6. Ada Yang Berbeda Darinya

6.3K 1.1K 271
                                        


Pukul 9 malam, Minho dan Felix baru sampai rumah.

Felix masuk ke dalam rumah duluan, sementara Minho memakirkan motornya ke dalam garasi. Baru saja Minho mematikan mesin motor dan hendak turun dari jok motor, Felix keluar dari dalam rumah dengan menunjukkan wajah panik.

"Kak Minho, Jisung belum pulang!"

"Eh?!" Gerakan Minho mendadak terhenti. "Serius?!"

Felix ngangguk. "Gue udah cek seluruh ruangan, orangnya gak ada. Bahkan tadi pintu rumahnya aja masih kekunci, Kak."

Minho langsung menerobos masuk ke dalam rumah. Mengecek seluruh ruangan untuk memastikan ucapan Felix benar. Dan ternyata memang benar. Jisung gak ada di mana pun.

"Anjir, itu orang keluyuran ke mana jam segini belum pulang?!" umpat Minho kemudian.

Jisung itu gak pernah pulang malam. Selesai kuliah pasti selalu langsung pulang, kalo gak pulang bareng Minho, ya pasti naik bus. Kenyataan bahwa malam ini Jisung belum pulang jam segini, membuat Minho tak sengaja membentak. Ditambah dengan nomor Jisung yang sama sekali gak bisa dihubungi. Bukannya Minho marah, dia cuma terlalu khawatir sampe-sampe malah keliatan lagi marah. Apalagi tadi dia sempet dapet belasan panggilan tak terjawab dari Jisung. Minho khawatir Jisung kenapa-kenapa.

"Lix, lo diem di rumah aja. Gue cari Jisung ke luar," kata Minho.

Lalu tanpa menunggu respon dari Felix, Minho kembali ke luar rumah dan menghampiri motornya. Felix mengantar sampai depan rumah. Tapi baru saja Minho hendak menstarter motornya, Felix memekik.

"Jisung!"

Jisung yang baru aja sampe di gerbang rumah tersentak kaget waktu mendengar suara pekikan Felix. Dalam sekejap, Felix langsung menghambur ke dalam pelukannya. Jisung agak merintih ketika badan Felix yang menubruk badannya tanpa aba-aba. Dia merasa sakit pada bagian pinggang belakangnya.

"Lo dari mana aja kok baru pulang sih?" tanya Felix saat memeluk Jisung.

Jisung tidak menjawab. Pandangannya malah terarah pada Minho yang berdiri di samping motor, yang sedang memandang ke arahnya dengan sorot mata lega, meskipun Jisung juga melihat sorot khawatir pada kedua manik itu. Dan dengan melihat sorot khawatir itu, Jisung langsung merasa baik-baik saja. Setidaknya, kakak dan kembarannya masih mengkhawatirkan dirinya ketika dia pulang telat.

Ketika Felix melepas pelukan Jisung, barulah Minho berjalan menghampiri Jisung.

"Lo gapapa, kan, Sung?" tanya Felix lagi.

Jisung cuma senyum miris tanpa menjawab pertanyaan Felix. Dia malah memandangi Minho yang baru aja tiba di dekatnya, lalu berkata,

"Maaf, Kak, aku pulang telat," ucapnya dengan diiringi senyuman tipis di bibirnya.

Jisung sendiri tidak tau hatinya terbuat dari apa. Dia merasa kecewa pada kakaknya yang mengabaikannya saat dia membutuhkannya, tapi saat ini dia masih bisa tersenyum di depan orang itu dan malah meminta maaf padanya karena pulang telat.

Minho berdecak. "Lo tuh bikin orang khawatir aja sih?! Kenapa gak jawab panggilan dari Kakak?!"

"Hpku mati," jawab Jisung. "Kakak sendiri kenapa gak jawab telepon aku tadi?"

Minho diem sejenak sebelum menjawab, "Hp Kakak di silent tadi pas nonton sama Felix."

"Felix?" Senyum Jisung memudar, tergantikan ekspresi kecewa.

Nyatanya, dia kembali dikecewakan oleh kakaknya hanya karena satu nama.

Felix ngangguk. "Iya, Sung. Tadi gue sama kak Minho habis jalan-jalan ke Lippo. Ini kita baru aja pulang dan kaget banget ngeliat lo belum sampe rumah."

[1] Oops! (Minsunglix Version) ✔Where stories live. Discover now