"periksa otaknya deh, Ken, kayaknya otaknya kegeser." Ucap gua kesal melihat wajah Adira.

Dokter yang menangani Adira itu teman gua, namanya Kenzi.

Kenzi tertawa pelan lalu membawa Adira untuk diperiksanya.

"kenapa lo pegang-pegang gua?" kesal Adira.

"lo diem aja, dia mau liat kejiwaan lo." ucap gua.

"kejiwaan lo tuh harusnya diperiksa bukan gua."

Setelah diperiksa, Adira kembali duduk disebelah gua sedikit jauh, Adira benar-benar sangat menghindari gua.

"gimana dia?" tanya gua sambil melirik Adira.

"untuk sementara waktu, dia kehilangan ingatannya, Lee." Ucapan Kenzi benar-benar buat gua gilak betulan.

Gua menetralkan perasaan gua setelahnya gua kembali bersikap tenang.

"hilang ingatan? Kok bisa? Kayaknya semalam dia baik-baik aja." Ujar gua.

"jangan bilang semalam kepala dia kebentur sesuatu?" tanya Kenzi.

"semalam gua sama dia kecelakaan, rem mobilnya dia blong, kayak ada yang sabotase gitu, terus gua narik dia dari luar mobilnya sampai keguling dijalanan." Cerita gua. "apa karena kepalanya terguling?"

"apa istri lo lagi stres atau lagi depresi?"

"iya, dua bulan yang lalu dia abis keguguran. Dia kayak belum terima atas kegugurannya, lagipula kehamilan dia bener-bener gak dia tau."

"jadi maksud lo, dia tau hamil juga pun karena dia abis keguguran?"

"iya." Jawab gua lemas. "dia sering ditanya kapan hamil terus sama orang, apa itu penyebabnya?"

"sepertinya penyebab dia hilang ingatan, dia selalu merasa tegang karena faktor depresi dan stres atau emosional yang sulit dia kendalikan. Dia terlalu banyak berpikir keras sampai mempengaruhi daya ingatnya hingga mengalami gangguan ingatannya." Papar Kenzi yang sangat sulit tuk dipahami.

"apalagi lo bilang kepala dia abis kebentur, itu semakin melukai otaknya. Kemungkinan dia akan kehilangan ingatannya dalam jangka pendek tapi walaupun begitu, cepat atau lambat daya ingatnya akan kembali secara bertahap dari waktu ke waktu."

"jangka pendeknya berapa lama?" tanya gua sedikit tenang walaupun hati dan pikiran gua udah hancur.

"tiga sampai empat bulan paling cepat, tapi kalo lo terus membantu daya ingatnya itu akan lebih cepat membantu kembalinya daya ingatnya. Tapi jangan lo paksa, karena kalo semakin dipaksa akan semakin kacau ingatannya."

"apa dia bener-bener lupa kalo gua suaminya?"

"ha ha ha kayaknya lo sakit hati banget istri lo lupa diri lo." ledek Kenzi.

"bukan begitu, tapi aneh aja dia lupa gua."

"kalo lo mau cepet-cepet daya ingatnya kembali, lo usahain lo selalu disamping dia." Kata Kenzi "gua Cuma takut ada pihak yang memanfaatkan hilangnya ingatan istri lo."

"sebenernya Adira juga lagi dalam keadaan bahaya, nyawanya terancam banget. Pusinglah gua."

"gua yakin lo bisa hadapin semua masalah lo, gua yakin."

"thanks Ken."

"santai aja, Lee."

"yaudah kalo gitu gua permisi."

"obatnya jangan lupa." Ucapnya mengingatkan dengan memberi resep obat untuk Adira.

Gua pun keluar dari ruangan Kenzi dengan terus menggenggam erat tangan Adira. Gua benar-benar harus jaga Adira baik-baik kalo bisa dia harus gua bawa ke kantor.

Kembali Pulang [ENDING]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant