Sock and Breakfast

2.7K 288 20
                                    

(Don't forget to play the song on the media!♡)

Tenerife Sea by Ed Sheeran

***

"Sakura! Dimana kaos kakiku?!"

Sakura, yang sedang membuat pancake di pantry, menoleh. "Bukannya di lemari?"

"Tidak ada!"

Sasuke sibuk mengeringkan rambutnya sambil mengelilingi rumah mencari kaos kaki kesayangannya. Akibatnya, tetesan air rambutnya sukses membasahi setiap sudut lantai yang di lewatinya.

"Dimana, sih, kaos kakiku?! Kaos kaki dimana kau?! Kaos kaki!"

Teriakan Sasuke yang seperti anak kebakaran janggut membuat Sakura sebal. Ia mengangkat pancake dari teflon ke piring dan mematikan kompor, lalu keluar dari pantry.

"Di lemari!" balasnya berteriak juga.

"Nothing, i swear!" Sasuke kembali berteriak dari dalam kamar mereka.

Sakura menggelengkan kepalanya dan akhirnya sadar kalau banyak air di lantai rumah mereka. "Sasuke! Kalau rambutmu basah jangan jalan-jalan!"

Sasuke di dalam kamar hanya memutar matanya mendengar omelan sang istri. Ia kembali membongkar lemari, mencari kaos kaki yang kata Sakura ada disana.

Sakura yang masih menggerutu di koridor rumah hanya menggelengkan kepalanya. Ia segera berjalan ke arah kamar mereka dan mematung saat menemukan beberapa pakaian terhambur di lantai dan seorang pria yang shirtless sedang menghamburkan isi lemari.

"Uchiha Sasuke!"

Sasuke, pria itu segera berhenti membongkar lemari dan berdiri tegak di hadapan Sakura. "Siap, madam!"

Sakura mendesis geram dan menampar lengan Sasuke sebal. "Sudah membuat rumah becek, sekarang kau mau menghancurkan isi lemari, heh? Berantakan sekali!"

Sasuke menggaruk belakang telinganya bersalah. Ia menatap wajah Sakura yang mengkerut karena ulahnya. "Maafkan aku. Aku tidak bisa menemukan kaos kakiku, jadi yah..."

Sakura memutar matanya. "Sekarang kau bersihkan air di lantai, aku yang carikan kaos kakinya."

Sasuke mengangguk dan membuat pose hormat. "Siap, madam!"

Masih jengkel, Sakura memilih untuk menghiraukan tingkah sang suami dan berjalan masuk ke kamar yang berantakan karena pria itu. Sasuke hanya mengangkat bahunya dan segera keluar untuk membersihkan air yang menggenang akibat tetesan air dari rambutnya.

Sakura mendecak sebal dan memungut satu persatu pakaian yang ada di lantai dan melipatnya sampai rapi lalu menyusunnya di dalam lemari. Setelah kamarnya rapi, Sakura mulai mencari kaos kaki milik Sasuke dan menemukannya terselip di pinggir lemari.

Sakura menggelengkan kepalanya. "Kalau ini ular, mungkin Sasuke sudah digigit."

Perempuan dengan kecantikan alaminya itu keluar dari kamar dengan kaus kaki di genggamannya. Keningnya mengkerut saat mendengar bunyi perabot dari dalam pantry. Sakura mempercepat langkahnya menuju pantry dan terkejut melihat apa yang terjadi disana.

Sasuke, yang sedang shirtless, sibuk menata pancake di piring dan menuangkan banyak sirup maple untuk pancake mereka berdua. Pemandangan ini cukup langka karena Sasuke bukan tipe pria yang suka berurusan di dapur. And he does.

"Itu cukup. Nanti kita bisa diabetes."

Sasuke menghentikan aksinya menuang sirup dan menoleh ke pintu pantry. "Ah, kau sudah menemukan kaos kakiku?"

Sakura memasuki pantry dan menyodorkan kaos kaki bergambar santa milik suaminya itu. "Ini, santa-men."

Sasuke terkikik senang dan segera memakai kaos kakinya. "Dapat dimana?"

"Di lemari, 'kan."

Sasuke menatap Sakura kagum dan menepuk tangannya begitu kedua kaus kakinya terpasang rapi. "Awesome!"

Sakura menggeleng dan tersenyum. Sasuke berdiri dan menarik kursi untuk Sakura duduk. "Kemarilah, Saku."

Sakura menaikkan alisnya dan tersenyum tipis. Ia mendudukkan bokongnya di kursi dan Sasuke langsung mengecup puncak kepalanya. Kemudian pria itu memutar tubuh untuk duduk di kursi di hadapan Sakura.

"Tumben kau yang melanjutkan masak."

Sasuke mengangkat bahunya dan mulai memotong pancakenya. "Sesekali tidak ada salahnya."

"Yang sering juga bagus."

"Terus apa yang kau lakukan kalau aku yang memasak?"

"Makan!"

"Dasar."

Sakura terkekeh dan menatap pancake miliknya yang seperti tenggelam dalam kuah madu. "Terimakasih, ya, Sasuke."

Sasuke yang mulutnya dipenuhi pancake hanya tersenyum manis membuat kedua matanya menipis. Sakura melarangnya untuk berbicara saat makan, jadi ia hanya mengelus rambut merah muda Sakura penuh sayang.

Sakura tersenyum lembut. "I love you."

Sasuke mengangkat alisnya sedikit kaget, jarang sekali mendengar Sakura mengatakannya lebih dulu. Tanpa sadar detak jantungnya jadi tidak keruan. Ia menelan pancakenya cepat-cepat.

"Tumben sekali kau bilang duluan."

"Tidak suka?"

"Suka, aku suka."

"Tidak usah protes kalau begitu."

"Bukan protes. Kau datang bulan lagi ya?"

"Berisik!"

"I love you too, Sakura. Really love you."

"Ugh, gombal. Cepat makan lalu antar aku ke supermarket."

"Ah, aku sudah buat janji main game dengan Leon!"

"Oh boleh saja kalau kau mau main game dengan Leon. Tapi sebentar malam tidur di ruang tamu, ya?"

"Oke jadwal main game hari ini dicancel. Leon sepertinya juga akan pergi dengan Benica. Aku akan menemanimu ke supermarket hari ini."

"Nice boy."

Sasuke hanya menggerutu dalam hati, sambil sembunyi-sembunyi melirik kalender di belakang Sakura. Tanggal 20. Genap.

End of Socks and Breakfast

[9th of January 2019] by Javanicuse

Two Of UsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora