chapter 2

2 1 0
                                    

apa ini? rapalan doa agar malaikat bisa mengeluarkanku? Damn it! kesalnya dengan meremas kertas tersebut dan melemparnya sembarang

***************

Sera kembali meringis, lalu ia pun berdiri dan berjalan kembali untuk mengintip melewati celah yang berada di pintu tersebut – ia pun mendekatkan wajahnya kembali dan memohon agar kali ini seseorang akan menolongnya – dan saat melihat dengan tidak percaya, dirinya menangkap segerombolan orang yang telah berkumpul di depan rumah kecil ini. cepat sekali terkabulnya. Matanya membelalak begitu pun dengan hatinya yang mencelos, merasakan betapa tenangnya melihat akhirnya ada orang yang bisa membebaskan dirinya, ia pun berteriak kembali dan memukul lebih keras pintu kayu tersebut walaupun tangannya yang semakin terasa sakit dan menyiksa dirinya

Heyyyy!! Please, help me! Jangan diam saja di situ, cepat keluarkan aku!! teriaknya kesal. Sampai akhirnya dirinya berhenti berteriak dan melangkah mundur untuk mengambil napas sebentar sebelum kemudian melakukan aksi berteriak lagi

Saat merasa sudah lebih baik, Sera kembali mengambil napas dalam-dalam tapi ia langsung melangkah mundur kembali saat mendengar seperti sebuah kunci yang dibuka. Perasaan takut yang tadi sebelumnya telah melunak sekarang kembali bertambah dengan yang mungkin akan ia lihat. Pikirannya tidak bisa habis pikir, bagaimana jika mereka tidak menolongnya melainkan ingin menyiksa nya kembali? Sera berjalan mundur saat pintu telah terbuka dan terus mundur hingga dirinya terjengkal kebelakang

Matanya mengerjap - ngerjap kembali saat sinar matahari saat ini lebih banyak masuk dan membuat matanya harus menutup. Sera merangkak mundur saat melihat sosok siluet berbadan tegap mulai melangkah masuk ke dalam yang disusul dengan beberapa orang yang mungkin penasaran dengan makhluk yang berada di dalam

Saat pria tersebut masuk dan Sera telah bisa melihat dengan jelas, dirinya bisa menangkap sosok pria dengan mata coklat, dan badan yang terbilang besar – berotot dan ideal. Sedangkan di belakang pria tersebut, berdiri satu wanita dengan rambut berwarna merah pekatnya dengan sunggingan senyuman yang dilemparkan ke arah sera yang membuat ia mengerutkan dahi heran. Wanita tersebut berlalu melalui pria bermata coklat dan berjalan menghampiri Sera dengan perlahan. Sera mundur dengan reflek saat wanita tersebut mengulurkan tangannya kepada dirinya, ia hanya menatap bingung apakah menerima atau menolak uluran tangan tersebut. dirinya meringis kembali dan menutup mata saat merasakan rasa bakar ini semakin menusuk hingga ketulang. Sial, ini sangat menyakitkan! Batinnya

tidak apa, aku akan menolong mu

Ia mengalihkan pandangan menatap ke arah wanita berambut merah tersebut dengan tangan terangkat dengan gemetar menahan sakit luar biasa. Wanita tersebut tetap tersenyum – tersenyum licik dan seperti merasa senang mendapatkan mainan baru – dan masih berada di tempat dengan menunggu uluran tangan dari dirinya. Tanpa ragu Sera menggapai uluran tangan tersebut dan kemudian tangan mereka berdua saling menempel. Wanita berambut merah itu pun langsung menarik tubuh Sera dan membantunya untuk bangun, Sera merintih pelan kembali saat merasakan seperti terkilir di kedua kakinya

Wanita berambut merah tersebut mendengar rintihan Sera dan mulai mengalungkan tangan Sera di bahunya. Dia menatap Sera dengan tatapan tidak dapat dibaca tetapi dengan senyuman aneh terpancar, kau aman bersama kami. Tenangkan dirimu Sera mengerutkan dahi menatapnya bingung dan hanya anggukan kepala bahwa Sera percaya

Sera dirangkul oleh wanita berambut merah tersebut yang membantu diri Sera keluar dari tempat kecil tersebut dan mereka melewati sekumpulan mata yang memandang penasaran ke arah Sera yang sangat kacau. Orang-orang yang sepertinya ingin mengetahui siapa yang berada di dalam gubuk tua reyot dan sangat dihindari tersebut, dan saat mereka melihat Sera keluar melewati mereka yang penasaran, semua pandangan seperti terkejut, tidak bisa berkata apa pun. Sedangkan Sera hanya menjengah kan mata dan menghela napas kasar. Pandangan Sera kembali dibuat kabur dengan cahaya matahari langsung yang mengenai retina matanya, tetapi sekejap angin hangat menyambut kedatangan dirinya dan membuatnya terus menutup mata menikmati sapuan hangat di sekujur tubuh sambil terus berjalan. Seketika rasa terbakar kembali merusak moment, dengan berkali-kali lipat terasa membakar pergelangan tangan kiri di tambah dengan rasa terkilir di kaki. Ia menahan sakit dengan merintih sepelan mungkin dengan keringat mulai membasahi kembali kening dan juga tubuh nya sebagai tanda bahwa dirinya kesakitan menahannya

Seakan tahu apa yang terjadi, wanita tersebut berhenti dan mendudukan Sera di atas rumput dan mulai memeriksa tubuhnya dengan teliti, tanganku ucap Sera lirih dengan menggulung lengan baju di tangan kirinya yang menampakkan luka bakar yang melebar. Wanita itu mengangguk dan hanya menampilkan raut wajah datar tanpa ekspresi

Rasa sakitnya terasa semakin panas dan membakar kulit hingga ketulang dan mempersulit untuk dirinya menggerakkan jari jemarinya. Sera mulai berteriak saat luka tersebut telah melebar ke seluruh pergelangan dalam tangannya. Sera tidak pernah merasakan sakit seluar biasa ini hingga rasanya seperti berhenti bernapas saja untuk menerima semua rasa sakit ini, kau akan baik-baik saja. Sekarang pejamkan mata mu kembali ujar wanita tersebut sambil mengeluarkan sesuatu dari tas kantong miliknya

Sera hanya mengangguk menahan rasa sakit dan mulai mengerjakan apa yang wanita berambut merah tersebut katakan. Pikiran nya pening karena menahan semua rasa sakit yang tidak bisa di tahan olehnya. Dirinya pun menggenggam kuat tangan kiri nya dan mencoba menahan rasa sakit dengan menggigit bibir. Sampai Sera merasa bahwa ada benda tajam runcing yang menusuk lehernya, Sera ingin membuka mata tapi rasanya sangat berat seperti kantuk yang menyerangnya tiba-tiba. Begitu pun dengan pendengarannya yang berdengung kencang dan juga rasa sakit yang perlahan mulai tak terasa

pikirannya saat ini seperti mulai berputar dan tubuhnya terasa lemas, apa yang kau lakukan ucapnya lirih dan sedetik kemudian dirinya tidak merasakan apa pun dan tidak tahu apa yang akan terjadi setelahnya

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 03, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Remind Me, PleaseWhere stories live. Discover now