Enggak terasa sudah lima hari aku berada di korea dan selama lima hari ini yang kulakukan hanyalah jalan-jalan ke tempat wisata yang ada di korea, korea memang sangat menakjubkan dan tempat yang paling kusukai di korea adalah N seoul Tower atau biasa kita dengar dengan Namsan Tower merupakan menara tertinggi (236 m) di seoul yang berada di gunung Namsan yang terkenal sebagai tempat para pasangan memasang gembok cinta dengan pengharapan mereka tidak akan berpisa. Waah, sungguh romantic, ingin ku melakukan hal seperti itu tapi apalah daya diriku yang jomblo. Aku berharap suatu hari nanti aku bisa melakukan hal seperti itu dengan pasanganku kelak.
Dan saat ini aku dan jimmy sedang menikmati pemandang korea melalau Namsan Tower. Owh iyaa, dua hari lagi akan ada konser BTS, aku sudah tidak sabar menantikannya
***
Setelah dari Namsan Tower aku dan jimmy kemudian berjalan mencari kafe, namun kami melihat banyak orang yang sedang berkerumun,
'apa ada yang kecelakaan ?' penyakit kepoku muncul jadinya kami mendekat kearah keramaian itu, ternyata ada idol tapi aku penasaran itu siapa, jadi aku mencoba melompat-melompat dan sampai mencoba untuk menerobos.
Ternyata itu Jeon Jungkook, dia mungkin lagi tercyduk fans lagi pengen beli kinder joy mungkin soalnya tempat keramaian ini berada di depan supermarket alhasil banyak yang mengurumuninya.
Aku mencoba keluar dari kerumunan itu tapi orang di belakangku malah mendorong-dorongku hingga aku seperti terlempar ke arah Jungkook.
“Astaga” teriakku, tapi dia menahanku dengan kedua tangannya menahan pundakku agar tidak menabraknya.
“apa kau tidak apa-apa ?” aku menundukkan kepalaku saat dia menanyakan keadaanku.
“Terima kasih, aku tidak apa-
apa” aku menjawab dan masih tetap menunduk kemudian menutup wajahku dengan seblah tanganku, karna aku masi berpikir dia mungkin mengenalku orang yang pernah meneriakinya bodoh.
Aku langsung pergi dan mencoba keluar dari kerumunan itu, kulihat jimmy masi berdiri santai dekat kerumunan. Aku mendekatinya
“jadi siapa ?’ Tanyanya
“Jeon Jungkook” kami berjalan sambil bercerita
“santai banget jawabnya, itukan bias lo. Apa jangan-jangan lo masi mikir kalau dia masih ingat soal kejadian waktu itu ?"
“lo kalau nebak, suka bener yaa”
“yaelaah udah dibilangin juga, dia itu nggak mungkin ingat sama orang yang ketemunya hanya sekilas”
“iya iyaa tadi gue cuman reflex pengen lari aja. Tapi ini udah kedua kalinya gue ngelihat dia aaaaaaaa dia sangat tampan” aku berteriak kegirangan
“tadi ketemunya, baru sekarang lo teriak”
“ehm jim, kita di mananih dari tadi kita jalan tapi nggak tau tujuan kita ke mana. Kita nyasar jim, kita nyasar”
“ya elah labil banget jadi orang tadi sok nggak peduli terus teriak sendiri sekarang lo cemas karna nyasar. Lo nggak bakal nyasar kalau ama gue, gue hafal tempat ini”
Aku jadi dimarahan oleh jimmy, tapi lebih baik dia memarahiku dari pada dia mesti memukul belakang kepalaku karna bisa-bisa aku bakal geger otak kalau tiap hari di memukul kepalaku.
***
ini sudah jam Sembilan malam dan kami baru sampai di apartemen.
“ah aku lapar” keluhku
“ha lapar, perasaan tadi lo habis makan jajangmyun”
“iaa jajangmyun doang nggak pake nasi”
“makan lo aja banyak, tapi nggak gemuk-gemuk” aku hanya mengabaikannya.
aku langsung berjalan ke dapur ingin memasak ramen, dari dapur aku berteriak “ jimmy, lo juga pengen makan ramen ?”
“nggak, lo aja” jawabnya.
Setelah ramenku masak aku memindahkannya di mangkok kemudian mencampurinya dengan nasi, dan memakannya dengan menggunakan sendok sejujurnya aku juga tidak pandai menggunakan sumpit.
Walaupun sekarang aku tinggal dikorea tapi namanya kebiasaan itu sulit di hilangkan. Tidak seperti orang korea yang memisahkan nasi dengan lawuk lawuknya di piring yang berbeda, kebiasaan orang Indonesia mencampuri nasi dan lawuk-lawuknya dalam satu piring.
Jimmy menghapiriku yang sedang makan di dapur.
“apa tabungan lo masih ada ?” tanyanya
“masih kok, emang kenapa ?” tanyaku
“besok kita pergi belanja”
“belanja apaan ?” tanyaku dengan heran
TBC
