ABOUT TIME (1)

Mulai dari awal
                                    

Nara menangis didalam sana, jujur ia sudah menyesal luar dalam atas segela kejahatannya, namun ia tak berdaya saat tidak akan bisa mengembalikan keadaan seperti semula kala, masa depannya hancur.

"Maafkan aku Appa, jebalyo aku sudah tidak tahan hidup sendiri dalam ruangan yang pengap ini, aku ingin keluar!" Pintahnya dengan penuh rasa penyesalan.

"Appa tidak bisa membantumu Nara! Appa tidak memiliki wewenang atas pencabutan hukuman mu, Kim bum lah yang mencekalnya" Jelas Tuan Go pasrah.

"Bagaimana dengan kabar Eonni apakah sudah ada kabar mengenai dirinya?" Ucapnya menanyakan So eun. Yah sejak Nara mengetahui jika So eun merupakan kembarannya ia sungguh menyesalinya dan bahkan lebih bodohnya lagi ia tak pernah merasakan ikatan darah bersama So eun yang merupakan kakak kandungnya.

"Belum! Sampai saat ini kami belum menemukannya! Walaupun kami sudah menganggapnya tiada namun, usaha tidak pernah kami hentikan untuk menemukannya" Jelas tuan Go.

"Andai saja dulu aku tau So eun adalah kakakku, pasti aku takkan pernah melakukan hal keji itu padanya!" Ucap Nara penuh rasa sesal.

"Sudahlah semua sudah terjadi tidak ada yang dapat terulang sekalipun kita inginkan, yang harus kita jalani sekarang hanya menjadikan hal kelam itu sebagai pelajaran yang abadi, karna pengalaman adalah guru paling berharga dalam hidup!" Ucap tuan Go dengan bijaknya lebih tepatnya mencerami putrinya yang sudah terlajur masuk kedalam lingkaran setan.

Walaupun sebenarnya hatinya sakit, ia merasa bahwa ia sudah gagal dalam mendidik putrinya, ia gagal menjadi seorang ayah yang seharusnya menjadi superhero untuk anak-anaknya karna nyatanya ia tak dapat berbuat apapun saat kejadian itu terjadi.

"Maaf waktu besuk sudah selesai" Ucap seorang Petugas dan segera membawa Nara masuk kembali kedalam jeruji yang dingin itu, tuan Go menghapus air matanya yang mengalir tanpa permisi, sungguh berat melihat keadaan putrinya seperti itu.

***

Apakah yang akan kau lakukan saat merasakan kekosongan dalam hatimu? Apakah mencari pengisinya? Atau membiarkan saja ia terisi dengan sendirinya oleh kehampaan?
Terlalu banyak kenangan yang tersimpan dalam memorinya tentang perasaanya yang terlalu dalam pada seseorang yang saat ini masih menjadi ratu hatinya, di dalam ruangan yang terlihat gelap ia duduk termenung disana dengan sebuah cangkir berisi kopi dalam genggamannya, ia memandangi dunia luar dari balik jendela yang tertutup tirai transparan, hatinya masih tetap sama, namun lebih terasa dingin dan beku ia pula tak tahu apa yang tengah ia lakukan? Meratapi kepergian wanitanya? Atau ia meratapi hidupnya yang terlihat mengerikan?

Tokk! Tok! Tok!

Suara ketukan pintu bahkan tak dapat membangunkannya dalam lamunan, ia masih fokus memandangi luar sana dari balik jendela ruang kerjanya.

Suara pintu dibuka sekalipun tak digubrisnya ia masih dalam posisi yang sama hingga suara seseorang mampu membuatnya menengok.

"Bum!" yah panggilan keras itu berhasil membuatnya berbalik menatap sahabatnya yang terlihat khawatir saat melihatnya.

Siwon menghembuskan napas sejenak sebelum berbicara pada Kim bum.

"Apakah kau mau jalan-jalan dengan kami?" Ucap Siwon sedikit segan.

"Tidak ada waktu untuk ku bersenang-senang!" Ucapnya dingin.

"Ayolah Bum! Istriku sangat ingin bertemu dengamu, ia memang sering ngidam yang aneh-aneh tolonglah Bum!" Ucap Siwon memelas.

"Huh baiklah, aku tidak ingin keponakanku nanti ileran seperti Appanya!" Ucap Kim bum sedikit bergurau membuat Siwon tersenyum senang, setidaknya sahabatnya ini belum lupa bagaimana cara bersosialisasi yang benar.

"Waaah terima kasih kau sangat perhatian sekali padaku!" Ucap Siwon dibuat manja, membuat Kim bum bergidik geli seraya keluar mendahului Siwon.

Sejenak Kim bum melupakan kesedihannya, saat melihat sahabatnya penuh make up disemua bagian wajahnya, siapa lagi yang melakukan hal gila itu selain istrinya sendiri.

"Oh ayolah sayang kau ingin menjatuhkan wibawa suamimu didepan umum seperti ini!" Rayu Siwon dengan wajah yang memelas.

"Diamlah sudah hampir selesai karya istrimu yang cantik ini!" Ucap perempuan itu dengan bangganya.

"Astaga Min jae-ya! Lihatlah tampang tersiksa suamimu!" Ucap Kim bum bergidik geli.

"Taraaaaaa sudah selesai!" Teriak Min jae dengan bangganya. Menyita perhatian para pengunjung salon.

Yah saat ini mereka tengah berada disebuah salon milik keluarga So eun yang dikelola oleh Hae soo beserta So mi, Kim bum yang membuatkannya untuk keluarga istrinya itu, sebagai usaha keluarga mereka dan sudah memiliki sekitar lima cabang di kota Seoul.

Semua pelanggan yang melihat Siwon tak urung tertawa, tanpa rasa canggung sekalipun.
Setalah lama kenal dengan Min jae dan merasa cocok mereka memutuskan untuk menikah dan sudah hampir satu tahun setengah usia pernikahan mereka, dan untuk saat ini Min jae tengah mengandung enam bulan.

"Astaga karya kak Min jae benar-benar yang terbaik!" Teriak So mi dengan mengacungkan kedua ibu jarinya.

"Benarkan istrimu ini memang paling berbakat dalam hal melukis wajah hahaha!" Begitu terlihat senangnya Min jae akan hasil yang telah dibuatnya, padahal ia sendiri tak mengetahui jenis make up, hairleaner saja ia pakai untuk maskara jangankan berbagai macam alat kecantikan ia benar-benar buta akan semua yang berhubungan dengan alat kecantikan padahal ia seorang perempuan.

"Oppa ayo sekarang menarilah didepan sana!" Teriak So mi sambil bertepuk tangan, hingga di ikuti oleh orang-orang yang berada didalam sana.

Dengan senang Kim bum mendorong tubuh Siwon hingga terpental ditengah-tengah area pengunjung.

"Ayooooo menariiiiii........!" Teriak Kim bum menyemangati sahabatnya itu.

Siwon yang hanya diam saja pun mengundang kesedihan Min jae, yang terlihat sudah berkaca-kaca.

"Baiklah demi istriku tercinta aku akan menari!" Keputusan itu membuat satu senyuman terbit diwajah Min jae.

Dengan senang So mi pun memutarkan sebuah lagu dengan volume kencang hingga terdengar berdentum. Dengan malu-malu namun pasti Siwon mulai mengerakkan tubuhnya walau terlihat kaku hingga menimbulkan gelak tawa orang-orang disekitar.

"Ayolah suamiku pasti bisa, semangat!" Teriak Min jae.

Melihat kebersamaan Siwon dan Min jae yang terlihat harmonis tak urung membuat Kim bum merasakan pahit dalam hatinya, seharusnya ia bisa menikmati masa-masa seperti itu, namun nyatanya keadaan sungguh menyakitkan.

Ada satu keyakinan dalam hatinya, yang senantiasa selalu menguatkannya kala ia merasa rapuh, So eun pasti sudah menunggunya jauh dialam sana, suatu saat nanti pasti akan ada saat dimana  tuhan akan menyatukan mereka kembali.

TBC

YEAY gimana readers perasaan kalian apakah terkejut?

Hohoho author kasih kalian kejutan yang WOW huhuhu.....

Oke lah author gak mau ngomong apa apa lagi pokoknya author seneng banget atas semua respon kalian mengenai cerita ini, jadi author lanjut untuk kalian😆

Buat yah belum sempet author bales komenannya maaf banget yah mungkin author lelah hehehehe😅
Tapi tenang author bacain semua kok komenan kalian bener deh gak bohong author seneng banget😄

Untuk sekarang sampai sini dulu yah jika ada waktu akan author lanjut ke part selanjutnya.....

See you baybay😘

About Time! (The Mask Lie #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang