Part 22 : Dangdutan

7.2K 185 1
                                    

Makanan pesanan kami telah tiba, dan siap untuk disantap. Aku dan Rifal berdoa sejenak sebelum menyantap hidangannya. Dengan khusuk aku dan Rifal menikmati setiap potongan daging kambing yang tersaji pada piring-piring kami. Rasanya sungguh luar biasa, makyuss kalau kata Bapak Pakar Kuliner.

"Gimana, enak nggak tongseng kambingnya?"

"Ya... lumayan, masakannya cukup lezat. Aku suka, Fal..."

"Iyalah... ini makanan favoritku, Bal... Oke, segera habiskan makanan kamu, Bal... Aku mau bayar dulu!"

"Siippp!"

Rifal bangkit dari tempat duduknya, lalu dia berjingkat menuju ke meja kasir. Di sana dia membayar semua tagihannya. Sementara aku sendiri masih melahap makanannya hingga habis tak bersisa.

Selesai makan malam, Rifal mengajakku bersepeda motor ria dan membawaku ke sebuah tempat hiburan. Tempatnya sekilas semacam pasar malam, karena di situ banyak sekali pedagang kaki lima menggelar barang dagangannya di sepanjang area. Dan di ujung sana tampak ada pertunjukan musik dangdut yang sangat heboh dan meriah. Sebagian pengunjungnya berjoget mengikuti alunan nada yang berirama dengan tempo rancak dan menggoda badan untuk ikut bergoyang.

"Fal, kok kamu bawa aku ke tempat ini?"

"Emang kenapa, Bal? Kamu tidak suka, ya?"

"Suka, seeh... Aku heran, kok kamu bisa tahu, ya... ada tempat seasik ini."

"Iya, dong... Rifal gitu, lho!"

"Iddiiihhh... bangga banget!"

"Hehehe..." Rifal terkekeh.

"Come on, Bal... kita ke tempat sana, yuk!" Rifal menarik tanganku dan membawaku pada kerumunan banyak orang-orang yang sedang berjoget.

"Kita enjoy aja, Bal!"

"Ya, Fal... Ayo kita nikmati malam ini!"

"Goyang, Bro!"

"Aseek, Maaannng!"

Akhirnya aku dan Rifal turut berjoget dengan pengunjung yang lain, kita bergerak menggoyangkan badan ke kiri dan kanan seirama dengan musik dangdutan yang bergema. Entahlah... malam ini rasanya aku bahagia sekali, bisa bersenang senang bareng Rifal. Tertawa bareng, berjoget bareng dan bersenda gurau bareng. Aku jadi berpikir bahwa ternyata bahagia itu sederhana. Cukup lakukan sesuatu bersama orang yang kamu sukai, walaupun sesuatu hal itu hanya sekedar makan bareng atau berdangdutan bareng. Yang penting kita bisa tertawa dan melepas semua beban yang ada dalam pikiran.

Well... Kami pun terus bergoyang-goyang hingga lupa waktu. Tanpa kami sadari, kami sudah berada di pengujung malam. Kemuduan tanpa berpikir lebih lama lagi, akhirnya kami memutuskan untuk balik ke kost-an. Kami pulang dengan hati riang. Gembira ria.

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang