1st. Chapter 21

802 124 43
                                    


Ending Story

.

.

Jiyeon tersenyum lebar menatap pantulan dirinya di cermin. Dress biru muda sepanjang lutut dengan kerah sabrina membalut tubuh rampingnya. Make up tipis yang bahkan tak mampu menutupi lingkar hitam di bawah mata, juga lipstik yang jika di perhatikan tampak tidak rata. Sepatu hitam setinggi lima senti membalut kaki jenjangnya. Di tambah sling bag hitam tersampir di bahu kiri.

" Myungsoo pasti akan terpesona padaku " Gumamnya tersipu.

Di ambang pintu, nyonya Park memperhatikan putri sulungnya dengan tatapan sendu. Dadanya sesak melihat Jiyeon yang di rasa semakin kurus tiap harinya. Perempuan itu selalu berdandan sepanjang waktu, dan berdiri di depan cermin berjam-jam. Mengagumi diri sendiri, atau sekedar mengoreksi kesalahan dalam penampilannya. Yang nyatanya tak pernah rapi seperti biasanya.

" Mau kemana, Ji? " Tak tahan, nyonya Park bertanya sembari berjalan mendekati sang putri. Jiyeon semakin melebarkan senyumnya ketika menemukan sang Ibu berada di kamarnya.

" Kencan bersama Myungsoo, Bu! " Sahutnya semangat.

Nyonya Park memegang dadanya yang seketika sesak. Putri sulungnya itu terlihat sangat bahagia ketika membahas apapun soal Kim Myungsoo. Dan hal itu menyebabkan wanita paruh baya tersebut semakin merasa bersalah. Dengan menahan sesak, beliau tersenyum hangat dan melangkah menghampiri putri sulungnya.

" Memangnya kalian mau kencan kemana? " Tanya beliu lembut sembari mengusap pelan kepala Jiyeon. Tersenyum, perempuan itu berbinar dan mulai menceritakan rencana apa saja yang akan di laluinya di kencan hari ini.

Setiap kalimat yang terucap dari sepasang bibir sang putri, terasa bagai ribuan jarum yang menusuk dada. Nyonya Park tidak sanggup mengambil keputusan tepat untuk sang putri, sementara Jiyeon tidak sanggup menahan beban yang terlalu menyesakkan untuk di rasakannya. Hingga membangun sendiri apa yang menjadi keinginan hatinya.

" ... Kami juga akan mengundang adiknya saat pesta pernikahan. Tapi sebenarnya aku tidak suka jika dia datang Ibu. Haeryung akan mengacaukan pesta pernikahanku, jadi sebagai jalan tengah kami hanya akan mengundangnya saat pesta dan tidak ketika pemberkatan "

" Memang kalian sudah merencanakan pernikahan? "

Jiyeon terdiam mendengar pertanyaan pelan dari sang Ibu. Perempuan itu seolah tersadar bahwa pembahasan mengenai pernikahan belum sejauh itu. Myungsoo hanya mengatakan, jika menikah nanti mereka akan menempati apartment lelaki itu untuk sementara, selagi mencari rumah yang nyaman untuk mereka berdua.

Nyonya Park memaksakan senyum dan mengusap lengan putrinya lembut.

" Tidak apa-apa. Kalian masih bisa membahasnya nanti 'kan. Sekarang... apa yang akan kau lakukan? "

" Aku harus tidur, Bu. Besok Myungsoo mengajakku menghadiri acara pernikahan teman sekolahnya dulu "

Wanita paruh baya tersebut mengangguk, masih dengan senyuman. Membimbing Jiyeon menuju ranjang yang penuh dengan tumpukan baju bersih yang keluar dari lemari karena persiapan Jiyeon tadi. Beliau mengambil alih tas milik Jiyeon, dan ketika sang putri telah berada dalam psisi nyaman untuk tidur. Nyonya Park melepas sepatu yang membalut kaki Jiyeon, untuk kemudian merapikan selimut agar menutupi setengah badan anak gadisnya.

" Tidur ya... " Ucap beliau lembut sembari mengusap-usap surai sang putri hingga terlelap.

.

.

Story Of Us ( ON HOLD )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang