ABOUT TIME (1)

3.2K 252 32
                                    

Nenek Shin tak pernah bosan mengurus tubuh pucat yang terbaring diatas brankar itu, dengan telaten ia mengelap tubuh wanita yang belum lama ini ia temui, ia mengurusnya dengan sepenuh hati bahkan nenek yang sudah berumur itu menganggap wanita itu anaknya, ia sama sekali tak merasa terbebani harus merawat wanita ini, justru ia malah senang lantaran wanita ini mirip seperti anaknya yang meninggal lima tahun yang lalu akibat penyakit tumor ganas yang menyerangnya.

"Nenek ayo kita makan dulu, aku sudah membuatkan nasi kimchi ini untuk nenek!" Ucap Seorang gadis remaja dengan riangnya membawa dua rantang disisi kiri dan kanannya.

"Sebentar nenek taruh baskom ini dulu!" Ucap nenek Shin seraya meletakan baskom pada nakas didekat brankar.

"Apakah belum ada perkembangan nek!" Tanya gadis remaja itu.

"Untuk saat ini masih belum, namun nenek harap ia bisa melewati masa komanya, nenek benar-benar sangat khawatir!" Ucapnya seraya membuka satu persatu rantang yang cucunya bawakan untuknya.

"Hemm aku bingung, sebenarnya dia berasal dari mana? Mengapa hanyut sampai tepian sungai dekat kebun kita?" Ucap gadis itu termenung.

"Entahlah nenek yakin dia pasti kecelakaan karna tubuhnya dipenuhi memar atau ada hal lain yang jelas nenek tidak mengetahuinya sebelum ia sadar" Jelas nenek Shin.

"Apa kau sudah cari tahu mengenai nama Shinhwa-Shinhwa itu?" lanjutnya.

"Belum nek!" Jawab gadis itu yang tak lain adalah Hyemi cucu perempuan satu-satunya keluarga Shin..

Takk!

Hyemi mengaduh sakit saat neneknya memukul kepalanya dengan sumpit tidak sakit memang namun hal itu cukup membuatnya terkejut hingga mengaduh.

"Hyemi-ya sekarang ini sudah jaman melenium kau bisa mencarinya di internet, astaga nenek sudah membiayayaimu hingga kuliah tapi otakmu tidak sampai sana!" Ujar nenek Shin mendumel.

"Kyaa nenek! Apakah nenek tidak tahu aku menggunakan Handphone apa? Bahkan untuk mengirim pesan saja susahnya minta ampun, Handpone ku hanya bisa mendengarkan musik saja!" Ucap Hyemi sedikit kesal.

"Kau ke Warnet atau pinjam Handphone temanmu yang lebih canggih, atau ke perpustakan kota saja disana juga tersedia banyak komputer!" Usul nenek Shin.

"Untuk ke warnet mana mungkin aku bisa kesana uang jajanku saja hanya cukup untuk beli air mineral, sedangkan aku harus rajin menabung untuk wisudahku nanti, dan sekarang kita butuh lebih banyak uang untuk pengobatan eonni, aku harus hemat nek! Tapi jika ke perpustakan kota sama saja aku harus naik bus sebanyak dua kali untuk kesana dan itu sangat jauh dan tidak memungkinkan" Jelas Hyemi, ada gurat kesedihan serta rasa lelah dalam wajahnya.

Nenek Shin hanya menghebuskan napasnya berat, benar apa yang dikatakan Hyemi mereka harus berhemat terlebih lagi ada seseorang yang sangat membutuhkan batuan mereka.

"Ya sudah lanjutkan saja makannya, itu bisa nanti kita bicarakan lagi setelah Jenna sadar" Putus nenek Shin.

***

"Bagaimana kabarmu?" Tanya seseorang dari balik kaca yang membatasi dirinya dengan orang yang berada didalam sana.

"Seperti yang Appa lihat!" Jawabnya acuh tak acuh.

Pria paruh baya itu hanya menghembuskan napasnya berat.

"Ini harus menjadi resikomu, dari awal kaulah yang menjalankannya, maka kau pula yang mempertanggung jawabkan hasilnya, merenunglah Nara! Semua yang terjadi harus bisa kau ambil sebagai langkahmu kedepan agar tidak terjatuh kedalam jurang yang sama!" Ucap pria paruh baya itu yang tak lain adalah tuan Go.

About Time! (The Mask Lie #2)Where stories live. Discover now