- The King -

3.4K 268 18
                                    

Hmm, saya sempet bingung mau cerita apa dichapter ini ._.

Soalnya selain dikelas kami jarang ngumpul.. atau mungkin gak pernah? u.u

Yah.. Namanya juga Orang-orang Pojokan, kalau bukan dipojok kelas bukan urusan kami XD

Chapter ini tentang permainan yang lumayan sering kami mainkan selain main UNO atau sekedar ngakak gak jelas :3

Kalian tau permainan ''Raja''?

Gak tau?

Kasihan anak mami.

Lol.

Permainan ini terinspirasi dari permainan di anime. Nyahahaha.

Biar saya jelaskan cara mengeksekusi permainan ini.

1. Jumlah pemain bebas. Semakin banyak semakin ramai. (Tapi kalau kebanyakan bakal rempong sendiri kalian. Jadi, mending main berempat seperti kami.)

2. Buatlah sobekan kertas ukuran 4x4 Cm sebanyak jumlah pemain. (Ukuran gak mesti segitu sih. Yang penting bisa digulung semacam arisan gitulah. Yang sering ikut emaknya arisan pasti tau nih. Atau malah jangan-jangan kalian yang bikin acara arisan dikelas. Ngaku aja deh.)

3. Karna kami berempat maka kertasnya 4. (Kecuali ada makhluk halus yang gak kami ketahui.)

4. Dikertas pertama ditulis kata 'Raja'. Dikertas kedua tulis angka 1. Dikertas ketiga tulis angka 2. Dan dikertas keempat tulis angka 3.

5. Kalau sudah digulung. (Ini hanya modus untuk memperpanjang chapter. Muahahaaha.)

6. Kalau sudah bisa segera diundi. (Bisa dengan botol atau terserah kalianlah baginya. Yang penting adil. Kalau kami sih cuma dilempar keatas meja trus berebutan ngambil kertas. Resikonya kertas cepet lecek. Kayak kertas ulangan matematika yang kalian remas gara-gara ada nilai 20 disitu. Guahahaaha.)

7. Setelah masing-masing pemain udah dapet kertasnya barulah dibuka. Tapi, apapun yang kalian dapatkan jangan sampai ketahuan pemain lain. Kertasnya gak boleh keliatan dan kalian beritahu. Kecuali yang mendapatkan kertas 'Raja'.

8. Yang mendapatkan 'Raja' boleh memperlihatkan kertasnya sebagai bukti dan memberikan satu perintah yang tidak bisa dibantah meskipun resikonya terdampar di dunia antah-berantah bersama entah siapalah.

9. Contoh perintahnya adalah.. ''Nomor 1 sama Nomor 2 harus nonjok si Nomor 3''. Jadi, siapapun yang dapat Nomor 1 dan Nomor 2 mau gak mau harus nonjok yang dapat Nomor 3. Dan si Nomor 3 harus rela ditonjok. Inilah kenapa permainan ini berbahaya bagi yang sensitif. Tau-tau malah tonjok-tonjokan beneran sampai babak belur.

10. Setelah 'Raja' memberi perintah barulah sisa pemain menunjukan kertasnya dan mulai melaksanakan perintah.

11. Kalau sudah tinggal diulang lagi sampai.. sampai kalian tepar.. atau tiba-tiba guru masuk. Terserah sih.

Selamat bermain~

.

.

.

.

.

Oh iya.

Kami belum main, deng.

Jadi..

Ceritanya kami lagi dapat jam kosong saat pelajaran.. apa, ya? Anggap aja pas pelajaran matematika. Kenapa matematika? Karena matematika selalu terkenal sebagai pelajaran paling susah. Fufufu.

Grab!

Keempat sekawan itu saling lirik satu sama lain sembari menggenggam erat gulungan kertas kecil ditangan mereka agar tidak ketahuan. Sebelum berakhir bentrok akhirnya Fira angkat suara. Bukan angkat tangan. Apalagi angkat kaki.

''Kita buka dalam hitungan ke..'' Fira menggantungkan kalimatnya yang malah meningkatkan ketegangan karena 'Raja' bisa ada dimana saja.

''TIGA!'' Tanpa benar-benar menghitung Fira langsung membuka gulungan kertanya dengan cepat lalu menggulungnya kembali. Hanya perlu waktu 5 detik!

Adel, Ian dan Aurum juga melakukan hal yang sama disusul oleh seringai lebar dari mesin fotocopy, Aurum.

''GUE DAPET RAJAA!! WOOOHOOO!! WUAHAHA! BERSIAPLAH KALIAN WAHAI BUDAK-BUDAKKU TERCINTA!'' Seru Aurum dengan semangat '45 dan menunjuka kertasnya pada yang lain. 

''Ogah amat. Siapa juga yang mau jadi budak lo? Mana tercinta lagi. Jadul.'' Balas Adel misuh-misuh. Gulungan kertasnya berisi angka 2.

''Tau nih anak. Belagu amat tinggalin yok!'' Tambah Fira tidak kalah sadisnya. Setelah berteriak 'TIGA!' alhasil kertasnya berisi angka 3. Entah ini jodoh atau kutukan.

Ian bangkit dari kursinya. ''Ke kantin aja yok? Aurum yang bayar.'' Sambung Ian lagi seraya melambaikan dompet yang bersangkutan dengan seringai jahil.

''Iya, iya. Bercanda! Ishh..'' Sewot Aurum merampas balik dompet miliknya.

''Ehehe..'' Ian hanya bisa nyengir dan kembali duduk.

''Lagian itu dompet paling gak ada isinya.'' Celetuk Adel melirik rentenir disebelahnya.

''Napa? Mau ngutang lo?'' Ucap Fira yang menyadari lirikan maut dari Adel. Maut? Mautematika. Matematika itu maut!

''Langsung aja ya.. Nomor..1 sama Nomor.. 2!'' Seruan Aurum itu otomatis membuat Ian dan Adel pingsan (Gak kok. Beneran.) dan Fira yang nyengir-nyengir sendiri karena nomornya aman.

''Kalian haruuss... Ngasih gue contekan pas ulhar Biologi! WOWOWOWOWO!!! Ayo! Siapa yang dapat??!'' Tanya Aurum penuh antusias lantaran rencananya berjalan mulus. (Jangan ditiru. Tapi cara ini sama ampuhnya dengan Truth or Dare.)

''Njirr.. Apes gue.'' Desis Ian pasrah dan tetap menunjukan gulungan kertas bertuliskan angka 1 disana.

''Gak usah pakai ginian juga biasanya kita nebar contekan.'' Adel menunjukan gulungan kertas bertuliskan angka 2. ''Daripada disuruh yang aneh-aneh, ini mendingan lah. Gak ada bedanya juga.''

''Harusnya disuruh lari keliling lapangan.'' Ucap Fira menyilangkan kedua tangannya.

''Kapan-kapan aja, neng. Yok, mulai lagi.'' Aurum mengulurkan tangannya untuk mengumpulkan gulungan kertas tadi.

''WOOYY! ADA MISS. DIE!''

''APAA?''

''CEPETAN DUDUK WOY!''

"BERISIK!''

.

.

.

''..............''

''Mana Ibunya, kampret?!''

''Awas lo, Sak!''

''Njir, ngagetin aja si Saka.'' Ucap Ian yang sudah kembali menghadap kebelakang. Biasanya kami ngumpul dimeja si Adel. Karena paling pojok. Paling kurang ajar. Bercanda. Beneran.

''Capek tau geret kursi.'' Fira menggeret kursinya mendekati Adel.

''Yok, kita mulai lagi. Rum, mana kertasnya tadi?'' Tanya Adel.

''Ehehe... Nih.'' Aurum menunjukan gulungan kertas yang sudah tak berbentuk dan tidak bisa dipakai lagi. ''Gue genggamnya erat banget kayanya, ya? Habisnya kaget, sih.'' Aurum membela diri.

''BUAT LAGI KAGAK LO?!''











The Pojokan [DISCONTINUED]Where stories live. Discover now