18. akal2an bang fahmi?

Start from the beginning
                                    

Aku meletakkan ranselku di atas meja lalu mengendus kedua ketiakku bergantian.

"Penciuman elu super deh Rein, gue emang ganti parfume, nyobain Zara w/end till 3.00 am punyaannya bang Fahmi, enak lho, elu beli deh, sekalian beliin gue" Kataku sambil mendekati Reynold agar dapat membaui aroma parfume yang melekat di kemeja ku.

"Elu emang cocok jadi model endorse Par, tapi yang gue maksud bukan bau-bau parfume" Reynold menjauhi pundakku.

"Tapi ngomongin soal parfume, gue bingung, kenapa elu suka make parfume lakik deh, elu kan pere, ntar mana ada lakik yang mau sama elu karena bau elu kaya lakik" Lanjutnya lagi.

Aku mencibir.

"Gue gak suka make parfume perempuan, wanginya gak ada yang seger. Biarin aja gak ada lakik yang suka sama gue, kan masih ada elu yang nemenin gue" Aku nyengir ke arahnya.

Reynold merangkul pundakku.

"Ada yang mau sama elu, elunya galak banget, jangan judes-judes jadi pere Par, gue gak bakalan selamanya ada buat elu, kalo penjajakan gue berhasil sama Santi, terus nasib elu gimana dong?"

Kami berjalan melewati perempuan front desk yang tersenyum ke arah kami, Reynold masih merangkul pundakku.

Aku mendongak menatap Reynold.

"Proses penjajakannya emang udah berapa persen Rein? Elu yakin sama Santi? Yang gue denger-denger dia suka manfaatin cowok doang" Kataku pelan.

"Ya kalo gak jadi sama dia, kan masih ada elu" Reynold mengacak puncak kepalaku.

Suara deheman di belakang kami membuatku reflek menoleh ke belakang.

Mataku melebar melihat Chris yang bersender di dinding.

Reynold ikutan menoleh ke belakang, rangkulan tangannya di pundakku terlepas, tubuhnya membungkuk sedikit ke arahku.

"Itu siapa Par?" Bisiknya di telingaku.

"Chris" Balasku berbisik.

"Kok jadi ganteng? Rambutnya udah gak berkonde lagi, ihh cucok lah Par, sesuai tipe elu"

Aku mencubit perut Reynold sampai dia mengaduh.

"Kok masih di sini? Bukannya tadi udah permisi pulang ya?" Tanyaku ke arah Chris yang masih bersender mengamati kami berdua.

"Tadi Fahmi nelpon, katanya lebih baik ngejemput kalian buat diskusiin desain yang udah di setujui, tapi kayanya kalian lagi ada acara ya" Chris berjalan mendekati kami.

Ini akal-akalan bang Fahmi lagi bukan ya?

Memang prosesnya seperti ini? Bukannya kalau klien sudah setuju dengan desain yang di pilih, terus pihak mereka hanya tinggal membuat desain berbentuk 2 dimensi atau 3 dimensi untuk proses kelanjutannya?

"Kita mau makan siang dulu, anda mau gabung?" Reynold melirikku. Aku menggeleng-gelengkan kepalaku pelan, tidak setuju dengan usulan Reynold mengajaknya bergabung.

"Nanti kalau kita udah selesai makan, kita langsung ke kantor anda, gimana?" Tawar Reynold lagi.

Chris mengangguk.

"Elu ikut mobilnya dia aja ya Par" Reynold mendorong pundakku ke arah Chris.

Aku melototi Reynold dengan sengit.

"Gue bawa mobil kok, elu ikut mobil gue aja" Kataku.

"Gue lagi pengen nyetir sendiri, pengen menyendiri dulu" Reynold memberikan alasan yang terlalu di buat-buat.

crush typeOn viuen les histories. Descobreix ara