27

8.7K 1.6K 273
                                    

Quot of the day

Jika ada orang - orang sedang julid pada kita, anggap saja Tuhan sedang melimpahkan berkah dan kasih sayangnya padamu.
💃💃💃💃💃

Windy berdiri terpaku menatap Joni yang wajahnya terlihat lelah dan merana. Seketika rasa takut dan perasaan bersalah bercokol di harinya.

Tubuh Windy limbung ketika penyakit mental mulai menguasainya. Memiliki orang tua yang hanya bisa mendikte, menghakimi, dan menyalahkan tanpa mau memberi penguatan saat anak - anak mereka terjatuh, membuat Windy kehilangan rasa percaya diri alias minder akut. Ia menjadi merasa mudah panik setiap kali menemui masalah dengan orang - orang disekitarnya.

Meskipun ia telah berjuang keras melawan rasa takut dan cemas tersebut dengan bersembunyi di balik sosok Windy si pemilik salon yang terkenal dengan kualitas pelayanannya. Tetapi di saat - saat tertentu rasa takutnya itu kembali hadir. Padahal ia sudah berusaha menghindari semua masalah dengan memciptakan zona nyaman yang sengaja ia bangun demi ketenangan hidupnya.

Dipaksa menikah, mendapat suami yang tidak bisa memberi dukungan dalam perjuangannya dan ibu mertua yang menyebalkan. Paket lengkap yang membuat kondisi Windy semakin parah saja. Padahal ia selalu mengalami kegelisahan jika ada pihak - pihak yang mengusik kehidupannya.

Seperti saat ini ketika dirinya bertemu Joni. Karena perbuatan Ino anjing peliharaannya.  Tanpa sengaja ia telah membuka aib yang memalukan dalam rumah tangga Joni.

"Ma.... Ino udah selesai mandi. Sekarang Ino harus di apakan?" Tangan kecil Wiku yang menggoyang tangan Windy, menyadarkannya dari rasa takut. Bocah lelaki itu berhasil membuat Windy menemukan kembali keberaniannya.

Windy mencoba tersenyum ke arah Joni. "Kita ke dalam Jon! Tapi tunggu aku mengeringkan Ino dulu ya!"

Joni mengangguk setuju. Kemudian ia berjalan mengikuti Windy dan Wiku yang sedang menggendong anjing peliharaan windy.

Windy sengaja membuat jeda agar ia bisa memikirkan jawaban yang tepat saat Joni menginterogasinya nanti.

"Mas Wiku, Mama bisa minta tolong untuk mengeringkan Ino kan? Kita pake ini."
Windy menunjukkan hairdryer yang ia beli khusus untuk mengeringkan rambut Ino sehabis mandi.

"Waw! Ternyata Ino memakai alat itu juga ya? Ma."

"Iya! Mas Wiku keringkan rambutnya Ino ya. Tapi tangan mas Wiku dilap dulu pakai tisu."

Wiku mematuhi perintah Windy. Setelah memastikan tangan dan kakinya sudah kering, Windy pun memasukkan kabel ke colokkan listrik.

Sebelum menemui Joni, Windy mengingatkan Wiku."Kalau sudah selesai, nanti panggil mama ya! Mas. Supaya Mama yang mencabut kabelnya."

"Iya Mama."

Windy mengusap pelan pipi Wiku kemudian beranjak untuk menemui Joni yang duduk lesehan di ruang tamu.

"Aku tidak menyangka ternyata kamu beneran serius sama Pak Wisnu." Joni terkekeh melihat interaksi antara Windy dan Wiku barusan.

An Annoying Windy Diary's (End) 🌷Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang