Part 9 : Mengintip

11.3K 233 6
                                    

Mas Dirno membuka semua pakaiannya. Dia menampakan pahatan tubuhnya yang lumayan atletis. Dadanya bidang, perut kotak-kotak seperti roti sobek, dan mempunyai senjata perang pribadinya yang cukup fantastis. Dilihat dari bentuk dan ukuranya, batangnya tebal berurat dengan panjang kira-kira 17 cm atau lebih. Rambut kemaluannya sangat gondrong dan keriting. Bagian leher dan kepala kontolnya terlihat bengkak merona bagai pohon jamur, lalu dua biji kembarnya juga terlihat menggantung indah sekali. Sungguh, aku belum pernah melihat alat kelamin sebesar dan sepanjang punya Mas Dirno. Karena selama aku mengintip sejauh ini hanya milik Rifal yang notabene orang Sunda yang terkenal memiliki ukuran kontol yang kecil dan pendek. Pokoknya kontol Mas Dirno ini melebihi ukuran kontolku ataupun kontol Rifal.

Mas Dirno memerem-melekan matanya bersamaan dengan gerak tangannya yang mengurut-urut basoka tempurnya itu. Mulai dari pangkal kontol hingga ujung lubang kontolnya. Dia melakukan gerakan ini berulang-ulang sambil sesekali mengeluarkan suara desahan yang memancing gairah  syahwat.

Ough... ahhh... ackhhhh....

Lelaki yang memiliki wajah tampan, dengan rambut cepaknya ini menuangkan cairan sabun ke permukaan kulit kontolnya, lalu dengan cepat dia mengusap-usap pusaka keramatnya itu hingga berbusa. Dia terus mengocok-ngocok perkakas persenggamaannya itu dengan cara mencengkram batang kontolnya, lalu mengurutnya naik turun. Mulut Mas Dirno merancau manja, sesekali dia mengangkat kepalanya keatas dan membiarkan tubuhnya bergidik merasakan getaran kenikmatan yang dia rangsang sendiri.

Pria Jawir berusia 25 tahun ini masih dengan giatnya menarik-narik dan memutar-mutar kontolnya dengan bantuan sabun untuk menambah sensasi rasa enak di area sensitifnya itu. Semakin lama tangan Mas Dirno semakin cepat mengurut kontolnya dan semakin kuat pula dia meremas batang kontol dan buah pelirnya hingga sampai pada akhirnya tubuh kekarnya itu menggelinjang, lalu mulutnya mengerang kencang. Dan dari lubang kontolnya keluar cairan kenikmatan yang muncrat ...

CROOOTTT... CRROOOT... CROOOOTTT...

Beberapa kali semburan, sehingga spermanya itu berceceran di atas lantai.

Aakkcchhhh.... Mas Dirno melepas napas lega. Keringatnya mendadak mengucur membasahi tubuhnya yang keling. Dia telah berada pada puncak orgasme. Selesai berejakulasi lelaki yang bertubuh tinggi ini pun segera membersihkan alat kelaminnya itu dan menyiram bekas spermanya yang berhamburan di lantai dengan air yang banyak. Sejurus kemudian, dia melanjutkan dengan melakukan kegiatan mandi besar. Mandi wajib.

Mas Dirno, oh Mas Dirno.... mengapa kamu membuat aksi binal di kamar mandiku? Tidak tahukah kamu kalau aku jadi lemes menontonnya. Aaaahhh... kamu bikin pikiranku jadi ngeres di tengah hari bolong ini, Mas....

Aku perlahan meninggalkan pintu kamar mandi dan berjalan menuju ruang tengah. Aku mengambil sebotol air dingin dan meminumnya. Aku berusaha menghalau rasa ’PENGEN’-ku akibat terbawa arus aksi nakal Mas Dirno di kamar mandi barusan. Aku menarik napas dalam-dalam, lalu membuangnya perlahan-lahan. Sesekali aku memejamkan mataku dan membuang jauh-jauh pikiran kotorku. Syukurlah, aku bisa mengendalikan diriku. Kontolku yang sempat menegang tadi, kini perlahan terkulai kembali.

‘’Iqbal...!!!’’ seru Mas Dirno dari balik kamar mandi.

“’Ya, Mas Dirno! Ada apa?” sahutku.

‘’Ada handuk, gak? Pinjam dong!’’ seru mas Dirno lagi.

‘’Ada...’’ jawabku.

"Tolong ambilin, Bal!” pinta Mas Dirno.

“’Oke, Mas!'’ Aku pun bergegas meraih handuk yang terjemur di luar, lalu memberikannya kepada Mas Dirno.

I LOVE U, BRO! (Kasih Tak Lurus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang