"Gue penasaran seberapa dalam luka Hyunjin dan Changbin yang membekas di dalam lubang lo," Minho memasukkan satu jarinya ke dalam lubang Jisung di bawahnya, lalu memainkannya di dalam sana.

"Kak Min―aanghh!" Jisung menatap Minho dengan tatapan tidak percaya.

Namun kemudian dia melenguh saat jari Minho menusuk lubangnya dengan sekali sentakan. Rasanya luar biasa sakit saat jari itu lolos sangat dalam ke dalam lubangnya. Jisung hanya bisa menggigit bibir bawahnya saat benda di dalamnya itu bergerak-gerak. Melakukan gerakan meliuk-liuk yang membuat tubuhnya semakin menggelinjang. Dan Jisung tak bisa lagi menahan jeritannya saat jari kedua Minho masuk ke dalam miliknya.

"Aawwwhh!!"

"Satu jari saja gak cukup untuk mengobati luka lo di dalam sana," kata Minho.

Jangankan dua. Bahkan Minho dengan teganya memasukkan tiga jari ke dalam milik Jisung, lalu bergerilya di dalam sana, mengocoknya dengan tempo cepat.

Jisung sudah menangis saat merasakan sensasi aneh di bawahnya. Bibir bawahnya kini kembali digigit kuat-kuat, dan tangannya yang terikat hanya bisa mengepal dengan kuat.

Tidak, dia tidak ingin menjerit lagi. Dia tidak ingin mendesah lagi. Dia tidak ingin lagi menjerit maupun mendesah untuk Minho. Jisung benci kakaknya sekarang.

Minho melihat sendiri ekspresi tertahan Jisung. Tak ada jeritan ataupun desahan yang lolos dari mulut Jisung, tapi hal itu malah membuat dirinya menjadi menggila.

"Mana jeritanmu, eh?!" Minho memukul bokong Jisung yang sintal dengan salah satu tangannya yang bebas.

Jisung masih menahan desahannya sambil memejamkan mata, sementara air matanya terus mengalir membasahi pipinya.

"Oh, lo minta dikasih lebih baru mau ngejerit ya?" tanya Minho.

Tangan Minho lalu menggenggam burung Jisung yang ternyata sudah mengeras dan mengeluarkan precum. Membuat Jisung tersentak kaget karena burungnya mendadak digenggam oleh kakaknya. Melihat hal tersebut, Minho menyeringai.

"Keras dan.... basah," kata Minho sambil memandang wajah Jisung yang sedang berusaha menghindar dari tatapan mata Minho yang terlihat mengerikan. "Ternyata lo udah tergoda dengan sentuhan gue ya, Jisung sayang?"

Percayalah, Jisung benar-benar membenci Minho saat ini.

"Giliran udah tergoda tapi kok suara jeritannya hilang. Keluarin lagi dong, Jisung sayang," kini tangan Minho mulai mengocok burung Jisung dengan tempo yang cukup cepat.

Sementara Jisung masih menggigit bibir bawahnya sampai-sampai berdarah saking tidak inginnya menjerit untuk Minho. Meskipun setengah mati dia sudah menahan ngilu dan sensasi aneh pada bagian bawahnya. Bukan hanya lubangnya yang dimanjakan, tetapi burungnya juga. Ini benar-benar membuat badan Jisung terasa ingin meledak.

Melihat Jisung yang tak kunjung menjerit membuat Minho mendadak murka dan membentak,

"Anjir, jadi lo emang mancing gue untuk ngasih yang lebih ya?! Jangan bilang lo juga kayak gini waktu diperkosa sama Hyunjin dan Changbin. Dasar bitch! Pantesan aja lo dijebol mereka!"

Minho kehilangan kendali. Dia menghentikan kocokan tangannya pada burung dan juga lubang Jisung, tapi dia langsung menegakkan badan dan mengarahkan burungnya pada lubang milik cowok itu yang sudah berkedut-kedut.

Jisung sudah menggeleng keras-keras. Mulutnya berkomat-kamit melarang Minho untuk masuk. Namun sekali lagi, Minho sudah buta. Dan dia tidak peduli. Malah dengan beringas melesakkan miliknya masuk ke dalam lubang sempit Jisung meskipun sudah diberikan pelumas obat salep dan dimanjakan oleh ketiga jarinya.

[1] Oops! (Minsunglix Version) ✔Where stories live. Discover now