"Ara, kamu harusnya sadar, arya itu menganggapmu tidak lebih dari seorang teman,"
"Kalau memang begitu, untuk apa dia ngechat aku setiap hari?"
"Mungkin dia cuma kesepian aja, Ar."
"Tapi dia perhatian juga."
"Gimana kalau dia begitu bukan cuma ke kamu? kita mana tahu, kan?"
Aku memilih bungkam. Melanjutkan obrolan ini tidak akan membuatku mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaanku tentang Arya.
Aku merasa ini seperti karma. Seseorang mengejarku sekeras aku mengejar seseorang yang lain. Seseorang mengharapkanku sebesar harapan yang kutaruh pada seseorang yang lain.
"Kita itu sama, Ara. Sama-sama mengejar orang yang tidak ingin dikejar."
"Kamu capek begitu?"
"Kadang capek, tapi cinta susah diatur,Ar. Kalau kamu gimana?"
"Aku belom capek."
"Yaudah, semoga besok kamu capek, ya."
Aku harap begitu.
