Menyusun kisah 2

29 0 0
                                    


"sial*n, mengapa dia tidak juga mengangkat telfonku. Bahkan pesanku dia abaikan"

Park Chorong tampak berpakaian dengan rapih dipagi hari dan dia sudah berdiri di depan gedung tinggi menjulang. Sebuah perusahaan komik yang terkenal. Chorong tampak membawa beberapa berkas, dia bahkan meninggalkan sarapannya yang sudah disiapkan teman 1 kosnya, Jung Eunji. Hari ini benar-benar hari penting, ia tidak mau dan tidak boleh terlambat.

Langkah kaki Chorong berlanjut memasuki lobby dan mulai menunggu karena masih ada waktu 45 menit dari waktu yang ditentukan. Chorong akan bertemu salah satu pengarang komik senior dan menyerahkan karyanya yang cukup lama ia siapkan. Chorong bukan hanya berbakat dalam menggambar, tapi dia juga sangat mampu menyampaikan cerita yang tidak membosankan dalam komiknya. Jung Eunji mengenalkan Chorong pada Jung Ilhoon. Jung Ilhoon adalah sepupu Eunji, masih muda namun dia sudah bekerja cukup lama dalam membuat komik. Tak lama seorang pria datang menghampiri ruang tunggu, dia tampak keren seperti mahasiswa. Dan mereka berjabat tangan.

"anyeonghaseo, Park Chorong imnida"

"ahh nunna hanjaseo, boleh kah aku memanggilmu nunna?"

"ahh nee, gwenchana. Aku membawakan apa yang mungkin bisa dipertimbangkan"

"kami benar-benar membutuhkan ilustrator baru, aku fikir tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memutuskannya. Apa sebaiknya kita bicara di caffee perusahaan?"

Keduanya berjalan kearah caffee dan mulai memesan kopi sambil membaca dan membuka lembar tiap lembar komik buatan Chorong yang terlihat rapih baik dari segi gambar atau segi pewarnaan yang terlihat professional.

"kau baru mengajukan ini pada kami? Aku fikir kau bahkan bisa diterima sebagai illustrator di marvel"

"aku hanya menyukainya, dan awalnya tak ingin bergantung dan bekerja di bidang ini"

Park Chorong hanya memegang 1 buah pencilpun dia bisa melukis dengan baik. Dia dapat menggambarkan setiap lekuk sebuah objek dengan pewarnaan yang sederhana hanya soal menipiskan atau menebalkan 1 warna pencil. Dan hari ini adalah hari besarnya karena akhirnya dia bisa mengajukan karyanya dan jika lolos dia akan mulai bekerja di perusahaan ini sebagai illustrator untuk komik online.

Selesai pertemuan, mereka tampak tersenyum dan kembali berjabatan tangan. Jung Ilhoon pergi meninggalkan Chorong yang kembali duduk dan merapikan berkasnya. Dia sempat diuji langsung untuk menggambar sesuatu disekitarnya, Ilhoon tampak menyukainya. Chorong merasa bahagia dan percaya diri ia akan di terima. Kemudian mulai mengambil handphonenya dan menekan tombol di panggilan cepat.

"ya!! Lee Changsub sialan sesibuk apa kau sampai berani tak mengabariku. Dia lupa hari ini hari besarku"

Chorong bergegas keluar caffee dan menaiki salah satu bis. Wanita itu menarik nafas panjang, mengetik sebuah pesan untuk Eunji mengabari bahwa interview dengan sepupunya berjalan lancar. Pesan selanjutnya ia kirimkan kembali pada Changsub.

-Aku berada di subway menuju 20space jika kau tak datang, matilah kau!!-

Sementara itu Lee Changsub baru terbangun di studio milik juniornya, Im Hyunsik. Dia bangun dan melangkah kearah studionya, mengintip menatap Shinhye yang masih tertidur pulas diatas sofa. Ya, semalam ia memindahkan posisi tidur Shinhye ke atas sofa, sementara dirinya tidur di studio Hyunsik. Changsub bergegas untuk mandi dan merapikan tubuhnya. Sementara handphonenya menerima panggilan dan pesan dari Chorong dalam mode silent dan terletak begitu saja di samping computernya.

Waktu menujukkan pukul 2 sore, Chorong sudah menunggu 30 menit dan terus menghubungi Changsub namun tetap tdk ada jawaban. Kebetulan seseorang yang di kenalnya melangkah masuk 20space dan Chorong menghampirinya.

