6

221 39 0
                                    

Suzy tersenyum kecil begitu merasakan seseorang memeluknya dari belakang. "Kau tidak langsung ke apartemen?" Suzy kini menghentikan kegiatannya menghias kue.

Mingyu menggeleng. Namja itu kini menumpukan kepalanya di bahu Suzy, mengamati yeoja itu yang sibuk menggeser kue yang belum selesai dihias. "Wae?" Suzy kini membalikkan tubuhnya lalu memberikan kecupan singkat di bibir Mingyu.

"Emm...eobseo. apa yang kau lakukan hari ini?"

"Tidak ada. Hanya menemani adik kecilmu."

"Tzuyu?"

Suzy mengangguk. "Apa yang sebenarnya dipikirkan Baekhyun tentang gadis itu?" yeoja itu kini berjalan keluar dapur bakerynya lalu menuju ke arah pintu, merubah papan 'open' menjadi 'close'.

"Entahlah. Dia memang tidak pernah bisa mengerti dirinya sendiri." Mingyu kini memilih duduk di salah satu meja yang ada di dekat jendela. "Kenapa kau tidak mau mengatakan hal yang sebenarnya tentang latar belakangmu?"

"Aku sudah jujur denganmu."

"Dengan ibuku..kenapa kau tidak mengatakan yang sebenarnya." Suara Mingyu kini melemah.

"Aku tidak mau orang-orang menyukaiku hanya karena melihat latar belakang keluargaku." Suzy kini beralih ke tempat kue, membereskan sisa-sisa cream yang mengotori kounter.

"Suzy...aku hanya ingin semuanya berjalan lancar." Mingyu kini berjalan ke arah Suzy.

"Dan kau mau mengabaikan perasaanku?" Suzy menatap namja di hadapannya dengan tatapan tidak percaya.

"Tidak. Bukan seperti itu maksudku-"

"Aku ingin pulang." Suzy melepas evronnya lalu berjalan ke ruang kerjanya, meninggalkan Mingyu yang hanya bisa menatap kepergian yeoja itu.

"Apa aku terlalu egois untuk memintanya darimu?" lirih namja itu.

**

Baekhyun sejak tadi hanya fokus pada gadget di tangannya, mengabaikan yeoja di hadapannya yang sejak tadi hanya sibuk menatap kosong ke arah minumannya. "Oppa."

"Hmm?"

Tzuyu tersenyum kecut. Selalu seperti ini. Baekhyun mengajaknya makan malam dan setelah sampai di tempatnya, dia hanya seperti boneka yang menemani tuannya. "Aku lelah." Kalimat itu muncul begitu saja dari mulut Tzuyu. Kedua matanya kini menatap sosok Baekhyun yang juga tengah menatapnya.

"Ne? Memangnya apa yang sudah kau lakukan hari ini? Bukankah kau bilang tidak ada jadwal kuliah?" Baekhyun meletakkan tabletnya.

Tzuyu menggeleng. "Aniya, aku hanya merasa lelah. Aku ingin pulang." Yeoja itu kini menunduk, berusaha menyembunyikan air matanya yang jatuh. Baekhyun hanya terdiam.

"Ge-geurae. Kajja."

Selama perjalanan pulang, Tzuyu hanya menatap ke arah jalanan dari kaca jendela mobil Baekhyun. Sedangkan Baekhyun, namja itu sibuk berbicara dengan koleganya. Salahkan Mingyu karena tadi dia tidak menyelesaikannya secara tuntas. Tidak. Sebenarnya ini memang tugasnya, karena Mingyu sudah menyelesaikan berkas-berkas yang ia minta tadi-dan dia-dia malah sibuk mencari hadiah untuk ulang tahun Tzuyu.

"Pabo." Baekhyun segera menoleh ke arah samping begitu ia menyadari kalau tujuannya hari ini mengajak gadis itu makan malam adalah karena dia ingin memberikan hadiah ulang tahun pada Tzuyu. Namja itu menoleh, ia menghela nafas begitu menyadari kalau Tzuyu sudah terlelap. "Mwoya...bagaimana kau bisa sebodoh ini Byun~"

Namja itu tersenyum kecil begitu ia membuka pintu mobil dan mendapati kalau gadis-itu benar-benar terlelap sempurna. Ia segera menggendong Tzuyu, meminta beberapa pelayan untuk membukakan pintu kamar gadis itu.

"Eoh, kalian pulang lebih awal?" Mingyu sedikit terkejut melihat Baekhyun menggendong sepupunya.

"Dia kelelahan." Baekhyun menjawab singkat.

"Mwo? Ya, apa yang-"

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Dasar bodoh." Baekhyun kini berjalan ke lantai dua, lalu masuk ke kamar Tzuyu. Menidurkan yeoja itu, melepaskan sepatu bahkan memberikannya selimut warna putih hingga batas lehernya.

"Mwoya...dia benar-benar mirip seperti putri tidur." Baekhyun tersenyum kecil sambil mengusap lembut kepala Tzuyu. Perlahan, ia mengecup sayang kening yeoja itu. Hal yang tak pernah ia lakukan kalau Tzuyu tidak tertidur.

CUP.

"Jalja."

Begitu Baekhyun berbalik, ia sudah melihat Mingyu menatapnya dengan senyum evil. "Aigoo~ kau harusnya melakukan itu saat dia terbangun. Payah sekali." Mingyu mencibir.

"Tsk...aku tidak suka terlalu mengumbar kemesraan. Minggir, kau bisa membangunkannya nanti." Baekhyun menutup pelan pintu kamar Tzuyu, sedangkan Mingyu hanya terkekeh.

---

"Arayo. Keundae, kenapa kau masih tidak jujur kalau kau juga menyukainya?"

Baekhyun terdiam. Kedua namja itu kini sekarang berada di ruang kerja Mingyu. "Entahlah...aku hanya merasa belum saatnya."

"Geurrae...belum saatnya. Apa kau masih akan mempertahankan hal itu kalau kau tahu apa yang dia lakukan?"

"Maksudmu?"

"Tzuyu akan pergi ke Paris akhir minggu ini. Dia akan menetap untuk beberapa waktu di sana."

"P-Paris? Ya, kenapa tidak ada yang memberitahuku?!"

Mingyu hanya mengedikkan kedua bahunya. "Aku bahkan tahu dari Suzy."

"Aish...ya, kalau begitu cepat antarkan aku ke Suzy-"

"Tidak bisa..." suara Mingyu melemah.

"Mwo? Kenapa tidak bisa? Solma-"

"Dia salah paham karena aku menanyakan tentang statusnya sebagai anak Tuan Bae."

"Ya! Kim Mingyu!"

"Ahhh! Aku bisa gila kalau seperti ini Baek!" Mingyu berjalan ke arah balkon-menendang balkon ruang kerjanya, mengacak rambutnya frustasi. "Dia pasti benar-benar kecewa denganku tadi. Suzy bahkan tidak mengijinkanku mengantarnya ke apartemen."

Baekhyun hanya bisa mengerjabkan kedua matanya. "Hidupmu benar-benar seperti drama. Jangan bilang setelah ini dia akan pergi dari apartemennya dan dia akan meninggalkanmu."

"YA! BYUN BAEKHYUN! Tutup mulutmu atau aku akan meminta Tzuyu untuk menjauhimu!"

"Heol~ kau benar-benar kejam." Baekhyun mencibir.

TBC~~~

When A Man In Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now