Menatap ke depan. Taeyong tersenyum remeh saat menatap seluruh laki-laki di depannya yang terlihat sangat biasa-biasa saja, tidak ada yang bisa mengalahkan visual dirinya tentu saja. Ah Taeyong sangat percaya diri!

"Disini saya sebagai sekertaris osis ingin memperkenalkan semua anggota osis. Perlenalkan nama saya Kim Doyoung." ujar lelaki yang memiliki senyum manis seperti seekor kelinci. Taeyong menatapnya dengan sinis.

Tidak tahu apa yang mereka katakan selanjutnya karena Taeyong kini sudah menyenderkan punggungnya dengan nyamanㅡ lalu mulai memejamkan mata.

Lebih baik ia tidur dibandingkan harus mendengarkan seluruh nama yang tidak akan pernah bisa ia hapal.

"Hey!"

"..."

"Hey!"

Dengan cepat Taeyong langsung membuka mata saat ada seseorang yang menepuk bahunya. Ia menatap kesal kepada seseorang yang tampak begitu asing di matanya. Maksudnya, Taeyong tidak melihat orang itu di manapun tadi.

"Jangan tertidur, ini acara mos bukan waktunya untuk tidur." lelaki itu berucap dengan nada datar; membuat Taeyong menyeringai.

"Bukan urusanmu! Pergilah, kau menganggu." suara Taeyong yang cukup keras membuat para osis di depan sana terkesiap. Bahkan dirinya sudah menjadi pusat perhatian di dalam ruangan itu.

Lelaki yang berdiri di hadapan Taeyong mengeraskan rahang. "Jangan bertindak kurang ajar terhadap kakak kelas dan anggota osis!" bentaknya tak terima; suaranya dalam dan menggelegar. Terdengar cukup menyeramkan.

Namun raut wajah Taeyong masih terlihat sangat santai. "Gila hormat eh?" tanya nya remeh.

"Woahhhh, sepertinya ada yang harus di beri pelajaran disini." terdengar suara dari anggota osis yang lain; mereka semua menatap Taeyong dengan sinis.

Taeyong menolehkan kepala; menatap seseorang yang baru saja berbicara seperti itu dengan seringai yang terpampang begitu jelas di wajah. "Oh kau bisa memberiku pelajaran? Pelajaran apa? Matematika? Kimia? Fisika? Bahasa Inggris?" nada suaranya masih terdengar begitu meremehkan.

Seseorang yang baru saja di perlakukan seperti itu langsung menatap Taeyong dengan raut wajah penuh permusuhan. "KAU!"

"Tenanglah." suara datar namun tegas keluar dari belah bibir seseorang yang berdiri tepat di sebelah Taeyong. Mata cokelatnya menatap Taeyong dengan tatapan yang tidak bisa diartikan oleh siapapun, bahkan Taeyong sendiri.

"Apa?!" kali ini Taeyong berdiri; menatap nyalang ke arah seseorang yang ternyata lebih tinggi dirinya. Mata Taeyong menelisik; lalu setelahnya ia berdecih saat menyadari jika sosok di hadapannya memiliki Visual yang mungkin berada di atasnya.

Oke, Taeyong benci jika seseorang bisa melampaui visualnya seperti ini.

"Kau murid baru seharusnya tidak bersikap seperti itu. Apa kau tidak malu dan tidak memiliki rasa hormat kepada temanmu atau bahkan orang yang lebih tua darimu?" suaranya terdengar tenang; namun tajam.

Dengan itu Taeyong mengangkat bahu acuh. "Aku? Merasa malu? Dengan wajah sesempurna ini?" ia tertawa lepas; membuat suaranya bergema, "jangan bercanda. Kau tidak berhak mengaturku disini, aku juga bayar."

Lelaki di hadapan Taeyong tampak kesal. Bisa dilihat dari kedua tangannya yang sudah mengepal. "Kau benar-benar! Jika tidak ingin mengikuti mos, maka tidak usah datang kesini!"

"Oh." Taeyong mengangguk; menyeringai sebelum melepaskan papan nama yang menggantung pada lehernya lalu membuang benda tersebut ke lantai, ia juga mengambil tas yang berada di kursi yang tadi ia duduki. "Ide bagus! Aku juga tidak ingin berada disini." Taeyong tersenyum lebar; matanya menatap name tag lelaki yang berdiri di depannya. "Terimakasih atas sarannya, Jung Jaehyun." ia menekankan nama tersebut, tanpa memakai embel-embel Hyung atau pun Sunbae.

Lalu dengan langkah percaya diri. Taeyong keluar dari ruangan yang memiliki aura mencekam itu, langkah kakinya begitu santai, tanpa beban. Hari ini ia berhasil membuat seluruh anak baru mungkin memilih untuk menjauhi dirinya karena sikapnya yang sangat kurang ajar. Dan pasti, Taeyong juga akan mendapatkan masalah dengan beberapa kakak kelas.

Tapi toh Taeyong tidak perduli. Ia tidak membutuhkan teman, ia sudah hidup selama 15 tahun tanpa teman, dan Taeyong yakin ia tidak membutuhkan hal tersebut.

Sejak balita, Taeyong selalu sendirian. Tanpa teman, hanya ada kedua orang tua dan juga pembantu serta pengasuhnya yang selalu berbicara padanya.

Tbc

Taeyong nackal

Taeyong nackal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[2] Rewrite The Stars《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang