Chapter 18 : Let Me?

Zacznij od początku
                                    

🎃 🎃 🎃

Oilien Feyna Aksana POV

"Pada tahun 1506, Victorian terpecah menjadi tiga. Dua diantaranya adalah Stormhold dan Auveram. Namun, karena perjanjian Eirini tanggal 2 Februari tahun 1553, ketiga kerajaan bersatu. Walaupun Stormhold lebih memilih untuk menutup diri mereka, ketiga kerajaan tetap berdamai hingga sekarang."

Aku merasakan mataku sedikit memanas saat guru sejarah itu sok tahu menahu mengenai kerajaanku. Menutup diri apanya? Kalau mereka berpikir bahwa Stormhold sengaja menutup diri karena memang tidak suka bergaul, itu salah. Stormhold tidak begitu! Mereka hanya tidak tahu apa yang ada dalam kerajaan, itu saja!

Lagipula saat aku berbicara pun, apakah ada yang percaya? Mungkin bagi sebagian orang seperti Mr. Dawson akan percaya. Namun bagi orang awam? Mereka menuju ke Stormhold pun pasti akan dikelabuhi oleh si penguasa palsu.

Selain itu, bagi mereka yang percaya bisa apa? Walaupun Victorian adalah kerajaan terbesar, pasukan Stormhold tidak main-main. Aku ingat bahwa ayah selalu mengerahkan banyak anak remaja di kerajaan untuk berlatih. Walaupun aku tidak melihat bagaimana prosesnya, sih.

"Apakah ada yang ingin berta--"

Tok.. Tok.. Tok...

"Masuk," ucap guru sejarahku dengan nada datar.

Detik berikutnya, aku melihat Mr. Xander masuk ke dalam kelas dan berbicara dengan guru sejarahku. Hingga akhirnya Mr. Xander memanggil seseorang di luar kelas. Siapa orang itu membuat mataku membulat sempurna.

"Anak-anak, saya minta perhatiannya sebentar ya!" Mr. Xander menatap kami semua dengan senyumannya. "Hari ini, kalian akan kedatangan murid baru lagi."

"Apa?! Kedatangan murid baru lagi?"

"Kenapa harus di kelas kita, Mister?"

"Iya! Bukannya kelas kita udah ketambahan Aaric ya? Kan dia bisa jadi murid di kelas lain!"

"Mister, kalau dia baru masuk sekarang, bukannya seharusnya dia ikut ujian ya? Kan enggak adil kalau dia masuk sekolah tanpa ujian yang sebegitu beratnya!"

Aku menatap seorang lelaki berambut pirang yang melirikku dengan santainya. Seakan-akan semua ini sudah ia skenario sebelumnya. Ya, sepertinya memang begitu.

"Tenang dulu, anak-anak. Ini kebijakan langsung dari kepala sekolah, jadi dia terpaksa harus masuk ke kelas kita, Neptunus," ucap Mr. Xander dengan tegas. "Tentang ujian, dia sudah diuji langsung oleh kepala sekolah."

"Diuji langsung?" Seorang pria yang berada di samping Zeon bertanya dengan acungan tangan. "Aku pikir itu tidak adil karena bisa saja itu hanya manipulasi."

"Aku tidak memanipulasi."

Aku melirik ke arah Eve yang menatap murid baru itu dengan tatapan tidak percaya. "S-Suaranya... Mirip..."

Aku tahu apa yang dipikirkan Eve. Namun, aku tidak peduli. Lelaki itu, ternyata benar-benar melaksanakan ucapannya.

"Lalu, kekuatanmu apa?" ucap lelaki di samping Zeon dengan angkuh.

Murid baru itu menyeringai. Senyumannya begitu sinis hingga membuat dirinya terlihat berbeda.

"Kekuatanku?" Murid baru itu tertawa kecil. "Kupikir tidak sopan bertanya langsung mengenai kekuatan tanpa perkenalan."

Semua orang di sini terdiam.

"Baiklah, kamu perkenalan saja dulu," ucap Mr. Xander meredakan keheningan.

El Academy [Proses Revisi]Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz