Ke-Dua~Kisah Lalu

10.7K 893 13
                                    

Author pov


Udara dingin pagi di kawasan puncak Bogor membelai lengan telanjangnya. Sonja berlama-lama mengamati sepasang sejoli yang tidak berhenti mengukir senyum sembari menerima ucapan selamat. Tapi dia yakin sebentar lagi senyum itu akan segera lenyap.

Dengan ketenangan yang selama ini dilatihnya, Sonja melangkah membelah pesta. Mengabaikan tatapan para tamu undangan yang melihatnya tanpa berkedip. Menatap heran karena black maxi dress yang dikenakannya begitu kentara diantara dress code putih untuk para undangan.

Senyumnya terpasang sempurna ketika mendekati kedua mempelai. Berbanding terbalik dengan senyum mereka yang perlahan surut.

"Happy wedding for you both, hope your marriage full of blessed and love", katanya dengan senyum manis.

Sonja memecah keterkejutan keduanya dengan memeluk sang pengantin wanita.

"Finally we know who is the winner. So, congrats!"
Sonja tahu dibalik punggungnya para tamu undangan menatap tak lepas dari interaksinya dengan sang mempelai.

Pelan, dia kembali berbisik,"And happy pregnant to you. I believe your kiddo so happy right now, in his parents wedding, right?"
Sonja mengusap pelan perut Arimbi dengan telapak tangannya yang dingin.

Detik ketika dia merasakan tubuh Arimbi membeku, dia tahu informasi dari Emma tidak salah.

...

"Kau tidak datang ke pesta mantan tercintamu saat sma itu?", tanya Emma ketika mendapati Sonja masih berkutat dengan pekerjaan.

"Berhenti mengarang, kalau dia indah takkan jadi mantan"

"Well, spesial kalo gitu, karna dia laki-laki satu-satunya yang memutuskanmu. Setelah berselingkuh, kalo boleh kutambahkan"

Sungguh, Sonja sudah lupa dengan kisah SMA nya itu. Terlalu lama untuk diingat. Tapi ya, apa yang dikatakan Emma tadi memang benar. Brian adalah laki-laki bodoh yang berani berselingkuh dan memutuskannya untuk wanita yang begitu jauh berbeda darinya. Dan Hell! Hubungan mereka begitu langgeng sampai pernikahan yang akan diadakan besok pagi itu.

"Mau dengar hot secret dariku? Mungkin bisa mengobati luka hatimu"

Sonja mengabaikan hiperbola Emma. Wanita itu tahu persis dia tidak sakit hati. Tidak pernah sampai sekarang. Egonyalah yang terluka. Dan baginya itu jauh lebih penting daripada masalah hati.

Dia baru saja akan beranjak tidur ketika Emma berkata lirih.

"Dia hamil"

"WHAT!", dia membatalkan dirinya yang akan bergelung di kasur.

Arimbi. Wanita yang 180 derajat berbanding terbalik darinya. Adik tingkat yang dua tahun di bawahnya. Terlihat alim dan polos hanya dengan sekali lihat itu. Gadis yang dijuluki malaikat karena keterlaluan baiknya itu.

Hamil?

"Darimana berita bodoh itu? Aku akan sama bodohnya kalau percaya. Keluar kamarku aku mau tidur"

Ditariknya selimut sampai ke bahu sebelum dia bergelung dengan selimut dalam pelukan.

"Nada, kakak iparku. Dia dokter yang memeriksa pelakormu itu"

Sonja tentu akan tertawa keras mendengar kata pelakor yang diucapkan Emma. Tapi dia terlalu bingung dengan fakta yang diterimanya.

Arimbi?
Hamil?

SonjaDonde viven las historias. Descúbrelo ahora