"Sesuatu yang memiliki dua sisi, yang memiliki keistimewaan tersendiri. Keistimewaan yang memberi cerita, kebahagiaan, bahkan rasa sakit"
Gadis itu menghembuskan nafasnya perlahan dan tersenyum kecil. Alunan musik terdengar mengisi keheningan. Ia sendiri disini, dikamarnya. Membayangkan sesuatu yang kemudian membuatnya tercenung.
Ia menggelengkan kepala mencoba menghapus semuanya. Bertanya pada diri sendiri dan kemudian merutuki perbuatannya,
"I like him" gumamnya. Kedepannya, gadis dengan brown hair dan mata bulat itu percaya, kalau jodoh nggak akan kemana mana. Klise.
Setidaknya sadarilah satu hal, dimasa kini jodoh sih mungkin nggak kemana mana, yang ada itu tukang tikung alias pelakor yang merajalela, ups.
"Nak, turun kebawah ada yang mau papa bicarakan!" suara pria paruh baya terdengar dari luar kamar. Tersentak, ia bangun dari tempat tidur dan berjalan cepat keluar kamar. Seorang pria paruh baya terlihat memijat keningnya, duduk disofa ruang keluarga rumahnya. Gadis itu bergegas menuruni tangga dan menemuinya.
"Ada apa pa? "
"Mama dan papa akan bercerai, papa rasa sudah tidak ada lagi harapan untuk kami kembali seperti semula" ujar sang ayah pelan.
Suara ayahnya yang biasa penuh Wibawa ini terdengar aneh, gadis itu tahu ayahnya menanggung banyak masalah karena ibunya.
Ia menghembuskan nafas pelan.
"Mulai besok kita pindah dari sini".
Gadis itu terbelalak kaget, kalau memang seperti ini yang dituliskan untuknya, kenapa ia merasa terlalu cepat?
YOU ARE READING
DU (SLOW UPDATE)
Teen FictionCover by @aagabay "Jadi???" Shea menatap Var bertanya, "Jadi yaa, kita jadian" "Huft, bayangan gue kejauhan, dia bahkan nggak nyimpen perasaan ke gue sama sekali. Dia mungkin cuman nganggep gue temen biasa. Apa gue terima Erick aja yaa?" batin gadi...
