Mengenang Kisah

52 1 0
                                    

-flashback-

Langit malam ini tampak benar-benar gelap, tak ada sedikitpun cahaya dilangit. Tak lama hujan turun membasahi malam yang semakin larut. Lee Changsub berasa di studionya. Masih berkutat dengan pekerjaannya terlibat dalam emosi menggatur melodi yang ia inginkan. Kemudian dia mulai membuka handphonenya. Menatap lagi daftar panggilan dan pesan Chorong yang ia abaikan beberapa hari yang lalu. Pria itu menatap bingkai foto yang terpajang, ketika Chorong kecil merangkulnya yang sedang memakan roti kacang merah. Dia menghela nafas panjang, rasanya semua berlalu dan berubah terlalu banyak.

Lee Changsub dan Chorong berasal dari kampung halaman yang sama. Mereka tumbuh dan hidup berdampingan satu sama lain. Sampai akhirnya Changsub mendapaykan masa trainee dari agensi yang membuatnya pindah ke Seoul. Mereka cukup lama terpisah, sekitar 2 tahun sampai akhirnya Chorong memutuskan untuk mengadu nasibnya di kota besar ini.

Setidaknya sekali dalam seminggu mereka selalu bertemu untuk sekedar minum beer bersama. Namun selama setahun terakhir ini sulit menemui Changsub yang benar-benar berada di tingkat kepopuleran yang lebih tinggi. Changsub banyak mengisi soundtrack drama dan film, ia juga menjadi pemeran utama di beberapa musical. Tetapi dia tetaplah seorang penyanyi solo yang harus memproduksi lagu untuk albumnya. Changsub sibuk hingga terkadang dia bahkan tidak sempat meneguk kesuksesannya.

Chorong masih terus mengunjungi apartemen Changsub, mengisi kotak kimchinya yang kosong selama sebulan sekali. Ny.Lee selalu mengingatkan dan memintanya melakukan banyak hal untuk Changsub dan tempat tinggalnya yang selalu berantakan bukan main. Chorong benar-benar membantu segalanya. Dia tetap datang mengisi kotak kimchi meskipun Changsub terlalu sibuk hingga kimchi bulan lalu masih tersisa.

"bahkan kimchi buatan ibunya pun tak bisa ia nikmati. Kapan kau bisa aku culik untuk pulang kampung. Ibumu benar-benar merindukanmu Changsubie.."

Setelah membereskan kamar Changsub dari debu, Chorong menuliskan beberapa memo di pintu kulkas.

-Makan dan tetaplah hidup sehat-

-Ibumu merindukanmu, telfonlah sesekali-

-Aku mengambil semua ramyunmu yang bahkan tidak kau sentuh-

-Salad buahmu juga aku menghabiskannya kemarin, dia terlalu asam di dalam kulkas terlalu lama-

Malam yang sama, mereka saling memikirkan satu sama lain. Meskipun Changsub terkadang mengabaikan Chorong mereka masih saling memikirkan dan Chorong tetap melakukan pekerjaannya memperhatikan Changsub. Hujan malam itu menemani Chorong pulang ke arah kamar sewaanya. Chorong masih harus menempuh jarak pulang menggunakan subway. Mereka bukanlah tetangga lagi. Terlalu mahal bagi Chorong untuk menyewa kamar di dekat apartemen Changsub. Hingga kinipun Chorong hanya hidup dari tabungannya dan masih belum bekerja. Ini sudah berjalan hampir 2 tahun, berada di seoul dengan pekerjaan yang tak menentu. Chorong terkadang kerja parttime di restoran dan minimarket namun hampir setahun ini ia sulit mendapatkan parttimenya. Hingga ia hanya menghabiskan waktu dengan menggambar dimanapun.

Ny. Park khawatir anaknya menjadi kurus dan tidak sehat, dia selalu memaksa Chorong kembali pulang dan memberinya uang untuk berbisnis apapun yang Chorong inginkan. Namun ia tetap keras kepala dan menjalani hidupnya yang terbatas di kota besar. Park Chorong si wanita keras kepala yang selalu berusaha.

"eonni, aku tidak akan pulang. Akan ada penerimaan karyawan baru dan kami melakukan perjalan wisata bersama kantor selama 2 hari"

Jung Eunji pergi berlibur bersama kerabat kantornya. Kamar terasa lebih luas namun dingin dan sepi. Chorong kembali membawa peralatan lukisnya, ia mulai menikmati waktunya melukis.

I DON'T LOVE YOUМесто, где живут истории. Откройте их для себя