11th

250 42 0
                                    


Insert song: Symposium Magarum (Oktavia von Seckendorff's theme song of Madoka Magica)

mari mulai—

the eleventh banquet of ATROPA MALFOY

: kemalangan

.

.

.

Sekarang, bagaimanakah caramu untuk berusaha agar tetap tersenyum, wahai gadis yang berdiri di tengah-tengah terpaan badai?

Apakah kau tidak punya kekuatan lagi untuk menghapus air mata yang mengalir di pipimu, hei kau yang bersedih di tengah-tengah hembusan angin?

Rambut putih yang berkibar dan menutupi sebagian wajahmu yang memerah. Isakan parau yang tertinggal di kerongkongan. Jantung yang berdetak keras. Sepasang permata kelabu yang membelalak. Lelehan air mata dan wajahmu yang diselimuti kesengsaraan dan amarah. Wahai gadis yang berduka,

apakah yang sudah membuatmu menangis?

.

Demi sang Raja dan Ratu yang berdiri jauh di tiap ujung bidak catur,

Atropa akan melakukan apa saja.

Karena itu, tolong lihatlah dirinya.

.

"Aaaa...." Tak ada apapun di ujung sana, tapi tanganmu terulur seolah ingin menggapai sesuatu yang kau pikir bisa kau dapatkan. "Aaaa....haaa..." Dan suara parau yang terdengar pilu itu sangat menyayat hati.

Kau tertatih.

Mencoba meraih sesuatu yang tidak mungkin bisa kaudapatkan.

.

[jika kedua orang tuanya tidak pernah bertemu,

maka Atropa Malfoy pasti akan lahir di keluarga yang lain

yang normal dan

lebih baik dari yang ini.]

.

"Fa...ther....mothe..r...aaa..."

Wahai gadis yang meringkuk di dalam kemalangan,

apakah yang sudah membuatmu sangat bersedih?

.

Akan tetapi, kedua bidak catur itu memalingkan wajah,

dan memilih untuk tidak melihatnya.

Oleh karena itu, di suatu jalan sepi di musim dingin, dengan syal hitam tebal yang menghangatkan lehernya, gadis itu menundukkan wajah dan meletakkan tangan di sisi kepalanya. Suaranya serak dan parau, langkahnya goyah dan tidak teratur.

.

"Apalagi yang aku miliki...."

Bibir pucat bergetar. Kau tak punya lagi kekuatan untuk berdiri tegak. Hatimu sudah hancur dan terbang bersama harapan dan keinginan terpendam yang hancur lebur bersama api kesia-siaan. Lalu,

kaupun tersenyum di dalam ketenangan yang tidak sepadan dengan apa yang mengalir di pipimu.

Kedua tanganmu kau julurkan ke langit yang menumpahkan butiran-butiran salju dan angin yang bertiup kencang.

Sorot matamu membeku di dalam ketenangan yang tidak sepadan dengan apa yang linangan di pipimu.

Kemudian,

dengan suara parau dan kerongkongan yang sakit,'

kaupun berkata,

"Apalagi yang aku punya?

Father,

mother,

apa yang sebenarnya bisa aku miliki?"

.

Angin dingin berhembus.

Ia tergelak.

Tertawa dan tertawa. Merasa bodoh sendiri. Menertawai semua usaha saat ia menyadari apa yang sebenarnya tak akan ia dapatkan. Salju yang turun di awal Agustus menemani kesendiriannya. Dinginnya membuat punggungnya menggigil. Air matanya mengalir, namun bibirnya mengulas senyum lebar yang tak terkontrol.

Kesendiriannya.

Kegilaannya.

Tertawa dan tertawa.

Tidak bergunaaaaaa! !

.

Kemudian kau mencengkeram sisi wajahmu. Senyum tenang yang kau ulas kini berubah dengan deretan gigi yang terlihat saat kau tersenyum lebar dengan kegilaan di raut wajahmu.

Dan kau tergelak.

Tertawa dan tertawa.

Seperti di suatu hari di bulan Agustus di tahun yang telah berlalu.

Saat kau tahu tidak ada gunanya melakukan apapun karena kedua orang itu tak akan melihatmu.

Dan kini kaupun tertawa lagi.

Karena

biarpun kau memimpikan sesuatu,

hal itu tidak ada gunanya juga.

"TIDAK BERGUNAAAAAA!!!"

.

.

Hei,

Atropa Malfoy,

teruslah tersenyum.

"AHAHAHAHAHAA!"

.

.

.

Lalu gadis itu menjerit.

_bersambung_

ATROPA MALFOY (completed)Where stories live. Discover now