"ya hyunsik-ah!"

"ahh nunnaa, yogi boeyeo*?"

(*sedang apa disini?)

"apa changsub pergi keluar kota atau tour? Mengapa aku sulit sekali menghubunginya"

"anii, dia sibuk dengan projectnya. Dia sering menginap, semalam dia tidur di studioku"

Sembari membawa kopi pesanannya, mereka saling berbicara.

"jeongmalyeo? Lalu kapan nunna akan mulai bekerja?"

"ajiknde*, aku baru menyerahkan preview karyaku"

(*belum)

"jadi kenapa kau tidak menunggu di studio saja?"

"itulah mengapa aku memanggilmu, aku tetap orang luar tanpa akses untuk masuk ke kantor yang berisi para artis yang sangat berharga itu"

"ahh benar juga, kau kan sulit menghubungi dia. Yasudahlah ayo nunna, aku juga harus mengerjakan sesuatu"

Chorong dan Hyunsik berjalan kearah yang sama, akhirnya mereka tiba di lantai 4. Hyunsik mengantarkan Chorong hingga ia mengetuk pintu dan masuk. Namun ia kaget dan kembali menutupnya sebelum Chorong melihat sesuatu.

"nunna, karena hyung tidur di studioku, mungkin dia masih dia masih disana. Studioku diujung sana"

Sambil menunjuk arah, Hyunsik mencoba mengajak Chorong pergi namun wanita itu tidak beranjak.

"shiro! Aku benci melihat Changsub baru bangun. Aku tunggu disini saja, bilang padanya aku akan membunuhnya"

Chorong bicara begitu cepat dan mulai membuka pintu studio, dia masuk dan menutupnya. Sama sekali belum memperhatikan sekitarnya. Hingga akhirnya Chorong menatap Shinhye yang masih terlelap diatas sofa, dengan keadaan meja yang berantakan sisa makan semalam. Tak berapa lama ada suara tak asing di luar sana.

"ya Hyunsik-ah sedang apa kau? Jangan ganggu Shinhye. Kami baru tidur subuh ini, dia kelelahan dan tampak kesepian. Aku akan membeli makanan untuknya, jaga dia"

Sebelum Hyunsik memotong pembicaraan itu, Chorong keluar dan menatap Changsub yang baru saja berbicara dengan Hyunsik. Chorong menarik napas panjang, dan mentap tajam Changsub.

"Ya Park Chorong kau disini? Wae? Boe? Hoonje?*"

(*Kenapa? Sedang apa? Sejak kapan?)

Chorong tak berbicara apapun, namun tampak membunuh Changsub dengan tatapannya. Hyunsik hanya diam menunggu kelanjutannya namun akhirnya dia meninggalkan Changsub dan Chorong yang masih menatap saling diam.

"jika kau tidak membutuhkan apapun, aku harus membeli makanan dan obat anti mabuk. Wanita di dalam itu, kau tidak mengganggunya kan?"

Changsub mengoceh dan kemudian Chorong pergi meninggalkannya, namun Changsub masih berteriak menanyakan keperluan Chorong menemuinya saat itu. Namun wanita itu hanya melangkah pergi, dingin dan tetap ingin membunuh Lee Changsub. Sementara Shinhye masih bermimpi dan terlelap menikmati tidurnya.

Shinhye baru bangun pukul 4 sore dengan kepala yang super berat dan sangat pusing. Namun di meja yang sudah bersih itu berjajar rapih obat anti mabuk, coklat dingin dan sebuah sandwich isi coklat kesukannya. Shinhye selalu harus memakan sesuatu yang manis diasaat dia bangun tidur untuk mengisi energinya. Sementara Changsub bekerja bersama Hyunsik di studio milik Hyunsik. Dan Changsub sama sekali tak menengok handphonenya yang tetap diam di samping komputernya.

Shinhye mulai meminum obat anti mabuknya, membawa coklat dingin dan sandwich dalam genggamannya. Menatap cermin dan wajahnya masih merah, ia kembali ke studionya melanjutkan pekerjaan setelah membersihkan tubuhnya.

Hari inipun kembali berlalu. Februari awal yang terus menghitung hari hingga tiba hari milik Lee Changsub.

I DON'T LOVE YOUUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum