Menyusun kesedihan

63 1 0
                                    

Sebuah foto terpajang disebuah meja pojokan, tampak 2 anak kecil saling merangkul. Satu seorang gadis cantik dengan rambut panjangnya terlihat manis, lengannya merangkul satu anak lain. Anak laki-laki seputih susu yang sangat menggemaskan dengan pipi yang dipenuhin roti kacang merah yang dikunyahnya.

Ruangan itu sempit, penuh barang dan berantakan. Layar computer menyala dengan program mixing yang masih berjalan. Meja yang penuh dengan sampah makanan cepat saji dan beberapa gitar berjajar di samping sebuah piano.

Tampak pria yang mendengarkan alunan music dari sebuah headphone, entah dia menikmati atau tertidur diatas kursinya. Memejamkan mata dan tampak sangat damai. Tapi kedua tangannya menggenggam mangkuk plastic, ramyun.

"knock knock"

Seorang wanita mengintip dari celah pintu setelah mengetuknya. Wajahnya sangat manis dan cerah ditambah busana sakuranya yang mendamaikan setiap mata memandang. Wanita itu masuk, duduk menunggu tapi tidak ingin mengganggu Changsub yang sedang bekerja.

30 menit..

45 menit..

Changsub duduk di depan layar computer yang memunggungi sofa tempat Shinhye menunggunya. Changsub membuka matanya hanya untuk menggerakkan mouse dan kembali mendengarkan detail music yang ia kerjakan.

Shinhye merasa bosan, ia membereskan sampah yang berada diatas meja. Merapikan apapun yang ia pandang tidak beres dan berusaha setenang mungkin agar tidak mengganggu Changsub bekerja.

Sampai akhirnya sebuah kaleng soda kosong jatuh tersenggol dan menggelinding di bawah kaki changsub, dan shinhye terdiam..

"ya! Sudah berapa lama kau menunggu?"

Shinhye hanya tersenyum manis dan kembali duduk saat Changsub bangkit dari kursi keabadiannya.

"mianne, aku merasa lelah dan bosan di kantorku. Kufikir akan ada sesuatu yang bisa ku bantu disini, tapi tampaknya aku mengganggu konsentrasimu"

"anninde Shinhye-ya, seharusnya kau tepuk pundakku. Apa kau sudah makan siang?"

Wanita itu menggelengkan wajahnya yang kecil.

"bagaimana dengan jajangmyeon?"

"tapi kau baru saja makan ramyun oppa, kita bicarakan project duetmu saja, otte?"

"aku masih lapar, aku sudah bekerja banyak. Kita keluar mencaari toppoki saja. Bawa mantelmu"

Sedikit beresiko ketika seorang Lee Changsub ingin mengajak seorang wanita jalan-jalan diluar sana. Lee Changsub adalah seorang penyanyi ballad yang cukup terkenal. Bukan hal kecil jika seorang idol jalan dengan lawan jenis kemudian bertemu banyak orang yang akan mengiranya sebagai pasangan. Beberapa fans akan mendukung tapi banyak pula yang tidak menyukai jika idol yang mereka sukai memiliki hubungan.

Yoon shinhye hanyalah seorang composer dan penulis lagu di agensi tempat Changsub bernaung. Shinhye mulai bekerja ditahun yang sama dengan tahun pertama Changsub menjalani trainee nya. Mereka mulai berteman dan bertukar fikiran. Seluruh karyawanpun paham Shinhye dan Changsub tampak selalu bersama dan saling berdekatan.

Tapi jika mereka mendapat pertanyaan

"mengapa kalian tak berpacaran saja? Atau hal semacamnya"

Changsub akan menjawab dengan cepat

"wanita semanis dia, harus dijaga oleh tentara kenegaraan. Aku saja tidak akan cukup"

Shinhye memang dikenal sebagai wanita yang mudah bergaul dan memiliki fikiran yang jernih. Dia mudah menciptakan alunan melodi yang nyaman dan membuat orang lain tersenyum setiap menatapnya.

Lee Changsub menggunakan topi hitam dan mantel hitam, tampak hangat dan siap berjalan melawan angin mencari toppoki di pinggir jalan bersama Shinhye yang berbalut mantel berwarna salem.

"aku ingin menulis sebuah lagu yang sedih, aku ingin orang merasa tersayat hanya dengan mendengarkan melodinya"

Changsub mendiskusikan pekerjaannya di bawah tenda merah sambil menikmati toppoki, sunde dan sup odeng yang hangat.

"sesedih apa kau ingin menyampaikan perasaanmu? Mungkin aku bisa membantu. Aku punya beberapa melodi yang bisa mengingatkanmu pada kedua orang tuamu"

"aninnde, bukan seperti itu. Rasa sakit ditinggalkan seseorang yang sama sekali tidak menyesali perbuatannya. Ketika kau hanya berharap padanya, sementara dia pergi tanpa menoleh padamu sedikitpun"

"seperti kau terus menatap duri, sementara mawar diatasnya tak kau indahkan. Apakah kau benci pada durinya sehingga tidak menatap mawarnya?"

"anii, aku sama sekali tdk membenci durinya, dia juga tdk melukai. Hanya saja tanaman itu memang tdk membuatku menyayanginya. Sekalipun aku pergi dan tidak menyiraminya, aku tidak memikirkannya. Apakah mawar itu akan kering atau mati, aku sama sekali tak memikirkannya, tapi aku tak membencinya"

"kau ingin menyampaikannya pada mawar itu tentang perasaanmu? Bagaimana jika ternyata mawar itu hanya mekar untukmu? Bagaimana jika mawar itu merasa kau mengasingkannya? Kesedihannya akan meledak dan mungkin dia akan layu"

"ya semacam itu, menyedihkan tapi aku ingin mawar ini menebar benih di tempat lain, bermekar untuk orang lain. Bukan aku yang tak memperdulikannya"

"aku akan memikirkannya. Aku akan mencoba membayangkan bagaimana sakitnya menjadi seorang mawar yang kau ceritakan. Kau cobalah menulis liriknya"

"aku punya beberapa, aku akan mengirimkan email padamu"

Malam itu menjadi sangat dingin. Entah apa yang memasuki Shinhye tapi rasanya sangat mengganggu. Changsub mengantarkan Shinhye ke kamar apartemennya yang hanya berbeda 1 lantai dengan apartemennya. Ya, mereka tinggal di sebuah gedung yang sama.

Shinhye hanya mencuci wajahnya dan mulai menyeduh kopi. Dia membutuhkan malam yang tenang untuk mengundang ide cemerlang masuk kedalam otaknya, hatinya sudah dipenuhi dengan perasaan menyakitkan saat membayangkan keseluruhan kisah yang diinginkan Changsub. Kemudian dia mulai bergumam sendiri..

"baiklah, perasaan itu seperti aku menyukai Wannaone, tapi mereka tdk menyukaiku sebagai wanita. Mereka mungkin membutuhkan aku sebagai fans, tapi jika aku pergi, mungkin mereka hanya sedih tapi tidak terlalu memikirkannya. Sementara aku benar-benar menyukainya. Cinta tak terbalas? Seulpoe sarang*? Baiklah.."

Shinhye mulai mengeluarkan laptop, headphone dan alat lainnya di kamarnya yang lebih pantas disebut studio music dengan kasur di dalamnya. Dia tampak memejamkan mata, menenangkan diri dan menjernihkan emosinya untuk menemukan nada yang tepat.

(*cinta yang menyedihkan)

I DON'T LOVE YOUWhere stories live. Discover now