Chapter 4 : Ujian

3.8K 253 10
                                    

[Revisi]

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Vote maupun komentar kalian sangatlah berharga 😊

💐 💐 💐

Oilien Feyna Aksana POV

"Enggak, Oilin!"

Penolakan tegas itu membuat bibirku mengerucut kesal. Baru saja, aku meminta tolong padanya untuk membantuku dan Zeon keluar dari akademi. Ya, itu merupakan rencana kami untuk berlatih lagi di Hutan Aukwood. Tentu saja itu tidak akan sulit mengingat Evelina mempunyai kekuatan invisible.

Tanpa Evelina, mungkin semuanya tak akan berhasil dengan mudah. Setidaknya kami—aku dan Zeon, harus benar-benar memastikan keadaan penjaga di belakang akademi. Apakah ketika kembali dari Hutan Aukwood, kami bisa sampai dengan selamat.

"Please?" rajukku dengan aegyo. Oh, ayolah, Evelina. Aku benar-benar membutuhkan bantuanmu sampai menurunkan harga diriku!

"Enggak!"

Akhirnya aku menyerah, memilih pasrah bergulat dengan kasur milikku. Ah, bagaimana ini nanti? Zeon yang menyuruhku membujuk Evelina tadi ketika makan malam.

"Kamu benar-benar ingin keluar?" Evelina menatapku sendu. Sepertinya ia juga bimbang ingin membantuku atau tidak. "Harus bersama Zeon ya?"

Aku berdecak. "Memangnya kenapa kalau Zeon?"

"Kenapa gak sama kakak aja?" Ucapannya membuat mataku membelalak. Sedetik kemudian, ia membuatku melayangkan tatapan nanar. Aku dan Raven? Itu lebih gila lagi!

"Sebentar, aku perlu tahu apa yang ada dipikiran kecilmu itu, Eve. Jadi kamu pikir aku dan Zeon memiliki hubungan. Lalu kamu tidak setuju, dan menyuruhku untuk bersama Raven saja, begitu?"

Dengan pertanyaan retorisku, ia mengangguk dan tersenyum lesu. Manusia macam apa dia ini?!

"Ya ampun, Evelina. Aku dan Zeon nggak memiliki hubungan apapun!" sanggahku dengan raut frustrasi.

"Lalu, kenapa malam-malam begini keluar ke Hutan Aukwood? Berdua lagi!" sinis Evelina kepadaku. Ah, aku bahkan tidak membayangkan akan berteman dengan gadis ini. Mungkin aku sudah gila.

"Bukankah sudah jelas? Aku berlatih kekuatan, Evelina. Sebentar lagi akan ada pemeriksaan kekuatan 'kan? Kalau aku tidak lolos, aku sendiri yang rugi."

Kulihat Evelina menghempaskan tubuhnya di atas kasur. Tatapannya mengarah ke langit—sepertinya ia sudah menyerah. Aku bersyukur karenanya.

"Ya sudah, Oilin. Aku bantuin kamu. Tapi satu hal yang harus kamu tahu."

"Apa?"

Eve tersenyum misterius. "Jangan melihat seseorang dari tampang dan sifat. Kadang semua itu bisa menipumu."

Aku mengangguk mengerti. Memang di El Academy ini aku tidak bisa percaya siapapun. Sekalipun aku percaya, kepercayaanku ada batasannya. Walaupun Evelina sekalipun, ia tetap orang asing bagiku.

Jahat sih memang, tetapi aku akan jujur. Aku tidak bisa mempercayai gadis di hadapanku sekalipun ia membantuku melakukan sesuatu. Karena sekali aku menaruh kepercayaan, maka aku harus siap untuk kecewa.

Aku tersenyum dan berkata, "jadi, beneran bisa bantu, 'kan?"

Evelina mengangguk sedangkan batinku langsung bersorak girang. Entah apa yang terjadi nantinya, aku siap menanghung konsekuensinya. Lagipula, permainanku belum dimulai sama sekali.

Sudut bibirku tertarik. Ini menarik.

💟 💟 💟

"Ignis Ferrum!"

El Academy [Proses Revisi]Where stories live. Discover now