Chapter 1

686 73 7
                                    

Bekerja sebagai seorang IT disebuah perusahaan e-commers ternama di bangkok tidak terlalu menyenangkan. Tidak menyenangkan dalam artian bukan karna pekerjaannya, melainkan para karyawanan disana. Keberadaanku mungkin sangat penting dibutuhkan, hanya saja dalam pergaulan tidak ada yang ingin dekat dengan ku. Yah, berhubungan dengan ku hanya ada butuhnya saja. Biasanya mereka akan memanggilku karna komputer mereka mendadak lemot karna terserang virus atau yang lain. Bahkan hal terkecilpun harus seorang IT yang membetulkannya.

Seperti jaringannya tidak tersambung. Padahal hanya tinggal di ON kan saja tools sambungan internetnya. Kenapa harus IT yang melakukan hal itu. Beda halnya jika ia sudah mencoba dan tetap tidak bisa, memanggil orang IT sangat tepat. Terkadang mereka hanya malas untuk melakukan hal hal kecil seperti itu. Atau mereka memang tidak suka dengan kehadiranku.

Bahkan di departmen ku sendiri, aku yang paling diandalkan. Apa-apa pasti aku yang dipanggil. Entahlah, menurutku yang penting aku tetap bisa bekerja dan menghasilkan uang yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan masa depan dengan orang yang ku cintai.

Kalian jangan tanya siapa orang yang ku cintai, tentu saja jawabannya tidak ada. Hahahaha.. melihat orang lain bereaksi tidak menyukai kehadiranku, membuatku menutup diri untuk hal itu. Yah, saat ini sendiri lebih baik.

Kenalkan aku adalah orang yang tidak terlihat SIngto Prachaya. Lahir pada dua puluh tujuh tahun silam di sebuah perdesaan yang jauh dari kota bangkok.

Mari kita ulangi lagi, kali ini adalah hari dimana aku berangkat kerja lagi. Aku berjalan dari dorm yang tidak terlalu jauh dari kantor. Ya kira-kira sekitar 2 km. Jalan kaki cukup lah bagiku untuk menuju kantor hitung hitung olah raga pagi.

Disinilah orang pertama yang tidak mengenaliku pada saat ku menginjakan kaki di gedung kantor. Mereka adalah security. Aku sudah empat tahun bekerja diperusahaan ini tapi mereka satu pun tidak mengenalku. Bayangkan saja, ketika aku melewati plang pintu masuk. Security menghentikan langkah ku dan meminta cek kartu identitas. Miris sekali bukan hidupku.

Oh iya, aku lupa mendeskripsikan tampilan diriku. Aku adalah orang yang tampan (bagiku) tapi tidak tau bagi orang lain. Badan ku sedikit berisi dalam artian perut yang terlihat agak maju. Hahahaha.. rambut ku juga agak acak-acakan lebih ke ikel sih ya. Memakai kacamata kotak dengan frame warna hitam yang memberikan kesan culun tapi ini tampan bagi ku. Terlihat sangat cool.. dan kulit ku juga agak gelap. Ya seperti kulit kulit sawo matang gitu. Ya, kira-kira begit. Semoga kalian bisa membayangkan sendiri ya.

Oke balik lagi ke laptop.

Iya bener ke laptop, karna aku sudah di meja kerja. Sebenernya sih kerja pake PC tapi entah kenapa sudah ada laptop di meja kerja ku dan tertulis note disana

“mohon bersihkan virus yang ada dilaptopku”

ya, hal begini sudah biasa bagiku. Membersihkan virus yang berada di barang pribadi karyawan disini. Mereka digaji dan mendapatkan uang, laptopnya yang bermasalah tapi malah dilempar ke aku. Mungkin kalo aku jadiin bisnis bisa kaya mendadak kali ya. Sayangnya tidak bisa, yang ada malah makin menderita ku didalam sini. Sudah cukup dengan tidak dianggapnya diriku oleh mereka.

*****

“bi, seperti biasa ya” ucap ku

“seperti biasa apa? Orang banyak yang beli disini. Mana mungkin aku ingat” ucap bibi yang menjual makanan di kantin kantor

One DayWhere stories live. Discover now