39%

4K 133 3
                                    

-AMERIKA-

Gadis bermantel hitam tengah menelusuri berbagai jalan. Setelah meletakkan barang bawaannya dihotel tempat ia tinggal selama di Amerika, dirinya memilih untuk mengenal Amerika lebih luas lagi.

Ruko-ruko berjejer rapi dipinggir jalan, banyak orang berlalu lalang bersama keluarga, teman, atau pasangannya. Dia jadi ingat sang kekasih. Kekasihnya yang belum mengirim kabar sampai saat ini.

Ai kembali mengecek ponselnya. Nihil. Tidak ada notifikasi dari pacar disana. Mungkin hanya pesan tidak penting yang masuk kedalam ponselnya. Memasukkan kembali ponsel itu kedalam tas kecil, Ai kembali melanjutkan jalannya.

Kali ini, kakinya melangkah menuju tanah kecil yang jarang dikunjungi, sebuah tempat sepi dengan dihiasi banyak sekali burung merpati yang tinggal disepanjang jalan. Menambah kesan 'indah' pada tempat ini.

Ai berjongkok ditengah-tengah tanah itu. Bermain dengan burung merpati yang sedang mematuk tanah, mencari makanan, mungkin.

"Hallo merpati. Aku ai, pindahan dari Indonesia. Datang kesini untuk belajar, lalu mengenalmu." Monolognya sambil mengambil seekor merpati putih lalu mengelus punggung burung itu.

"Kau tau? Aku sedang merindukan seseorang. Orang yang sedang hilang tanpa kabar." Seolah tau ai sedang bersedih, merpati tadi melihat mata ai dengan pandangan bertanya.

"Entahlah, aku pun tidak tau dia kemana. Padahal kemarin adalah hari terakhirku bersamanya di Indonesia."

Hening melanda. Burung-burung yang tadinya berada disekeliling ai kini berterbangan entah kemana. Dan entah karena apa, tubuh ai seperti diangkat oleh seseorang lalu dijatuhkan dipangkuannya. Tangan orang itu memeluk tubuh kecil ai.

Menjerit kecil, ai memukul lengan orang yang dengan seenaknya menggendongnya itu. Gadis itu takut sekarang.

"Aw.. aw.. sayang, hentikan! Sakit." Ai mendongak. Menatap wajah pria yang sedang memangkunya. Dia pria yang dicarinya.

Hanu.

"Kak hanu." Gadis itu memeluk tubuh hanu sambil menangis. Hanu yang terharu juga balas memeluk kekasihnya itu. "Aku rindu."

Mencari kenyamanan didada bidang hanu. Ai sedang melakukannya. Masih dengan menangis.

"Hei, sudah-sudah! Aku kesini bukan untuk membuatmu menangis, bodoh!" Hanu memeluk tubuh ai lebih kuat. Dia juga rindu. Ternyata memberi kejutan untuk kekasihnya ini memerlukan hati yang kuat untuk menahan rasa ingin bertemu.

"Kau kemana saja?! Aku mencarimu. Hiks.." ai memukul dada hanu kesal. Masih dengan menangis tentunya.

"Ah sayang, kau tau? Aku mempersiapkan ini dengan tiba-tiba. Memesan tiket pesawat dengan secepatnya. Mencarimu dipesawat dengan susah payah. Kau tidak sadar? Tadi aku duduk dibelakang kursimu. Melihatmu mwmbuang suratku, ah itu menyakitkan. Kau ini memang tidak peka." Hanu mengomel sambil mencium pucuk kepala, leher, dan pundak gadis yang berada dipelukannya itu.

Burung-burung merpati datang kembali menemani mereka berdua yang tengah dimabuk asmara.

"Bagaimana kau bisa menyusulku?"

"Sudah kubilang tadi."

Sunyi, burung-burung berhenti mematuk. Hanu menatap mata ai yang masih basah karena tangisan tadi.

"Ai!"

"Apa?"

"Ayo kita tinggal disini, bahagia disini, dan menjalani hidup baru disini."







End

Endingnya g ngefeel? Ya maap ferguso gue gapinter buat ginian. Epilog? Y

Kalo gue buat lapak baru, kalian mau baca g?


He Is My Brother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang