1

504 57 0
                                    

"Suzy~ dengarkan aku dulu." Jinri segera menahan Suzy, mencegah gadis itu menghindarinya.

"Sudah kukatakan aku tidak mau, kenapa kau terus memaksa eoh?" Suzy-yeoja itu kini menatap tajam ke arah gadis berambut pendek di hadapannya.

"Jebal..aku tidak ada niatan untuk mempertemukanmu dengan namja itu-"

"Kau pasti bekerjasama dengan Suho oppa, matji?"

"Aniya..." suara Jinri kini melirih. "Aku...ingin menenangkan diri untuk beberapa waktu, kau tahu kan, keluargamu tidak menyetujui hubunganku dengan Suho, karena itu..aku ingin memikirkannya matang-matang." Pegangan tangan Jinri kini melemah. Suzy menatap iba. Bahkan Jinri juga sekarang merasakan apa yang dia rasakan dulu.

"Jinri~ya.."

"Jebal Suzy~ah, hanya tiga hari saja. Dan aku sudah memastikan kalau dia tidak akan ada di kantor selama tiga hari ini."

Suzy akhirnya mengangguk. Dia tidak mungkin membiarkan sahabatnya itu terus seperti ini. Dia cukup tahu, bagaimana Suho-kakaknya dan Jinri-sahabatnya berjuang mati-matian untuk mempertahankan hubungan mereka.

**

Suzy mematut dirinya di cermin. Sempurna. Ini tidak akan menjadi masalah bukan, lagipula Baekhyun-teman Suho sudah mengurus ijin Jinri dan penggantian posisi sementaranya di hotel itu. "Hanya tiga hari Suzy, hanya tiga hari." Yeoja itu berusaha menguatkan dirinya.

Yeoja itu menghela nafas panjang sebelum dia meninggalkan apartemennya di wilayah Hongdae. Entah kenapa ada perasaan berat ketika dia harus pergi ke sana, walaupun Jinri bilang namja itu tidak akan ada di kantor untuk beberapa hari ini.

"Jadi benar Chef Choi tidak bisa hadir untuk beberapa hari?" Pria berkemeja hitam dengan lengan tergulung itu kini membaca surat yang ditujukan kepadanya beberapa menit lalu.

"Ne sajangnim." Hani-sekretaris pribadinya mengangguk. "Kabarnya, Chef Choi sedang menangani permasalahan keluarganya. Tapi Tuan Byun sudah mengurus seseorang yang akan menggantikan Chef Choi."

"Baiklah. Kalau begitu suruh orang itu menemuiku sepuluh menit dari sekarang, aku harus memastikan kalau dia berkompeten menangani masalah hidangan di hotel ini." Mingyu menutup map hitam di tangannya.

"Ye sajangnim."

Baekhyun masih menyandar di luar ruang kerja Mingyu untuk menunggu Hani keluar. "Bagaimana? Kau berhasil membujuknya?"

"Dia benar-benar ingin memastikan siapa pengganti Jinri."

"Eish...dia itu benar-benar." Baekhyun mendesis.

"Keundae, aku baru ingat. Harusnya pagi ini Jinri pergi ke pusat gudang makanan untuk memastikan bahan utama yang baru saja datang. Mungkin kau bisa-"

"Maja. Gumawo Hani~ya. Kau yang terbaik." Namja itu segera masuk ke ruangan Mingyu, mengabaikan tatapan Hani yang kesal setengah mati karena perkataannya dipotong oleh Baekhyun.

"Tsk..dasar. aish..untung saja dia tampan." Hani menatap sejenak ke arah pintu ruangan Mingyu yang kembali tertutup, melayangkan tatapan kesalnya ke arah Baekhyun yang kini sudah masuk ke dalam sana.

"Ya! Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu?" Mingyu menatap tajam ke arah namja cantik di hadapannya.

"Eii..kenapa kau galak sekali. Ayolah..kita kan sudah bersama sejak kecil. Harusnya kau tahu itu...ini kebiasaan seorang Byun Baekhyun yang sulit dihilangkan." Baekhyun kini duduk di sofa, mengambil majalah bisnis keluaran terbaru.

Mingyu memutar kedua bola matanya. "Arasseo, keundae wae? Kenapa sepagi ini kau sudah datang eoh?"

"Bingo. Aku tahu kau pintar membaca situasi. Ya, kau tahu kan kalau Jinri hari ini tidak bisa datang?"

"Eoh. Dia ijin selama tiga hari." Mingyu menjawab acuh.

"Geurrae, padahal hari ini dia harus mengecek bahan utama di gudang makanan."

"Apa kau mau menyuruh pengganti Jinri untuk melakukannya?" Mingyu memicingkan kedua matanya. "Solma, penggantinya juga yeoja dan kau-"

"Jenius. Kau benar. Setidaknya biarkan aku berkencan di pagi yang cerah ini. Lagipula sejak dulu selalu saja kau yang mendapatkan kesempatan kencan seperti ini." Baekhyun kini tersenyum, menampilkan smirknya, membuat Mingyu sedikit keheranan.

"Na? Mwoya...sejak kapan aku merebut yeojamu. Lagipula kau tahu sejak dulu aku.." Mingyu tiba-tiba terdiam. Entah kenapa dia selalu saja merasa pertahanannya akan hancur kalau mengingat kenangan-kenangannya bersama yeoja itu.

"Ara..keundae, kau tidak akan marah kan kalau aku berkencan hari ini?"

"Aniya. Aku tidak punya alasan untuk marah." Mingyu tersenyum kecut.

"Jinca? Geurrae, kalau begitu aku pegang perkataanmu. Ah iya, aku dengar rapatnya akan diundur tiga hari lagi. Dan kalau aku tidak salah, kau tidak akan pergi ke Busan, karena ayahmu meminta rapat itu diadakan di kantor pusat."

Mingyu terdiam. Entahlah, ia merasa ada yang disembunyikan Baekhyun darinya.

"Satu lagi, kalau kau mencariku hari ini, aku ada di coffeshop Hongdae. Aku akan berkencan di sana dengan Suzy. Dia yang akan menggantikan Jinri." Namja itu tersenyum lembut, seolah memberikan isyarat pada Mingyu untuk pergi ke tempat itu.

Mingyu hanya terdiam. Apa Baekhyun baru saja menyebutkan nama Suzy? Apa dia Suzy-nya? "Suzy?"

"Na kanda." Baekhyun melambaikan tangannya sebelum menutup pintu, mengabaikan ekspresi terkejut seorang Kim Mingyu.

"YA! Byun Baekhyun!"



TBC~~~

When A Man In Love (COMPLETED)Where stories live. Discover now