25%

2.9K 107 0
                                    

"Apa maksudmu?" -hanu

"Pikirkan, aku atau kakak itu?" -ai

Sebelum hanu menjawab pertanyaan ai, ai langsung pergi ketempat dia bersama rama sebelumnya. Melewati wanita yang tadi bersama hanu. Wanita itu tersenyum sinis kearah ai yang tidak diperdulikan ai.

"Rama, ayo pulang" -ai

"Eh..eumm.. baik, ayo" Rama menggandeng tangan ai dan berjalan keluar cafetaria tersebut. Membuat hanu yang sedang melihatnya dibakar api cemburu.

Kalian boleh berfikir hanu bodoh

Ya

Lelaki melarang wanitanya cemburu. Tapi dia selalu cemburu pada wanitanya itu.

Skip--
Mobil..

Dimobil rama, keduanya saling terdiam. Rama bingung dengan sikap ai sekarang. Apa yang terjadi padanya? Kira-kira begitulah pertanyaan yang saat ini berada dipikiran rama.

Ai menatap kaca mobil dengan sendu. Diluar sedang dingin, tapi kenapa hati dan otaknya panas.

"Ai" rama memberanikan diri untuk memanggil ai.

"Ya?" -ai

"Kau punya masalah dengan kakakmu?" -rama

"Eoh..sedikit" -ai

"Hmm.."
"Mau bercerita?" -rama

"Eh..ti..tidak." -ai

"Yasudah, tapi jika kau perlu sesuatu, kau bisa menghubungiku. Eh, maksudku, kau harus menghubungiku." -rama

Definisi kekasih yang baik

Oh ayolah, siapa yang tidak mengenali rama? Dia tampan, selebgram, pintar, dan seolah dia adalah pria sempurna dimata para kaum hawa.

Rama, kenapa aku tak menyukaimu saja -ai

"Terimakasih" -ai

Rama mengantar ai pulang kerumahnya, lalu langsung melesat pergi pulang juga.

Ai langsung masuk kamar dan menutup pintu dengan keras, lalu segera menguncinya. Dia ingin sendiri. Untung saja ibu dan ayah nya sedang tidak ada dirumah. Jika iya, maka ai harus bersiap untuk diberi 1001 pertanyaan dari kedua orang tuanya tersebut.

Ai melempar tasnya asal lalu segera menjatuhkan diri keatas kasur dengan posisi tengkurap. Dia ingin menangis, tapi untuk apa? Hanu? Huh.. dipikir, ai saja sedang malas memikirkannya. Bukankah dari awal sebenarnya hubungan ini memang salah?

"AIII" Sebuah teriakan membuat ai semakin malas. Lelaki itu pulang, Hanu.

Tok tok tok!!

Sepertinya kakak lelaki nya itu mengetok pintu dengan tidak sabaran. Tapi apa peduli ai? Dia tetap saja bertahan pada posisinya seperti orang tak bernyawa.

Ya Tuhan, jaga ucapan kalian.

"AI AKU BISA JELASKAN"
"TOLONG BUKA PINTUNYA" -hanu

"AKU INGIN TIDUR"
"KAU TAU CARA BERBALIK BADAN KAN? LAKUKAN DAN PERGILAH" -ai

Menyerah? Tentu tidak

Hanu terus saja menggedor pintu kamar ai berharap gadis itu membukakan pintu untuknya.

Apa hanu tuli? Tidak

Dia tau ai hanya sedang kesal dengannya, dia maklum karena ai belum mendengar penjelasannya. Namun, sekelebat pertanyaan lewat dipikirannya.

Apa aku tadi mengacuhkan ai?

Apa aku keterlaluan?

Apa makanan tadi sudah kubayar?

Hanu menyerah dan memilih kembali kedalam kamarnya. Dia harus menyusun kata-kata untuk menjelaskan hal ini kepada ai.


Drrrrtt drrrrrttt!

Handphone hanu bergetar tanda ada yang menelfon. Hanu segera mengambil handphone nya dan dapat terlihat nama si penelfon,



Naita♡  is calling...



Apa yang kalian pikirkan?

Hanu bersalah?






"Dear, apa besok kita jadi pergi?"









Jelas saja kalian berpikir hanu pasti salah..
















Tbc


Hwhw,
Q sedang suka dengan masalah
Hwhwhwhwhwhwhwhw....

Tamatin work ini kapan2 sj ya:)

Wkwk, yg baca tp g vote?

Positif thinking, tangannya buntung jd g bs buat vote dan cm bs baca serta slide pake jempol kaki. Positif thinking gaes😃

😙😙

He Is My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang