- Aq Jyjyk Mas -

399 30 12
                                    

Wes, *tiupdebu* fuh fuh *tiup debu*

Ada yang bawa lap gak? Ini berdebu banget sumvah :v
Maafkeun sekalih pemirsah-pemirsah kuh tercintah /dibakar

Ini lama bet gak apdet kaus gua bisi-bisi gimana gitu masuk unipersiti, literali gua gak ada taim buka wetped jadi gua agak sed gimana-- /CUKUP ROMA CUKUP

Satu kata dua huruf, Ee :)

Yodah yalah, gausa basa-basi banget :)

So, den, kalian inget pujaan hati Ian tidaks?? Itu loh.. *ceknamasamaran* Haifa kan ya :v :v authornya aja lupa ini helep gaes commentnyaa /GOYANG

Bekaus gua gak ada ide, gua terpikirkan sebuah ide cemerlang /THUMBS UP

(Eh, intermezzo bentar boleh gak :v Gua satu kosan sama Haifa, trus masuk kuliah di kota yang sama dengan Fira dan Aurum! Sedli, gua belum sempet ketemu Aurum kause bisi-bisi gitu :) )

Okeh, balik ke cerita yaks :)

Jadi dulu..

***

"Bah, seriusan lo?" Suara Adel agak memekik meski berbisik, "Gila anjay bener. Sumveeh."

"Menli sekali bro," sahut Aurum menepuk pundak Ian, "gudlak eaks."

Fira terlihat kurang berminat dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Ian, "Bodo bat, gue pulang duluan yah. Bisi-bisi gimana gitu gue."

"Lu kagak dukung gue apa?" Ian melotot ke arah Fira, "solidaritas dong!"

"Ewh, ogah. Gua pulang." Begitu saja, Fira pulang lebih dulu. Menyisakan satu makhluk galau dan dua makhluk kepo.

"Diterima kagak ye?"

"Pasti gak," jawab Adel yakin, "tapi ya dor-in aja dulu." Entah ini niatnya jujur apa dukung atau apa. Tapi ketua PBB bebas khan ya :)

"Ho oh," Rupanya Aurum berpikiran sama, "Lu mah mana ada setaranya ama dia, tapi ya dor-dor dulu gitoeh."

Adel mengangguk setuju sementara Ian makin lemas.

"Ini kalian dukung gua gak sih?"

Adel dan Aurum saling pandang lalu balik menatap Ian, "Kita sih gak peduli-peduli amat. Kepi doang, ehe.

"Betewe, buruan," Adel menarik Ian keluar kelas, "ntar Haifa-nya keburu pulang geble." Aurum menyusul di belakang.

Singkat cerita, (kause gua lezi-lazi gimana gitu ngetiknya :) ), Adel bertugas mencari Haifa dan membawanya ke ruang kelas kosong tempat Ian menunggu, Aurum sendiri nunggu di luar.

"Ntar dengerin aja, oke?"

"Oke," Haifa mengangguk tanpa tahu apa-apa.

Begitu Haifa masuk, Adel menghampiri Aurum.

"Kok gue yang deg-degan yak, lol."

"B aja keles, paling tolak, selesai." Aurum menguap tak berminat. Anehnya kedua makhluk kepo ini masih menunggu.

Tiba-tiba, eh, datang seekor nyamuk. Gainget siapa, tapi kita beri bumbu aja lagi ya ceritanya. Inget, ketua PBB mah bebas :)

"Kalian ngapain di sini?" tanya makhluk tanpa nama, sebut saja dia.. kaktus.

"Sst," Adel berbisik, "lo-ke-po-ba-nget-sih."

"Ooh, gue tai, eh, tau," ujar kaktus, "kalian pacaran di sini yaa?!" tuduhnya tanpa dosa, dasar kaktus.

Lagi, Adel dan Aurum saling pandang, "NAAAANIIIIIIII??!!!!"

"Ogah, ogah, gue masih normal keles. Gak minat amaa gaayy satu inii!" Adel histeris, perang dunia 3 nyaris pecah.

"Seenak jidat lo ngomong!" Aurum juga tidak terima, "gue normal ya, gue sukanya cewe normal bukan kecoa bau kek dia!" Aurum menunjuk Adel.

"Hah?! Apa lo bilang?"

"Nantangin lo?"

"Siapa takut sama agar-agar kayak lo!"

Kaktus perlahan mundur.

Ian galau lagi.

Haifa hilang tanpa jejak.

Dan cerita ini akan hilang dalam hitungan..

Tiga

Dua

Sa--

The Pojokan [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now