the truth bites.

499 52 18
                                    

CHAPTER O3、

.  .  .  . The truth bites.

No warnings attached.

No warnings attached

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Saat kakinya menjejak masuk kedalam kantornya, udara yang ia hirup memberat. Atmosfer yang mengelilingi mereka terasa sangat tegang, dan kaku. Seakan-akan ikut menyuruh yang hadir didalamnya juga bersikap seperti itu. Kaku dan di selimuti ketegangan tidak jelas.

Kantornya—atau markasnya dipenuhi dengan suara bisik-bisik kecil, atau alas sepatu yang beradu dengan lantai, sesekali suara telepon berdering. Mingyu, tetap melaju, mengerakkan kakinya kearah lift yang tertutup. Bergegas untuk naik keatas, menemui rekan kerjanya, membicarakan penemuan hyungnya yang terbaru. Yang pasti, bukan lain adalah Wonwoo-hyung. Dia memang, begitu handal dalam melacak seseorang, mencari bukti, dan hal lain yang sekitaran disana. Sedangkan Jihoon-hyung sendiri lebih unggul dalam hal meretas, teknologi komputer dan lain-lain.

Mingyu sendiri? Pekerjaan yang membutuhkan otot memberinya peluang besar disana.

—  +

Mingyu membuka pintu yang memisahkan antar dirinya dan kedua rekan kerjanya, dirinya masuk, setelah memberi sidik jarinya pada mesin kecil yang tertempel di dinding. Demi membuktikan bahwa dirinya sudah masuk, dan tidak terlambat.

Mingyu memang tidak terlambat, hanya saja kedua rekannya ini terlalu cepat tibanya.

“Kim Mingyu!” satu orang menyalak dengan tidak sabaran, mematikan sepi yang mengisi ruangan kantor mereka, yang juga menyebabkan Mingyu terlonjak kaget.

Mingyu menghela nafas kasar, pandangannya ia tajamkan—terlihat satu presensi lelaki yang tingginya lebih pendek dari biasanya, melipat tangannya. Kepalanya agak ia angkat, kedua alisnya hampir menyatu. Ia merengut.

“kemana saja kau?” katanya, dengan nada yang menusuk—bagai serpihan kaca, menusuk dan tajam. Mingyu memasang cengiran bodoh, Lee Jihoon—seniornya memandangnya lelah.

“maaf hyung, tadi aku menemani seseorang makan—sarapan.” masih dengan cengiran idiot, ia kembali melangkah, menuju mejanya yang tidak jauh-jauh dari rekan-rekan setianya. Jeon Wonwoo dan Lee Jihoon.

Wonwoo mendengus, “siapa? Kecenganmu yang baru?” senyum miring terlukis pada wajah Wonwoo yang lelah, kacamatanya melorot, kantung matanya tertambah. Wonwoo benar-benar acak-acakan hari ini. Pasti telah kerja mati-matian mencari target mereka yang baru, bos mafia yang sedang memasuki masa kejayaannya, yang berarti—harus cepat cepat mereka binasakan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 27, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DEEP IN SHIT. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang