Cer. Min 2

47 23 0
                                    

Malam telah datang. Malam ini malam terindahku. Aku memandangi cermin hadiah dari ayahku sambil menyeruput milkshake bubbleku di ruang tamu.

"Hayo, lagi ngapain?" ucap ayah mengagetkanku.

"Engga ayah, aku cuman liat cerminnya doang!"

"Jangan melamun teruus! Tidur sana sudah malam lagian kan besok kamu sekolah!" seru ayahku menyuruhku untuk tidur.

"Ok ayah!! Selamat malam!!"

Aku langsung pergi ke kamarku yang berada di lantai dua. Aku langsung menarik selimutku sampai menutupi sekujur tubuhku. Lampu segera dimatikan olehku dan tak lupa juga cerminku diletakkan di bawah bantalku supaya tidak hilang.

"Selamat tidurr!!" ucapku setelah membaca doa."

********
Aku terbangun mendengar suara satpam yang mengetuk tiang listrik di depan rumahku. Aku langsung melihat ke arah jam dinding yang masih menunjukkan pukul 03.00 WIB.

"Aku sudah tidak mood untuk tidur lagi."

Aku menghidupkan lampu kamarku dan langsung meraih kacaku yang semalam aku letakkan di bawah bantalku. Wajahku kusut seperti baju belum disetrika.

"Alhamdulillah, hari ini tidak ada PR!" ucapku sambil merapihkan buku.
"Peralatan sekolahku sudah siap!"

Pukul 05.30 WIB. Aku yang sedari tadi sudah siap untuk ke sekolah langsung menuruni anak tangga menuju ruang tamu.

Kriiiinggg

Gawaiku berbunyi. Erzha menelponku.
Erzha : "Cer, aku jemput ya!"
Cer : "Ok, aku tunggu!"
Erzha : "5 menit lagi!"

Erzha mengakhiri teleponnya.

"5 menit lagi enaknya ngapain ya?"

Aku lebih memilih menonton TV sambil merapihkan seragamku dengan cermin baruku.

Suara mobil terdengar di depan rumahku. Aku memeriksanya dahulu. Yap, mobil itu mobilnya Erzha yang baru saja sampai untuk menjemputku.

Aku berlari mengambil tasku dan langsung memasuki mobil.

"Jangan lupa pake sabuknya!" ucapnya membuka percakapan.

"Iya Zha, ngomong-ngomong terimakasih ya kemaren!! Aku kaget banget, lagian suara kamu beda banget, jadinya ga bisa ketebak deh!" jawabku.

"Iya, kemaren itu juga ide teman-teman yang lain."

Aku mengeluarkan cerminku karena aku merasa bajuku mulai berantakan. Setelah merapihkan baju, seperti biasa aku selalu berkhayal sesuatu yang ga jelas.

Mobil mendadak berhenti. Aku langsung menoleh ke depan.

"Ko sudah sampai sih, cepat sekali!" ucapku bersemangat.

"Cepat dari Hongkong! Kamu aja yang terlalu sibuk dengan cermin kamu!" jawabnya menggerutu kesal.

"Oh iya ya?" jawabku tak merasa bersalah.

"Hmm."

*********
Kelas yang berasa seperti pasar sudah menjadi hal yang tak asing lagi bagiku. Aku hanya meletakkan tasku dan langsung pergi ke luar kelas. Aku duduk di koridor depan kelasku sambil memandangi cermin.

"Dia kenapa sih? Ko sifatnya berubah!" ungkapku bingung.

Suara dari ruang musik membuatku tersontak kaget. Aku yang penasaran dengan suara itu, langsung ke ruang musik yang letaknya dekat dengan kelasku.

Aku sempat melihat dari jendela orang yang memainkan musiknya dengan penuh amarah itu adalah Erzha kakak kelasku di sekolah. Aku berniat untuk menghampirinya.

Langkahku terhenti karena bel masuk telah berbunyi. Aku dengan kecewa memutarkan badanku untuk kembali ke kelas.

"ISH..MENYEBALKAN!! PADAHAL KAN AKU BARU MAU NYAMPERIN DIA!!" teriakku di koridor depan kelasku dengan penuh kekesalan.

Aku langsung duduk tak memperhatikan keadaan kelas yang sangat berisik itu. Teman satu mejaku bernama Azura angkat bicara.

"Kamu kenapa? Sepertinya ada sesuatu nih!" tanyanya penasaran.

"Aku cuman kesal sama orang yang suka mencetin bel!!" ucapku secara frontal.

"Orang yang memencet bel seperti malaikat peniup sangkakala yang akan melaksanakan tugasnya ya kalau disuruh doang!"

"Ah kamu bisa aja!" jawab Azura sambil tertawa.

(Bel istirahat berbunyi).

Aku langsung menuju ke kantin untuk membeli beberapa cemilan. Aku lebih memilih untuk menyantapnya di koridor
kelasku.

Aku terus memperhatikan cerminku sambil
berkhayal. Di tengah lamunanku yang terus-terusan berkhayal, aku mendengar suara sepatu lewat dan sepertinya berhenti di depanku.

Suara sepatu itu semakin dekat dengan diriku. Dia pria yang berpostur tubuh tinggi berada dihadapanku sekarang. Ya, ternyata dia Erzha.

"Mau ngapain dia disini?" batinku.






CER(line) dan MIN(erzha)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang