diri sendiri malah males-malesan," omel Kaswari.

"Ya, Allah kenapa Emak gue bawel banget mulutnya!"

"Lagian waktu wikend buat Dira itu artinya waktu untuk bermalas-malasan," Anindira mencoba membela dirinya.

"Halah! Mending kamu contoh tuh Evano, walaupun hari Minggu dia tetep kerja, rajin banget anak itu." Ujar Kaswari dengan kagum.

"Dih, ngapain sih bawa-bawa Evano, kek gak ada orang lain aja yang di jadiin perbandingan!"

"Ya tetangga kita yang anaknya seumuran kamu cuma Evano!"

"Terus mama pikir si Asep gak seumuran sama aku? Jangan mentang-mentang mukanya keliatan tua ya ma!"

Memang Asep salah satu tetangga mereka yang seumuran dengan Anindira memiliki wajah yang lebih tua dari umurnya, mungkin karena efek sinar matahari dan juga jerawat yang timbul terlalu banyak di wajah laki-laki itu, karena sebagai pekerja bangunan memang  sering berada di luar ruangan.

"Emang dia seumuran kamu?" Tanya Kaswari penasaran seakan memang baru tahu.

"Iya ma, lagian nih ya, dia tuh satu kelas Sama aku waktu SMP."

Kaswari mengangguk-angguk paham, ia benar-benar baru tahu jika Asep seumuran dengan anaknya. Ia pikir Asep seumuran dengannya bahkan lebih tua.

"Asep kan juga  belum punya pacar ya, mending kamu sama dia aja."

"Dih apaan, lagian mama tau dari mana kalau Asep jomblo?"

"Ya, mama gak pernah liat di boncengin cewek."

"Lagian nih ya ma, Dira mau cari cowok yang jauh, males kalau tetanggaan."

Sayangnya Anindira tidak tau jika ucapanya bisa menjadi bumerang untuk dirinya.

My Tetangga Is My Husband (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now