Part 1

25 4 2
                                    

Aku. Seorang gadis yang tidak tahu apa - apa mengenai dunia luar. Tidak mengenal apa itu cowok. Hanya terfokus dengan pendidikan dan juga teman - teman saja. Namaku Adara Nausicca. Ini adalah ceritaku.

Angin malam menerpaku dengan lembut membuat semua kekhawatiran ku pergi dari benakku, besok aku akan menjadi seorang anak kelas 7, atau smp kelas 1. Aku baru saja pindah dari sekolahku yang lama, meninggalkan temen - temanku, dan kehidupanku di sana. Di sini, aku bertekad untuk membuat suatu kehidupan yang baru dan bisa membuat hari - hariku menyenangkan.

Aku memikirkan bahwa besok aku akan bertemu banyak teman baru. Walaupun bisa dibilang aku ini masing seorang gadis yang belum ngetahui apa - apa dan masih polos, pikiranku sudah sama derajatnya dengan orang dewasa karena aku mengalami banyak hal yang rata - rata seorang anak kecil tidak lewati dalam masa hidupnya.

Aku sedang duduk di balkon kamarku, mencoba untuk melepas semua kekhawatiranku. Tiba - tiba, pintu kamarku terbuka dan muncullah seorang laki - laki berbadan tinggi dan besar, dengan gayanya yang tangguh serta sifatnya yang keras. Ayahku, Radithya Paraduta.

Ayahku berkata, "Dara. Tidur. Sekarang sudah melewati jam malam tau. Cepat, ayah tidak mau besok kamu terlambat."

Aku membalikkan badanku dan melihat ayahku yang sedang menatapku dengan tajam. Aku takut dengan tatapannya yang begitu ganas maka dari itu aku mengangguk dan segera kembali ke tempat tidurku.

Saat aku telah masuk ke dalam gumpalan selimutku, ayahku meninggalkan ku dan aku pun kembali sendirian. Aku bersyukur karena ayahku sudah pergi karena aku sudah capek dengan sifatnya yang begitu keras sehingga membuat diriku menjadi sesosok yang lemah dan tidak berdaya. Tetapi untuk melawannya, itu bukanlah sesuatu yang dapat ku lakukan, bahkan untuk menatapnya saja pada saat dia marah sudah membuat aku terselimuti dengan rasa takut. Maka dari itu, aku lebih memilih untuk disiplin kepadanya.

Sebelum aku memasuki dunia mimpi, aku mendengar suara kamarku terbuka. Aku segera melirik dan berharap bahwa itu bukan ayahku, akan tetapi sosok yang berada di pintuku adalah ibuku, Kalya Humeera.

Ibuku berkata, "Dara, apakah kamu belum tidur?"

Aku membalas, "Belum ma, aku masih memikirkan apa yang akan terjadi besok. Apakah semuany aakan berjalan dengan lancar? Apakah mereka akan menyukaiku dan menerimaku?"

Ibuku tersenyum terhadap kecemasan ku yang meluap - luap, "Tenang Dara, mama tau apa yangs edang kamu rasakan sekarang ini. Tetapi cobalah untuk berpikir optimis dan hadapi hari - harimu as normal as always. I know you can do it, bcs that's my girl."

Aku mendapati diriku tersenyum dengan mendengar perkataan dari ibuku. Aku sangat menyayangi ibuku karena dia selalu ada di sampingku dan mensuport setiap hal yang aku lakukan. Kebalikan dari ayahku. "Thanks mom, aku akan coba," jawab aku.

Ibuku tersenyum dan mencium keningku dengan penuh kasih sayang lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi.

Ibuku pun pergi dan aku kembali menyendiri di dalam kamarku yang terselimuti dengan kegelapan hanya ada penerangan dari kacaku yang berasal dari cahaya bulan.

Aku hanya bisa berharap besok turns out well. Dengan begitu, kegelapan menelanku ke dalamnya.

--------------------
Gimana gais? Sorry banget pendek ceritanya bcs this is my very first story. Comment dan juga vote yah biar aku juga tau gimana komentar kalian mengenai cerita ini. Semoga aku bisa rutin yah updatenya, HOPE YOU LIKE IT. Thanks guys :)
--------------------

~Andrea Natasha~

Ich Brauche Dich ✨Where stories live. Discover now