5

242 39 0
                                    

Mingyu mengerjabkan kedua matanya begitu ia merasakan seseorang mengusap lembut pipinya. Senyumnya mengembang, Suzy, gadis itu kini tengah menatapnya sambil tersenyum. "Aku tidak tahu kalau bidadari yang ada di mimpiku benar-benar nyata." Namja itu bergumam.

"Tsk..ini masih pagi dan kau sudah berbicara seperti itu. Cepat bangun~ bukankah kau harus ke kantor?" Suzy menggoyangkan tubuh namjanya itu.

"Emm, bukankah ada banyak karyawan di sana. Lagipula ada Baekie~ yang akan mengatasi semuanya." Mingyu kini melingkarkan satu tangannya ke pinggang Suzy-yeoja itu tengah duduk di tepi kasur.

"Mwoya...jawaban apa itu. Tidak ada tanggungjawab sekali..." Suzy mempotkan bibirnya.

"Ehm? Bukankah aku sudah sangat bertanggungjawab karena mempertahankan hubungan kita?" Mingyu bergerak untuk mendekap Suzy. Yeoja itu mendengus.

"Mana bisa seperti itu..ya, cepat bangun dan pergi mandi atau kau tidak tidur di apartemenku malam ini Tuan Kim." Suzy memicing ke arah Mingyu, membuat namja itu terkekeh.

"Mwoga..berani sekali kau. Arasseo..arasseo." kini namja itu beranjak dari tempat tidur Suzy lalu membuka pintu kamar mandi. "Lagipula aku bisa keluar jalan-jalan kan?"

"Ya! Kim Mingyu!" Suzy memekik kesal.

**

"Suzy~ maaf sudah membuatmu mendapat masalah karena menggantikanku kemarin." Sulli kini menggenggam kedua tangan Suzy.

"Gwaenchana..lagipula sebagai calon adik ipar yang baik, aku memang harus membantu kakakku, matji?" Suzy kini melirik ke arah Suho yang bersiap meninggalkan lobi kantor Mingyu.

"Suzy~" yeoja berambut pendek itu kini memeluk Suzy, terharu. "Gumawo. Keundae, bagaimana dengan..."

"Gwaenchana." Suzy melepaskan pelukan Sulli. "Lagipula...aku sepertinya sudah menyadari satu hal."

Sulli menaikkan satu alisnya. "Maksudmu?"

"Ya, eonni, sepertinya kau harus segera masuk, atau Mingyu akan memarahimu karena membiarkan pelanggan hotelnya kepalaran."

"Ya! Suzy!"

**

Tzuyu sejak tadi terus saja menatap kosong ke arah caramel machiatonya. Ini sudah hampir lima belas menit sejak dia memutuskan untuk menunggu Suzy di toko kue milik Suzy. "Tzuyu~ya?"

Suara Suzy membuat yeoja itu tersenyum. "Eonni~ bogosipeo." Tzuyu segera berdiri lalu memeluk Suzy. "Neomu bogosipeo. Mianhae..aku kemarin terlambat mencegah bibi."

"Gwaenchana. Aigoo~ kau tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik." Suzy menyodorkan sepiring cake keju ke arah sepupu Mingyu itu.

"Tentu saja. Eonni, kau masih ingat cake kesukaanku?" Tzuyu tersenyum senang.

"Geurom. Kau benar-benar ingin melanjutkan keputusanmu?" suara Suzy kini terdengar serius. Tzuyu tersenyum kecil.

"Emm...sepertinya aku akan tetap pergi. Keundae, aku akan menunggu sebentar lagi, setidaknya aku harus benar-benar memastikan kalau aku melihatmu dan Mingyu oppa menikah."

"Mwoya...kau mau menunggu kami atau menunggu namja itu?"

"Gerseyo...sepertinya...aku yang salah mengartikan semuanya. Baekhyun oppa tidak pernah menganggapku sebagai seorang wanita di hadapannya. Aku hanya seorang adik kecil untuknya."

Suzy menghela nafas. "Kau menyimpulkannya terlalu cepat Tzuyu~ya."

"Aniya. Aish..eonni, jangan membahasnya lagi...bisa-bisa kau membuatku menangis." Yeoja itu kini pura-pura merajuk, membuat Suzy tertawa.

**

Mingyu menghela nafas panjang. Dia sekarang ada di ruangan Baekhyun, membuat namja cantik itu harus rela duduk di sofa ruang kerjanya. "Ya, aish...kenapa kau tidak ke toko bakery Suzy kalau kau memang tidak mau kemari." Baekhyun bersungut kesal.

"Suzy bisa menerkamku kalau tahu aku tidak pergi ke kantor." Mingyu menyandarkan punggungnya ke kursi kerja Baekhyun.

"Tsk..lalu apa gunanya kau ke kantor tapi kau malah mengganggu pekerjaanku." Baekhyun kini menatap sebal ke arah Mingyu. Tentu saja, sahabatnya itu kini tengah bersantai di ruangannya, padahal dia harus mengerjakan deadline yang ditinggalkan oleh Mingyu. Tunggu, kenapa dia tidak menyuruh Mingyu untuk mengerjakan tugasnya di sini? Bingo. Baekhyun tersenyum puas.

"Ya, Kim Mingyu, ini berkas-berkas yang harus kau kerjakan hari ini. Aku belum mengeceknya. Kerjakan atau aku akan mengusirmu dari sini." Baekhyun kini meraih ponsel di sakunya.

"Y-ya, mana bisa seperti itu!" Mingyu kini protes-tidak terima.

"Kau tinggal memilih, mengerjakan berkas-berkas itu atau kembali ke ruanganmu?" Baekhyun tersenyum evil.

"Aish...Byun Baekhyun, neo!"

Baekhyun hanya terkekeh.Kedua jarinya kini sibuk mengetikkan beberapa kata di halaman pesan ponselnya.

TBC~~~

When A Man In Love (COMPLETED)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt