1

9.8K 633 50
                                    

Rapat penting itu mendadak kacau karna suara ledakan bom di luar gedung yang begitu keras membuat semua orang yang mengikuti rapat itu menjadi panik dan khawatir. Semua orang berdiri dan melirik dengan raut wajah tegang pada seseorang yang kini masih setia mendudukan dirinya, mereka ingin berlari keluar untuk menyelamatkan diri mereka tapi orang itu masih di sana, diam tak bergeming sama sekali seakan keadaan di luar gedung yang kini bising akan suara ledakan serta tembakan tidak membuatnya takut.

Brakk

Pintu ruang rapat itu terbuka lebar, semua bodyguard dan aparat kepolisian masuk untuk mengamankan orang-orang didalam sana, salah satu bodyguard mendekati pria tadi yang kini sorot matanya berubah menjadi dingin dengan kedua tangan yang terkepal erat, membuat bodyguard itu menunduk takut. Sementara beberapa orang lainnya sudah di evakuasi ke tempat yang aman.

"Sajangnim, anda---"

"Apa Jungkook juga ikut mengamankan keadaan disini?"

Bodyguard itu melirik sekilas kearah pria tadi, tidak berani bersitatap dengan iris tajam milik atasannya, "Ya, sajangnim. Jungkook-nim kini ada di lantai bawah."

Pria paruh baya itu seketika langsung berdiri dari duduknya, hingga beberapa bodyguard yang ada didalam ruangan itu langsung sigap pada tempat mereka masing-masing. Mereka semua menunduk saat pria itu melangkahkan kakinya keluar dari ruang rapat dan dengan cepat mereka mengikuti langkah atasan mereka.

"Cari Jungkook sekarang! Dan bawa bocah itu untuk menghadapku!!"

"Baik sajangnim!!"

Pria itu mengusap wajahnya kasar, iapun pergi mengikuti salah satu bodyguardnya yang membawanya ke lokasi evakuasi. Mengabaikan beberapa bawahannya yang langsung menunduk sopan saat menyadari kehadirannya disana.

Sementara itu,

Pemuda manis ini terus mengarahkan pistolnya untuk membalas setiap tembakan yang mengarah padanya, jas hitamnya penuh dengan noda dan sesekali ia akan menghubungi seseorang menggunakan earphone yang ada di telinga kirinya.

"Sial!! Sebenarnya apa mau mereka?!" Gerutu pemuda itu, Kim Jungkook. Matanya menelisik ke setiap penjuru gedung, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah seringai saat matanya menemukan salah satu anggota teroris bersembunyi dibalik pilar gedung hingga akhirnya ia dengan cepat berlari untuk mengejar sosok yang sedari tadi menjadi incarannya.

"Yak!! Berhenti!!" Sesekali Jungkook akan menembaki orang itu dari belakang dan mendesis kesal saat orang itu berhasil menghindar dari tembakannya.

"Brengsek!! Kenapa larinya cepat sekali?" Jungkook menghentikan larinya saat ia sadar jika dirinya mulai kehilangan jejak orang itu. Napasnya memburu bahkan peluh pun sudah mengalir dari pelipisnya.

"Jungkook-nim!!"

Jungkook menoleh, menautkan alisnya heran saat mendapati Hoseok berlari kearahnya. "Ada apa hyung?"

"Sajangnim... hhhh.. dia mencarimu."

Seketika Jungkook langsung menelan salivanya kasar, desahan berat tanpa sadar keluar dari mulutnya. "Hhh.. pasti aku akan dimarahi lagi." Lirihnya lesuh.

Hoseok terkekeh pelan mendengar perkataan Jungkook, pria itu mengusak surai arang milik Jungkook dengan gemas.

"Sudah.. ayo pergi! Sajangnim pasti sudah menunggu."

* * *

"Sudah berapa kali ayah bilang untuk jangan bertingkah seperti seorang bodyguard!! Kau itu putra ayah!! Ayah tidak mau kau terluka, Jungkook!!"

Jungkook menundukkan kepalanya, pipinya mengembung---ciri khas saat Jungkook merasa bersalah---hingga bibirnya mengerucut lucu. Pemuda itu hanya melirik takut kearah pria paruh baya yang kini tengah berkacak pinggang di hadapannya.

FATEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن