26. Die In His Hands

10.7K 489 20
                                    

Bryan terbangun saat ayahnya berbisik di telinganya disusul sebuah kecupan di pelipisnya.

"Thank you..." itu yang Bryan dengar.

Alis Bryan berkerut. Dia membuka matanya perlahan dan menemukan mata ayahnya yang mengeluarkan sorot bersalah dan khawatir.

"How's your feeling?" Tanya Dario.

Bryan bergerak dan mengerang kecil.

"Sedikit sakit. Dan sepertinya akan bertambah menjadi pegal..." ujar Bryan sambil terkekeh kecil.

"Masih bisa bercanda. Aku hampir mati cemas karenamu Bryan!" Ujar Dario.

"Sorry Dad. Aku juga tidak menyangka panah itu akan mengenaiku."

"Kamu itu sudah tertidur selama empat jam walau seharusnya kamu tidak tertidur selama itu."

"Sesuatu mengenaiku selain panah itu Dad..."

Bryan melihat mata ayahnya sedikit melebar karena, terkejut.

"Dimana?" Sang ayah bertanya.

"Bawah telinga kananku. Entah apa itu, yang jelas rasanya seperti sesuatu menusukku, rasanya menyakitkan tapi, setelahnya aku tidak ingat apa-apa lagi.."

Dario mengangguk. Dia mengusap rambut Bryan. Caroline datang dan berdiri di sebelah Dario.

"Maaf Mom." Ujar Bryan.

Caroline menggelengkan kepalanya dan mengecup pipi Bryan.

"Terima kasih..." gumamnya di telinga Bryan.

Bryan terkejut. Belum selesai dengan itu, Ares datang dan mencium pelipisnya cukup lama.

"Terima kasih sudah menyelamatkan putraku..." bisik Ares.

Bryan mengernyit. Dia bangkit dari posisinya dan dengan segera Dario membantunya. Bryan duduk di atas ranjangnya. Dia menatap ketiga orang di ruangan itu dengan tatapan jengkel.

"Kalian bertiga menyebalkan!" Ujar Bryan.

Ketiga orang itu menatap heran ke arah Bryan. Bryan mengangkat tangan kanannya dan menunjuk Dario dengan jari telunjuknya.

"Dad berterima kasih padaku saat aku terlelap..." dia beralih menunjuk Caroline.

"Mom, mengucapkan terima kasih padaku juga..." lalu, dia menunjuk Ares.

"Grandpa juga sama..."

Bryan melipat tangannya di depan dadanya.

"Kalian ini kenapa? Dad itu ayahku, jelas saja aku menyelamatkannya. Apakah itu hal aneh buat kalian??? Atau kalian menganggapku orang asing?"

Bryan menggerutu kesal. Emosinya tiba-tiba saja naik dengan cepat dan membuat Dario, Caroline dan Ares terkejut. Bryan mengatur napasnya yang berantakan. Dia masih merasa kesal. Dario melingkarkan tangannya di dada Bryan dan sebelahnya lagi dia letakan di kepala Bryan. Dagunya dia letakan di puncak kepala Bryan.

"Maaf." Ujar Dario.

"Kami bukannya menganggapmu orang asing Ryan. Tapi, wajar kan kalau kami berterima kasih padamu. Kamu masih muda tapi, kamu berani menyelamatkan aku Ryan. Aku patut berterima kasih dan berbangga hati memiliki putra sepertimu." Lanjut Dario

"Seperti Dad tidak akan melakukannya saja! Dad juga pasti akan melakukannya kalau grandpa dalam bahaya dan Dad mengetahuinya. Iya kan?"

"Hn. I will..."

Bryan diam. Dario masih berada di posisinya, tidak berubah sampai deru napas Bryan kembali tenang.

[KDS #3] Ma Belle CibleWhere stories live. Discover now